Rabu, 19 Juni 2013

Dunia Cermin Cerpen BaDai

“Ndai, kita harus cepat cepat. Pesawat akan take off 15menit lagi.” Teriak Kakakku-Pricil
“Iya kaak..” Ucapku lalu menyusulnya menuju pesawat.

Aku telah berada di dalam pesawat menuju Manado dan langsung duduk di samping kakak tercintaku lagi.
“Ndai, kamu udah ga takut kan?” Tanya-nya
“hehe engga kok…” Balasku senyum. Ia hanya membalas dengan senyumnya yang juga manis.

Kami diam sejenak, sampai akhirnya kak pricil lagi yang membuka pembicaraan.
“Ndai, gimana hubungan kamu sama bagas?” Tanya-nya. Aku hanya menggeleng lemas.
“Kenapa? Ada masalah?” Tanya ia lagi
“Ngga kok kak. Cuma selagi aku di Jakarta, kita udah jarang saling berhubungan, dari telepon, sms atau bbm. 1 tahun setengah hubungan kita ngegantung. Aku udah berusaha nelpon dia, tapi nomornya gak aktif.” Balasku lesu
“Jangan negative thinking dulu ya sayang… Dia gak bakal ngapa ngapain kok percaya sama kakak” ujarnya sambil menepuk bahuku seakan mentransfer kekuatannya kepadaku.
“Makasih ya kak…” ujarku. Lagi lagi ia hanya tersenyum.
---
3jam perjalanan udara telah kami lewati. Kami telah sampai di bandara Sam ratulangi, bandara kebanggaan kota kami-Manado.
“Ndai, udah dicek semuanya?” Tanya kak Pricil lagi
“Udah kok kak.” Balasku
“Ok.. Kita naik taksi aja yah.. Kata papa, dia gak bisa jemput.” Balasnya
“Sipp…” balasku sambil mengangkat ibu jari
---
Di perjalanan, tidak tau mengapa perasaanku bercampur antara Senang karena sudah sampai di Manado dan segera bertemu mama dan papa. Tapi disisi lain, perasaanku Gusar juga. Aku gak tau ada pertanda apa..
“Ndai, siap siap yaa.. Udah mau sampe nih..” ujar kak Pricil membangunkan lamunanku
“Oh iya kak..” Balasku lalu melamun kembali
---
“Gloriaaaa.. Kamu sudah besar yaa..” teriak mama saat melihatku keluar dari balik pintu. Oh iyaa namaku Gloria Chindai Lagio, biasa dipanggil cindai oleh anggota keluarga dan teman temanku.
“Iya dong maa.. kan di Jakarta juga makan..” balas Kak Pricil
“hehehe..” aku hanya terkekeh mendengar perkataan dari dua orang wanita yang sangat aku sayangi itu.
“Maa, aku ke atas dulu ya. Capek..” ujarku segera naik ke kamar
“Jam 4 ke bawah lagi yaa kita beres beres rumah..” balas mama
“Sip maa..”

Di sepanjang jalan ke kamar, aku melihat semua foto fotoku dan anggota keluarga. Ada aku ketika berumur 3tahun dan kakakku berumur sekitar 5 tahun. Saat aku meniup lilin berbentuk angka 9 dan foto saat aku dan kakakku hendak pergi ke Jakarta. Ya, 3tahun yang lalu. Sekarang aku menginjak umur 16 tahun.
Aku melewati sebuah kamar yang cukup besar. Sepertinya ini kamar baru, dulu belum ada kamar ini di sini. Aku memasuki kamar itu, dan ada sebuah cermin besar berwarna putih. Baru saja aku ingin mendekat ke cermin itu, tapi mama memanggilku.
“Ndaaaii..” panggilnya
“Iya maa?” Sahutku
“Bantuin mama sini…”
“Aku mandi dulu yaa…” ujarku menutup pintu ruangan itu dan segera lari ke kamar guna mengganti baju
---
Jam dinding menunjukkan pukul 16:10, waktunya membantu mama beres beres rumah.
“Ndai, kamu sapu lantai atas ya. Kamu pricil, nyapu lantai bawah” Ujar mama membagi tugas
“Siap maa…” ujarku dan kak pricil
---
Aku telah menyelesaikan semua ruangan di atas. Tiba tiba mataku tertuju lagi kepada ruangan yang ada cerminnya tadi. Aku membuka pintunya perlahan, mendekat ke cermin putih di dalam. Memang tidak ada apa apa yang special. Aku berbalik dan berniat keluar, tapi aku mendengar teriakan ‘Tolong’. Entah darimana suara itu...
“Tolonggg” terdengar teriakan itu
“Hah? Siapaaa?” tanyaku kaget sambil mencari arah suara itu
“Tolonggg…” terdengar lagi
“Siapa sihh?” mataku lagi lagi tertuju pada cermin itu dan aku mendekat.

Saat jarakku sekitar 1 meter dari cermin itu, permukaan cerminnya berubah menjadi sebuah tulisan.
‘Tolong aku..’
“APA?!’ Sentakku.
‘Tolong aku.. Mendekatlah anak manis..’ tulisan itu lagi. Entah keberanian darimana, aku terus mendekat ke cermin itu.
‘Letakkan telapak tanganmu di permukaan cermin ini. Ku mohon…’ tulisannya berubah lagi
“Tapi…” Ucapku gemetar. ‘Ku mohon anak maniss…’
Aku menelan liurku dan segera meletakkan telapak tanganku di permukaan cermin itu dan…..

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA……” aku terhisap masuk ke dalam cermin itu.

