Senin, 15 Oktober 2012

Pengorbanan sahabat (cerpen)

"Tuhan, aku butuh bantuanmu. Tolong bantu aku!" Terdengar teriakan itu dari belakang bukit. Aku, Ipang, dan wiwid yang sedang mengobrol segera menghampiri suara itu.
Tidak salah lagi itu suara Erlin. "Sedang apa kamu di sini, Er ?" Tanyaku. "Sudahlah. Aku tau kalian sudah tidak pernah peduli lagi tentang semua penderitaanku." Bentak Erlin. "Kami ini sahabatmu! Jika kamu tidak pernah menceritakan apa apa, bagaimana kami bisa membantumu ?" Balas Wiwid. "Aku tak akan menceritakannya pada kalian. Ini urusanku!" Kata Erlin sambil berlari meninggalkan kami. 

.......................................................
#Rumah Wiwid

"Menurutmu, apa yang difikirkan oleh Erlin ya ? Mengapa dia tak mau menceritakannya kepada kita ? Apakah kita sudah dipandang lain olehnya ?" Kata Ipang.
"Mungkin tidak. Dia hanya butuh waktu untuk menenangkan dirinya." Sahut Wiwid.
"hmm.. iya juga. Tapi, aku masih penasaran dengan apa yang ia pikirkan." Kataku.
"Kalau dia sudah siap, pasti ia akan bercerita juga. Kepada siapa lagi dia akan mengadu kalau bukan ke kita ?" Balas Wiwid.
Aku dan Ipang menganggukkan kepala seolah menyetujui.


3Jam kemudian, 

"Wid, kami pulang dulu yaa.." Kataku dan Ipang.
"assalamualaikum.." Kata kami sambil berlalu.

Tak lama setelah aku dan Ipang pergi, datanglah Erlin ke rumah Wiwid.

"Assalamualaikum.." Kata Erlin sambil mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam, eh Erlin ada apa ? Masuk masuk." Kata Wiwid


#Dalam rumah Wiwid

"Ada apa, Er ?" Tanya Wiwid.

"Aku ingin memberitaukan. Bahwa orangtuaku sudah tidak menerima aku sebagai anaknya. Jadi, mulai besok aku akan keluar dari rumah dan aku tidak akan bersekolah lagi. Mungkin aku akan jadi gelandangan di pinggir jalan." kata Erlin panjang lebar.

"Kamu bohong kan, Er ?! Wiwid kaget.
"Terserah kamu ingin percaya atau tidak. Yang kamu mau aku menceritakannya kan ? ya ini sudah aku ceritakan kepadamu. Sekarang aku pamit pulang dulu yaa. Mungkin juga aku sudah tidak akan main dengan kamu, dan yang lainnya lagi. Jaga diri baik baik tanpa aku ya, Wid." Kata Erlin sambil meneteskan air mata.
"Kamu serius ingin meninggalkan aku dan yang lain ? Yasudah kalau itu memang pilihanmu. Aku tidak bisa menahan. Jaga diri baik baik ya." Kata Wiwid sambil memeluk Erlin.
"Yasudah aku pulang dulu. Assalamualaikum." Erlin berlalu dari rumah Wiwid.
"Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membantumu,Er." Teriak Wiwid dalam hati.
...................................................
#Kelas

Wiwid menceritakannya kepadaku dan Ipang. Aku dan Ipang kaget.

"Setega itukah orangtuanya ?" Kataku sambil menghantam meja.
"Apakah kita akan diam melihat sahabat kita begitu ?" Kata Ipang.
"Lalu, kita mau apa ? Itu jalan yang ia pilih." Kata Wiwid.
"Aku kasihan, Wid. Kumohon cari akal untuk membantunya." Kata Ipang.

"Yasudah, mulai besok kita cari Erlin." Kata Wiwid.

"Setuju!" Kata aku dan Ipang.

...................................................
#Rumah Erlin

"Assalamualaikum."Kata kami bertiga
"Waalaikumsalam..." Sahut seseorang dari dalam.
"Bu, ada Erlin ?" Kataku.
"Erlin ? Anak bego seperti dia sudah keluar dari rumah." Kata ibunya lalu masuk kedalam dan membanting pintu.

"Kita harus bagaimana ?" Kata Wiwid sambil mengeluarkan air mata.
"Tak usah nangis, Wid." Kataku.

Sepanjang perjalanan kami selalu menengok ke kanan dan kiri. 

"Sepertinya itu Erlin!!!" Kata Ipang kaget.
"Mana ?!!!" Kata aku dan Wiwid sambil celingak celinguk.

"Itu! Ayo kesana." Kata Ipang
..................................................

"Erlin...." Kata Wiwid.

"Hah ? Kalian ? Mau apa ke sini ?" Kata Erlin kaget.
"Kami mencarimu, Er!" Kata Wiwid.
"Kupikir kalian sudah tidak akan peduli lagi denganku." Kata Erlin.
"Kalau kami tak peduli lagi denganmu, kami tak akan mencarimu, Er! Kami sayang padamu" Balas Wiwid. 
"Aku juga sayang pada kalian, Sahabat sahabatku." Kata Erlin.

..............................
Kesimpulan : Seorang sahabat akan mengerahkan semua tenaganya demi membuat sahabatnya tertawa. 
ENNDD! ;)

By : MuhammadZaki


Tidak ada komentar:

Posting Komentar