*BRUKK*

Aku terjatuh di sebuah padang ilalang yang cukup luas. Sebuah jejak kaki terdengar ingin mendekat.
“Bangunlah…” ujar seseorang sambil mengulurkan tangannya
Aku mendongak “Kau? Kau siapa?”
“Bangunlah… Aku Putri Chelsea..” ujarnya yang ternyata bernama Chelsea.
“Putri ? Putri Chelsea?” Tanyaku bingung sambil membalas tangannya dan segera bangun.
“Iya…” jawabnya singkat.
“Aku dimana putri?”
“Kau ada di negeriku, MirWorld-Dunia Cermin” balasnya tersenyum
“Aku mimpi kan? Tolong cubit aku putri..” ucapku sambil mencubit cubit pipiku.
“Awwww…” teriakku saat Putri Chelsea mencubit pipiku
“Tadi katamu aku suruh mencubitmu…” balas Putri Chelsea
“Hehe maaf putrii…”
“Ohiya ada perlu apa sih aku dibawa ke tempat ini?” tanyaku
“Sampai lupa aku memberi taumu.. Aku mengundangmu kesini untuk membantuku..”
“Membantu apa?” tanyaku lagi
“Hmm begini.. Aku akan menikah dengan calon suamiku..” Balasnya
“Lalu?”
“Tetapi, calon suamiku diculik oleh tukang sihir di seberang negeri kami. karena ia menginginkan calon suamiku menikah dengannya..” balas Putri Chelsea
“Aduh bagaimana yaa… Aku belum bisa menjamin kalau aku mau..” balasku lagi
“Plis.. Siapa namamu?” Tanya-nya
“Namaku Gloria Chindai Lagio..”
“Oh oke.. Aku memanggilmu Cindai saja yaa?” ucapnya.
“Iyaa.. Tapi aku sepertinya benar benar tidak bisa membantu.. Aku bukan seorang pendekar..” balasku
"Iya aku tau, tetapi aku percaya sama kamu. Kamu pakai ini ya..” balas Putri Chelsea lalu memberi sebuah mahkota bunga.
“Apa ini?”
“Pakai saja, Cindai..” ucapnya tersenyum

Aku berpikir sejenak. Aku memegang mahkota itu dan perlahan mengarahkannya ke kepala, namun ketika sudah berjarak sekitar 10cm dari kepala, aku memberi mahkota itu kepada Putri Chelsea lagi.
“Maaf putri, aku gak bisa..” ucapku lalu berlari menjauhi Putri Chelsea
“Hei tunggu..” Teriaknya
Aku menghentikan lariku.
“Kau tidak bisa keluar dari sini sebelum kau berhasil membantuku, Cindai!” tambahnya
Aku menoleh dan menunjukkan ekspresi terkejut. “Mengapa kau melibatkanku dalam situasi begini, putri?” ucapku sambil mendekat lagi ke Putri Chelsea.
“Karena memang kamu orang yang tepat..” balasnya santai
“Itu menurutmu..”
“Kau harus percaya kalau kau bisa membantuku..” balas Putri Chelsea lagi
“Huh…. Aku akan memikirkan semuanya…” ujarku
“Mari aku antar kau ke kerajaanku agar kau bisa istirahat dan memikirkannya dengan matang.” Tutur Putri Chelsea sambil menggeret tanganku
---
Aku tengah berada di sebuah kamar yang sangat sangat sangattttt jauh lebih bagus daripada kamarku di rumah. Tempat tidur yang 5kali lipat besarnya dari tempat tidurku di rumah, Sofa yang panjang, Televisi yang besar bahkan kolam renang pribadi di kamar(?)
Aku termenung di jendela kamar ini, memandang semua yang ada di luar. Burung burung bergelayutan di pohon, ikan ikan berenang renang riang di sungai, seketika pandanganku terfokus pada satu titik dimana ada sebuah Kerajaan yang begitu besar. Ya hampir sama dengan kerajaan milik Putri Chelsea ini.
“Apa mungkin itu kerajaannya?” gumamku
“Hmm.. Pasti calon suami Putri Chelsea ganteng, baik, bijaksana, semuanya dehh.. sampe sampe direbutin 2 kubu gitu… Yaiyalah calonnya ganteng, toh Putri Chelseanya juga cantik..” Gumamku lagi
“Maa, paa, kak Pricil dan kamu gas… Aku kangen..” tambahku sambil menutup jendela kamar yang bisa memperlihatkan indahnya langit yang tadinya biru menjadi oranye.
---
“Ndai, Cindaii…” Suara itu membangunkan tidurku
“Hah ? apa ?” tanyaku sambil sesekali mengucek mata
Saat aku membuka mata, di depanku terpampang seorang gadis cantik memakai gaun. Yaa, itu adalah Putri Chelsea.
“Ndai, yuk bangun. Kau akan pergi ke kerajaan tukang sihir itu hari ini.” Ujarnya dan ucapan itu berhasil membuatku terbangun dari rasa kantuk yang sangat mendera.
“Ha.. Ha..Hari ini, Putri?” tanyaku gelagapan
“Iya.. Ayo.. tenang, kau akan didampingi oleh 5 pengawal dan 1 pedang dari kerajaan kami.” Ujarnya lagi
“Tapi Putri….” Belum sempat ucapanku selesai, Putri Chelsea sudah pergi.
“Oh god!!!!!” teriakku sambil beranjak dari tempat tidur dan segera meluncur ke kamar mandi
---
Aku telah memakai bajuku. Sebuah gaun putih yang melekat di tubuhku dan sebuah mahkota bunga putih pemberian Putri di kepalaku. Aku segera turun menemui Putri Chelsea dan keluarganya.
“Selamat pagi..” sapaku saat sampai di ruang tengah
“Selamat pagi, Cindai. Silakan duduk.” Tawar Raja (Papa Putri Chelsea)
“Kau sudah siap, Cindai?” Tanya Ratu (Mama Putri Chelsea)
“Aduh.. Hmm.. Anu.. Iya aku siap..” Balasku
“Syukurlah.. Kamu bawa pedang ini ke istana tukang sihir itu dan kamu harus menusukkan pedang ini tepat dibagian jantung. Apa kamu bisa?” Tanya Ratu lagi
“Mudah mudahan bisa, Ratu..” ujarku
“Baiklah… Terimakasih ya, Cindai.”
“Sama sama, Putri Chelsea.” Balasku. Tiba tiba Putri Chelsea memelukku, dan aku tak segan untuk membalas pelukan Putri Chelsea.
---
Kini, aku telah sampai di depan sebuah istana yang sangaaaat besar. Aku perlahan membuka pintu istana itu dan segera memasuki lorong lorong di dalam. Memang sepertinya di istana ini sama sekali tidak ada penjaganya. Aku menaiki ratusan anak tangga, bahkan ribuan.

‘Kau harus bisa,Cindai.. Harus! Kau kangen kan sama Mama,Papa,Kak pricil dan Bagas? Ayo lakukan ini, dan kau akan pulang.’ Gumamku sambil meneruskan jalan diatas anak anak tangga yang mungkin sudah mencapai tangga ke-600an. Kira kira lebih dari satu jam aku melewati ribuan anak tangga itu, dan sekarang aku berada di depan pintu yang sangat besar.
---
“Apa kamu yakin, Chel?” Tanya Ratu
“Iya ma, aku yakin Cindai bisa mengembalikan Calon Suamiku.” Balas Putri Chelsea
“Ok kalau kamu memang yakin dengan dia… Mama percaya sama kamu” ujar Ratu lalu keluar dari kamar Putri Chelsea
“Cindai, mohon bantuannya ya…” ujar Putri sambil memandang foto Calon suaminya.
---
Aku baru saja mau masuk, tetapi pintu itu sudah terbuka. Tanpa ba, bi, bu aku langsung masuk ke dalam ruangan itu.
“Ada perlu apa anak manis?” Tanya seseorang tapi tidak berwujud
“Siapa itu?” tanyaku sambil menunjukkan ekspresi kaget
“Kau tidak perlu tau siapa aku. Harusnya aku yang perlu tau siapa kau! Ada perlu apa kau kesini? Hah?” Suara itu terdengar lagi.
"Ak... Aku.... Akuu..." Ujarku gagap
"Kau apa? Ohh aku sudah tau. Kau suruhan dari ratu negeri seberang kan?" Tanya seseorang yang sekarang sudah berada di depanku.
"Kau? Kau siapa?" Tanyaku kepada seseorang perempuan yg tinggi, memakai jubah hitam dan memegang tongkat panjang.
"Aku adalah tukang sihir di negeri ini!" Balasnya
"Oh jadi kau yang menculik calon suami Putri Chelsea?"
"Iya. Memang kenapa? Ada masalah? Rasakan ini." Ujarnya sambil mengarahkan tongkat yg ia pegang ke perutku. Namun, aku bisa menepisnya dengan pedang yg aku genggam.
"Kau tak akan bisa lari!" Teriaknya lalu kembali menghilang
"Jangan pengecut kau!!!!" Teriakku.
"Ah sudahlah. Lebih baik aku mencari dimana calon suami Putri disekap." ujarku lalu beranjak pergi
---
Aku mencari di seluruh ruangan di istana ini, sampai akhirnya aku ingat bahwa di istana ini aku melihat sebuah ruangan yang tergembok pintunya.
'Apa mungkin ruangan itu ya?' Gumamku
'Ok aku kesana.' Tambahku lalu bergegas menuju ruangan yg ku maksud.
---
Aku telah berada di depan ruangan yang tergembok itu.
"Haloo.. Ada orang di dalam?" Ujarku memastikan
"Iyaa... Aku didalam" ujar seseorang.
'Suara itu??? Suara laki laki yang aku tinggalkan 3tahun yg lalu. Ya, itu suara Bagas. Tapi, apa benar ? Ah ga mungkin.' Batinku
"Heiii.....kau siapaa?" Teriaknya dari dalam
"Ak....aku cindai.. Dan aku akan menolongmu." Ujarku
"Benarkah? Terimakasih."

Brakkk..Brukkk..

Aku memukul mukul gembok gembok dipintu itu dengan pedangku.

Akhirnya, semua gemboknya terbuka.

Aku membuka pintu itu dan kaget karena mendapati seseorang yang sangat ia rindukan 3tahun ini-Bagas.
"Bagas?" Sentakku dan spontan memeluknya
"Apa apaan ini?" Ujarnya yang tak kalah kaget.
"Kau bagas kan?"
"Iya aku bagas. Kau?"
"Aku Cindai gas, pacar kamu." Balasku
"Hah? Aku tidak mempunyai pacar selain Putri Chelsea."
"Apaa? Jadi kau benar benar akan menikahi Putri Chelsea?" Tanyaku lagi. Ia hanya mengangguk.
"Lalu hubungan kita?"
"kita tidak saling mengenal. Mana mungkin kita berhubungan. Terimakasih kau sudah menolongku" ujarnya lalu pergi dari hadapanku
"Bagaaas..." Lirihku
---
"Tolongggg....." Teriak seseorang dari luar ruangan yang sempat aku jadikan tempat lirihan sementara.
Tanpa menunggu lama, aku langsung mencari arah suara itu. Ternyata dari tengah istana. Disana ada tukang sihir itu dan Bagas sedang digantung dengan posisi kaki di atas dan kepala dibawah.
"Tolong aku,Cindaii..." Ujar Bagas
"Baiklahh...." Aku mengeluarkan pedangku.
"Kalau kau berani mendekat, dia akan mati!" Ujar tukang sihir itu.
"Kalau kau mau, bunuh saja aku!" Ujarku. Entah keberanian darimana sampai mulutku bisa mengeluarkan kata seperti itu.
'Bagas... Kamu emang bukan bagasku, tapi aku menyayangimu dan aku rela mempertaruhkan nyawaku untukmu, Bagas. Seseorang yang ku cinta.' Batinku
"Beraninya kauu!!!!" Ujar tukang sihir lalu mendekat.
"Cindai awaaaaas!!!" Bagas berteriak. Aku hanya bisa memejamkan mata sementara aku memegang pedang dan mengarahkannya ke depan.
"Kau akan mati anak manis!" Ujar tukang sihir itu sambil terus berlari ke arahku dan memamerkan senyum sinisnya.

Cleppp..

Pedangku melesat menembus dadanya. Dimana dada adalah tempat jantung berada. Berarti? Iya tukang sihir itu telah lenyap.
---
"Terimakasih Cindai..." Ujar Putri Chelsea saat aku membawa Bagas pulang ke istana
"Terima kasih, Cindai. Kau memang bukan pendekar, tapi keberanianmu sangat sangat melebihi seorang pendekar. Sekali lagi terimakasih ya..." Ujar Ratu.
"Sama sama Raja, Ratu, dan Putri. Yasudah, aku pamit pulang dulu ya." Pamitku lalu berbalik dan segera berjalan.

"Cindai!" Panggil seseorang
Aku menoleh "Bagas?"
"Ini untukmu. Dari Chelsea." Tutur Bagas sambil memberi sebuah mahkota bunga.
"Tidak usah. Aku ikhlas menolong kalian, dan semoga kau dan Putri Chelsea akan bahagia. Aku pamit ya" ujarku sambil berbalik badan dan berlari menjauhi istana menahan semua airmata yang segera tumpah. Tiba tiba.....

*BRUK*

"Aww..." Ujarku sambil memegang keningku dalam posisi duduk.
"Aku dimana?" Tanyaku linglung.
"Hah? Aku masih disini? Dikamar ini?" Tambahku saat melihat aku sudah ada di kamar yang ada cerminnya tadi.
Perlahan aku bangun dan menatap cermin itu. Tiba tiba sosok Putri Chelsea muncul
"Terimakasih" ujarnya lalu sosok itu menghilang.
"Sama sama putri.." Ujarku.
"Mahkota ini? Makasih Putri.." Tuturku lalu memakai mahkota itu dan segera keluar.
---
Hari pertamaku kembali ke sekolah di Manado. Aku menelusuri koridor dan menemukan seseorang yang sangat tak asing bagiku. Ya, dia angel sahabatku.
"Ngel...." Ujarku mengagetkannya saat sedang membaca buku
"Eh..... Cindaaaiii????" Balasnya bersemangat
"Heheh... Bagas sekolah disini jg kan? Mana dia?" Tanyaku
"Dia... Dia dikelas mungkin."
"Oh okk.... Makasih ya ngel, gue samperin bagas dulu."
"Ok. IX-6 yaa.."

Aku segera mencari kelas yang dimaksud angel. Tapi, tidak menemukan sosok Bagas. Aku sudah frustasi, aku segera menuju kantin. Aku memesan 1Jus jeruk dan meminumnya sendirian.

Aku melirik meja sebelahku, seseorang cowok sedang membaca buku dan aku mengenalnya. Itu Bagas!!! Cowok yang aku tinggal 3tahun lalu. Aku segera menghampirinya.
"Bagas..." Panggilku.
Ia menoleh "Cindaii?"
"Iya..."
"Kamu apa kabarr? Aku kangen bangettt....." Ujarnya memelukku.
"Aku juga gas... Tapi, kenapa 1tahun setengah kamu ga ngabarin aku? Aku telpon jg nomor kamu ga aktif." Balasku sambil melepas pelukannya
"Oh ituu.... Hp aku rusak, terus sama bokap dibuang gitu aja. Jadi simcardnya ikut kebuang deh..." Jelas bagas
"Oh okk... Oiya kemaren aku ke dunia...." Cindai menggantungkan omongannya.
'Gue harus bilang gak ya? Arggg!!!!' Pikir Cindai
"Dunia ? Dunia apa?" Tanya-nya
"Gapapa kok... Kamu.. kamu.. kenal Chelsea?" tanyaku ragu
"Chelsea? siapa? Di sekolah ini kayanya gak ada yang namanya Chelsea deh.. Emang kenapa sih?" Tanya Bagas
"Ah bukan apa apa. Kamu punya pacar selain aku atau ngga gas?" Kataku. Bagas terbelalak.
"Hah? Engga lah. Pacarku cuma kamu, Putri Cindai " ujarnya tersenyum lalu menarik tanganku menuju kelas. Aku hanya bisa merasa sangatt sangatt bahagia saat ini.

"Gas, semoga kamu bener ya, dan semua yang aku alamin di 'MirWorld-Dunia Cermin' cuma jadi sebuah mimpi yang ga akan jadi kenyataan. Aku berharap nasibku sama seperti Putri Chelsea yang bisa menikah dengan seseorang sepertimu, Gas." Gumamku dalam perjalanan ke kelas.

-End-
FOLLOW @zaakyki & @DifaMDP

Jumat, 07 Juni 2013

Semua Karenamu part 4 Cerbung BaDai

Hai BDS
Aku bawa cerbung baru nih. Cerbung ketiga aku
Semoga semua suka. aminnn:)

Cek this out!
---
Saat Cindai dan Chelsea keluar, Difa,Dinda dan Gilang menghampiri bagas.

“Wey broo…” sapa gilang
“Sok asik lo” balas difa menoyor gilang
“Ah lu!” gilang membalas toyoran difa
“Eh udah udah. Eh gas, menurut lo cindai gimana ?” Tanya dinda
“Ha ? Cindai ? biasa aja ah” jawab bagas
“Yang bener ?” goda difa
“Iyaa. Gue Tanya ke kalian, Cindai itu sebenernya anaknya gimana ?” balas bagas
“Cindai itu anaknya cuek,jutek,gak mikirin yang gak penting, tapi asik kok.” Balas dinda
“Hmm.. dia single?” Tanya bagas
“Naaah. Kenapa gas? Lo suka ? bilang dong!” ujar gilang sambil menyenggol bahu bagas
“Ah apaan si lo.”
“Iya lah dia single. Dia itu paling gamau mikirin pacar. Seumur hidup dia aja katanya baru 1kali pacaran. Itu juga waktu dia kecil” balas dinda
“hah? Iya? Waduh” ujar bagas bingung
‘Kalo gue jadian sama dia, gue bisa jadi first love nya dong. Bagus tuh. Eh kok jadi ngawur gini sih pikiran gue-_-‘ batin bagas

"Gass?" Dinda melambai lambaikan tangannya di depan mata bagas
"eh iya apaa?" bagas terbangun dari lamunannya
"Lo ngelamun?"
"Ah engga. Yaudah lanjutin" balas bagas
“Yaudah Iyaa kalo lo sama dia, beruntung banget loh. Di sekolah ini udah ada lebih dari 30 orang cowo yang nembak dia tapi gak pernah direspon” Jelas dinda
“Kayanya lo tau banget ya soal cindai?” Tanya difa
“Iya dooong..” balas dinda
“Hahaha… Tapi gue gak suka kok sama cindai, kita kan baru kenal” ujar bagas
“Iya bener juga ya.” Dinda bingung
“Ah udahlah. Sana susul Cindai sama Chelsea. Udah mau bel nih” Perintah difa
“Yee lo aja.” Balas dinda
“Lo gamau, gak gue bagi ini.” Ucap difa sambil menunjukkan sebuah coklat
“Mauuu…. Iya iya gue susul mereka.” Dinda langsung keluar kelas segera menyusul Chelsea dan Cindai
“Hahaha.. giliran coklat aja langsung.” Ujar difa
“Yaudah mending kita makan aja.” Balas gilang
“Yukk tapi sisain 1 buat dia. Kasian dinda gue haha” ucap difa
Lalu mereka ber-3 memakan coklat itu dan hanya tersisa satu untuk dinda. Tak lama Dinda,Chelsea dan Cindai datang.
“Mana coklatya?” Tanya dinda kepada difa
“tuh” difa menunjuk sebungkus coklat yang sudah terbuka
“Lo makan? Disisain 1 lagi. Huh” balas dinda
“Kan Gede sihh tapi rela bagi bagii..” ucap difa lalu lari keluar kelas
“Difaaaaaaaaaaaa!” dinda langsung mengejar difa
“Hahahahah….” Anak anak hanya menertawakan mereka.

-KRING-

Bel pertanda pelajaran pertama dimulai berbunyi. Seketika kelas langsung penuh dengan anak anak yang memang berniat untuk belajar. Tak jarang juga ada siswa yang ke kelas Cuma ingin main dan mencari teman. Tapi, tidak begitu untuk Cindai CS. Mereka adalah siswa yang bisa dibilang pintar di kelas itu. Bayangkan saja satu geng itu memakan habis peringkat 1-5. Mungkin bagas adalah siswa selanjutnya yang menerima peringkat setelah difa diurutan ke-5 bahkan mungkin akan menggeser peringkat Gilang di ranking 1.

“Bagus bagas. Kamu pintar” ujar Pak Naga
“Terima kasih pak” balas bagas
“Silakan kamu kembali ke tempat kamu.” Ujar pak naga lagi

Bagas segera menuju tempat duduknya, sewaktu melewati bangku Cindai , tangannya ditahan oleh Cindai.
“Lo pinter” puji cindai lalu melepas genggaman tangannya
“Makasih” bisik bagas ke telinga cindai lalu segera duduk di bangkunya

-KRING-

Bel istirahat berbunyi, kini waktunya semua anak berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali Cindai CS.
“Eh gue ke perpustakaan dulu ya.” Ujar Cindai
“Gue ikut deh.” Pinta dinda dan Chelsea
“Oh yaudah yuk.”
“Kita ke perpustakaan dulu ya” kata Dinda,Chelsea dan Cindai
“Iyaa…” balas anak anak cowok

Setelah Dinda,Chelsea dan Cindai pergi ke perpustakaan, bagas malah berjalan menuju sebuah tempat. Bukan kantin. Namun, Ruang Musik. Tak tau kenapa ia selalu ingin sekali mengunjungi tempat itu. Apa bagas suka angel? Hmm…

-KREK-
Pintu ruang musik terbuka

“Ada orang di dalam?” Tanya bagas
Tidak ada jawaban. Akhirnya bagas memberanikan diri untuk masuk ke dalam.
“Gitar?” ujarnya lalu mengambil gitar itu dan segera melantunkan sebuah lagu
---
Once - Simfoni yang indah

Burung-burung pun bernyanyi
Bunga-bunga pun tersenyum
Melihat kau hibur hatiku
Hatiku mekar kembali
Terhibur symphony
Pasti hidupku kan bahagia
---

-KREK-

Tiba tiba pintu ruang music terbuka.

“Wow suara lo bagus. Main gitarnya juga oke. Ajarin dong” ujar seseorang yang ternyata ‘Angel’
“Eh angel. Lo mau minta ajarin? Sini” balas bagas
Angel menghampiri bagas dan segera duduk disampingnya
“Gini nih caranya.” Bagas menunjukkan cara bermain gitar yang baik.
---
Di perpustakaan Cindai sedang mencari keberadaan bagas.
“Chel liat bagas gak sih?” Tanya Cindai
“Engga tuh. Eh anterin gue yuk” pinta Chelsea
“Kemana?”
“Ke kantin. Ayoo” ajak Chelsea sambil menarik tangan cindai
“Yauda ayoo..” balas Cindai

Cindai dan Chelsea segera ke kantin. Karena jalan ke kantin melewati ruang music, Cindai tiba tiba ingin ke sana.
“Eh chel ke sana dulu yuk.” Ajak cindai
“Ah gue aus” balas Chelsea
“Ihh udahlah.. Nanti gue beliin minuman deh”
“bener ya?” Tanya Chelsea
“iya benerannn…” balas cindai
“Yaudah ayo.”

Akhirnya Chelsea dan Cindai segera ke ruang music.
“Pintunya ga rapet chel” ujar cindai saat melihat keadaan pintu sedikit terbuka
“Yaudah langsung masuk aja. Kayanya ada orang deh. Tuh ada suara gitar” balas Chelsea
“Yaudah yuk” Chelsea dan Cindai memasuki ruangan itu dan menemukan bagas & angel sedang bermain gitar bersama.

“Bagas? Angel?” cindai kaget dan langsung menutup mulutnya
“Chel ayo.” Ujar cindai lalu menarik tangan Chelsea keluar dari ruang musik
“Eee…”

-Bersambung-

Cinta Sejati (Cerpen)

Hai BDS :))
Aku bawa cerpen :)
Cerpen ini yang menang Lomba cerpen yang aku adain waktu itu :)
Enjoy!!!
---

“I have died every day waiting for you
Time has brought your heart to me
I have love you for a thousad years
I love you for a thousand more...
Hiks.. hiks..”

Terdengar suara merdu Cindai sedang menangis sambil nyanyi dalam kamarnya

“apa sih salah gue ke elo gas? Kenapa lo putusin gue? Hiks.. hiks” gumam Cindai , lalu ada satu pesan masuk

From : Chelsea
“Guys, ntar sore pada kumpul dirumah gue yha, soalnya ada lomba cerdas cermat besok lusa, jadi kita belajar bareng”

Balasan :
Cindai : OK
Chelsea : knp? Kok nangis?
Cindai : ntar gue ceritain
Chelsea : ok

Sore harinya dirumah Chelsea...
“guys, Chelsea mana yha? Tumben banget jam segini belom dateng, biasanya diakan paling rajin dateng, apa lagi kalo ke rumahnya Chelsea” ucap Salma

“iya tuh, Chels, Cindai kemana ?” tanya Angel

“eh, tuh Cindai dateng” ucap Chelsea sambil menunjuk Cindai yang baru saja datang

“HUAAAAA......” Cindai menangis sejadi jadinya dan langsung memeluk Chelsea, sahabatnya.

“hah? Kenapa Ndai? Cerita dong” ucap Chelsea kaget

“eh, eh, Cindai kenapa tuh? Kok nangis?” tanya Novi yang baru saja datang

“kita juga gk tau, dia juga baru dateng” jawab Angel

“udah ndai, tenang dulu, lo cerita dong, kenapa lo nangis?” tanya Chelsea

“semalem gue putus sama Bagas hiks..” jawab Cindai

“hah? Wah, emang udah gue tebak tuh, kenapa lo putusin?” tanya Novi

“bukan gue yang mutusin” jawab Cindai

“wah, keterlaluan banget sih? Padahal kalian kan udah pacaran lama banget” ucap Novi naik darah

“iya, kalo gk salah udah 6 bulan lebih yha?” ucap Salma

“iya tuh, padahal kalo menurut gue, kalian itu pasangan paling cocok” ucap Angel

“udah, mending kita tenangin Cindai dulu” ucap Chelsea

“udah, gue gpp kok, gue juga udah rada lega bisa cerita sama kalian semua” ucap Cindai yang kini tak menangis lagi

“yaudah, kita bahas materinya sekarang, ntar keburu sore” ucap Salma

Lalu mereka mempelajari materi,............
Dan selesai..........

“guys, gue pulang dulu yha, kalo terlalu sore ntar gue gk berani pulang lagi” ucap Salma

“HAHAHAAAA” mereka semua tertawa, termasuk Cindai

“Eh, gue juga mau pulang dulu, nih, gue udah di sms suruh pulang” ucap Angel

“yaudah, gpp, lagian kan materinya udah selesai” ucap Chelsea

“byee” ucap Salma dan Angel berangan

“gue sekalian pulang deh, kan materinya juga udah selesai” ucap Novi

“yaudah sono” ucap Cindai

“ciee, yang sekarang udah gk sedih lagi” ucap Novi menggoda

“apaan sih? Udah sono, katanya mau pulang” ucap Cindai

“yee, galak amat sih, yaudah byee !!” ucap Novi lalu pergi

“yha, bye” jawab Chelsea

“Chels, gue mau cerita dong” ucap Cindai

“apa? Cerita aja” ucap Chelsea

“gue bingung kenapa Bagas mutusin gue, emang sih, dulu waktu pertama gue pacaran sama dia gue gk sayang, tapi sekarang gue sayang sama dia” ucap Cindai dengan mata mulai berkaca kaca

“sabar aja Ndai, gue juga bingung sama Bagas, padahal gue sama Novi udah seleksi semua cowok buat jadi pacar lo, dan yang lolos itu Bagas, gue percaya banget sama Bagas, kalo dia gk akan buat sahabat tersayang gue nangis, eh, tapi dia malah buat lo nangis kayak gini” ucap Chelsea

“hiks.. beberapa hari ini gue masih lumayan bisa nahan emosi gue ke Bagas, gue udah tau lama kalo belakangan ini Bagas tuh hiks.. lebih sering BBM-an sama temen sekelasnya, katanya sih namanya Misel” ucap Cindai

“hah? Keterlaluan banget tuh si Bagas, kenapa lo baru cerita? Terus kenapa gk lo putusin aja sih?” ucap Chelsea yang kini membuat Cindai makin mengeluarkan air matanya

“hiks.. hiks.. gue sayang banget sama Bagas, makanya gue gk mau mutusin dia Chels” ucap Cindai

“yaudah lo sabar aja” ucap Chelsea

PERCEPAT
Pagi hari di sekolah

Kelas VIII-8
“gas, lo putus yha sama Cindai?” tanya Angel yang memang teman satu kelas Bagas

“hah? Yang bener? Bro, emang bener kata Angel? Masa lo putus sih sama Cindai? Dia kan...” ucap Gilang terpotong

“sssttt, iya, bener, kenapa sih? Kok lo kaget banget?” ucap Bagas santai

“kenapa bro?” tanya Rafli

“ya gpp” jawab Bagas

“jangan bilang lo bosen” ucap Gilang asal ceplos

“HAH ?” ucap Angel kaget

“TEEETTT!! TEETT!! TEETT!! TEETTTT!!” bel masuk berbunyi nyaring, kini semua murid masuk kelas dan mengikuti pelajaran dengan tenang, kecuali Bagas dan Gilang yang ribut sendiri

“lang, lo ngomong hati hati dong! Asal ceplos aja, ntar kalo rencana kita buyar gimana? Lo mau tanggung jawab? Mana tadi ada Angel lagi, kalo semua temen temennya Cindai pada tau gimana? Bisa remuk deh gue” ucap Bagas panjang lebar tanpa menghiraukan guru yang sedang mengajar didepan kelas

“iya iya, maaf deh gas, gue khilaf” jawab Gilang

“nah terus gimana? Lo juga udah terlanjur ngomong lagi, duhhh” ucap Bagas ketakutan

“kita panggil aja BUNDA DARI noh, yang ada ditipi, lo tinggal nyuruh dia buat muter waktu aja” ucap Gilang bercanda

“gila lo, panggil aja sono” ucap Bagas

“kok gk ketawa?” ucap Gilang

“GARING” ucap Bagas yang kini mulai memperhatikan guru yang mengajar dengan setengah fikirannya melayang ke Cindai dkk

Angel yang melihat Bagas dan Gilang bisik bisik jadi penasaran dan bercerita kepada Marsha, teman sebangkunya

“Sha, tuh Gilang sama Bagas kenapa yha? Kok bisik bisik gitu, kayak ada yang di sembunyiin dari kita” ucap Angel

“gue juga gk tau” ucap Marsha

“sha, lo harus tau, kalo Cindai itu diputusin sama Bagas, padahal kan Chelsea sama Novi udah nyeleksi semua cowok dengan ketat banget, soalnya Cindai itu kan cewek yang super duper sensitif banget dan banyak yang ngejar lagi” ucap Angel

“hah? Yang bener?” ucap Marsha kaget

“iya, gue juga gk tau kenapa, Bagas kurang ajar banget” ucap Angel

“iya, padahal dulu gue kira Bagas itu gk mudah nyakitin cewek, eh, ternyata kayak gitu” ucap Marsha

“iya” jawab Angel

*eh, mereka semua pelajaran kok pada ngobrol sih? Oh ya gurunya kan santai, dan udah tua lagi, makanya mereka pada ngobrol sendiri, abaikan*


SKIP- ISTIRAHAT
Terlihat Angel dan Marsha buru buru keluar kelas
“sha, ayo kita ke Novi, gue mau bilang sesuatu ke dia” ucap Angel sambil menarik tangan Marsha

“iya iya” ucap Marsha

“duh lang, pasti nih semua temennya Cindai pada mikir ke gue yang negativ, lo harus tanggung jawab dong” ucap Bagas khawatir

“tenang aja, bukannya hal itu yang lo mau? Supaya rencana lo berjalan mulus” jawab Gilang santai

“eh, pada ngapain sih? Kok gue amatin dari tadi pelajaran kalian kok ribut sendiri” tanya Rafli

“dia tuh” ucap Bagas sambil manyun

“gas, gue baru lihat lo se khawatir ini, lucu banget gas, hahaha” ucap Gilang

“hahaha, iya, bener lo Lang” ucap Rafli ikut mentertawakan Bagas

“rese lo semua, kita harus inget rencana awal kita, kita kan mau buat surprise ultahnya Cindai besok lusa, makanya jangan sampe gagal, dan gue gk mau, kalo semua cewek disekolah ini negativ tingking ke gue, gue gk mau digosipin yang enggak enggak” ucap Bagas agak berbisik lalu pergi, namun dia tertabrak seseorang yang ada di depan pintu

‘waduh, nih ada Cindai dkk, gaswat, gue harus kabur, TUHAANN, tolong akuuuu, aaaaaaaa’ batin Bagas

Bagas yang sebenarnya melihat Cindai dkk, namun Bagas pura pura cuek dan langsung pergi

“eh, berhenti lo, jangan cemen jadi cowok” ucap Novi menahan Bagas, Gilang dan Rafli yang melihatnya langsung mendekat

“STTTOOPPPP!! Jangan berantem disini” ucap Gilang

“siapa yang mau berantem? Kita Cuma mau buat perhitungan ke Bagas” ucap Salma

‘duh, kenapa semua pada berantem sih?’ batin Cindai khawatir

“Gas,...” ucapan Novi terpotong

“udah Nov, gue gk mau ini di perpanjang, gue juga udah males ngeladenin cowok model ginian, mending kita ke kantin aja, ntar gue kasih tunjuk foto cowok yang lebih dari dia, dan gk akan buat gue sakit hati lagi” ucap Cindai dengan mata berkaca kaca sambil sesekali melirik Bagas, lalu mereka semua pergi dari kelas Bagas

“nahlo, si Cindai udah digebet cowok lain, bisa gagal nih surpraise gue, aaaaa” ucap Bagas kesal

“sabar gas, sabar” ucap Rafli

“sabar, sabar! Gimana mau sabar? Pacar gue mau digebet orang tuh” ucap Bagas kelas

“mending kita ngomong yang sebenernya aja ke temen temennya Cindai” ucap Gilang

“wah, ide lo ekstrim, tapi boleh dicoba juga tuh” ucap Bagas

“iya dong, gue gitu loh” ucap Gilang bangga

“kapan kita ngomongnya?” tanya Rafli

“nanti aja, tapi kita ngomongnya ke Angel sama Marsha dulu, yang temen sekelas kita” ucap Gilang

“oh iya, bener juga” ucap Rafli

“oke deh, ntar kita ngomong ke mereka berdua” ucap Bagas

“TTEEEEEETTT!! TEEETT!! TEETTT!!” bel masuk berbunyi

“yes, pas banget” ucap Bagas senang

“iya, semoga aja mereka berdua masih mau ngomong sama kita” ucap Rafli

“eh, Angel sama Marsha dateng tuh” ucap Gilang

“eh, iya, yaudah yok bersiap” ucap Bagas

“Angel...” sapa Gilang

“Marsha...” sapa Rafli juga pada Marsha

“kalian kok aneh banget sih ?” ucap Angel

“iya, gue jadi takut nih, Ngel, hiii” ucap Marsha

“iya, gue juga” ucap Angel

“gk usah takut dong, kita mau ngomong suatu rahasia” ucap Gilang

“HAH? RAHASIA?” ucap Angel dan Marsha barengan

“ssttt, aduh, ngomongnya gk usah kenceng kenceng kalee” ucap Bagas sambil tengok kanan tengok kiri, takut ada yang denger

“iya nih, kalo ada yang denger gimana?” ucap Rafli

“iya iya, yaudah mau ngomong apa sih? Buruan gue udah gk sabar mau dengernya” ucap Marsha

“iya, gue juga” tambah Angel

“yee, emang yha, cewek itu jagonya ngerumpi, masalha gosip, atau rahasia aja nomer satu” ucap Rafli heran

“yee, biarin dong, yaudah apa sih rahasianya?” ucap Marsha yang sudah penasaran berat

“Bagas aja yang ngomong” ucap Gilang

“ok, gini nih, sebenernya gue gk bener bener mau mutusin Cindai, kalian sahabatnya Cindai masa gk inget apa kalo lusa itu ultahnya Cindai, nah, gue mutusin dia, bersikap cuek ke dia itu mau buat surprise ke dia, ngerti?” ucap Bagas

“OHHHH, kenapa gk bilang dari awal? Jadi kan kita juga gk naik darah” ucap Angel

“iya nih” ucap Marsha

“yaudah, sekarang tugas kalian adalah, kalian harus bilang kesemua sahabatnya Cindai, tapi jangan sampe Cindai tau soal ini, dan sifat kalian ke kita jangan berubah, biar Cindai gk curiga” jelas Bagas

“ok deh, gampang itu sih, ya gk Ngel?” tanya Marsha

“so pasti, oke deh, tanks yha, infonya” ucap Angel

“sama sama Angel” jawab Gilang sok manis

“HAHAHAHA” semua tertawa meliat tingkah Gilang kayak anak cewek

“eh, eh, gurunya dateng tuh” ucap salah seorang teman sekelas Bagas sambil berlari

“eh, iya, inget rencananya yha” ucap Rafli

“OK” jawab Angel dan Marsha barengan

D
DI
DIP
DIPE
DIPER
DIPERC
DIPERCE
DIPERCEP
DIPERCEPA
DIPERCAPAT


Hari ultah Cindai
Pagi hari di sekolah

Kini Cindai sudah tak terlihat sedih lagi, bahkan bisa dibilang ceria

‘hemmm, hari kan gue ultah, apa sahabat sahabat gue pada gk inget yha? Ahh, gk mungkin’ batin Cindai sambil melihat Chelsea yang sedang asik ngobrol dengan Novi dan tertawa ria

SKIP
ISTIRAHAT

“guys, kantin yok” ajak Novi

“yok” jawab Cindai dan Chelsea

Sewaktu jalan ke kantin *kayak jauh aja* mereka bertemu Marsha dan Angel

“Sha, Ngel, kantin bareng yok” ajak Cindai

“gk deh, gue gk laper” jawab Marsha

“gue juga gak laper” jawab Angel juga

“oh, yaudah, kita ke kantin dulu yah, bye” pamit Chelsea

“bye” jawab Marsha dan Angel

Setelah mereka pergi, Bagas dkk datang

“inget rencana buat nanti malem yha” ucap Gilang

“ok ok” jawab Marsha dan Angel

“Apa tugas lo Sha?” tanya Bagas yang bermaksud mengingatkan kalo kalo si Marsha lupa

“gue, Angel, Gilang, sama Rafli tugasnya ngedekor tempatnya, kalo Novi sama Chelsea buat ngajakin Cindai ke lokasi, kalo lo gas, tugasnya nyanyi, oh ya, gue juga sama Rafli yang main alat musiknya, ngiringin elo gitu, hafal kan?” jawab Marsha panjang lebar

“iya, tapi kan gue nanyanya Cuma tugas lo, kenapa malah lo jawab semua? Kan ini sebenernya test buat kalian, eh, malah udah dijawab sama Marsha” ucap Bagas kesal

“HAHAHA”

“oh ya gas, tadi yang disebut Marsha kurang satu tuh, hayo sha, sapa tuh?” ucap Angel

“iya, hayoo, sapa tuh, anak orang ketinggalan satu” tambah Bagas

“oh ya, gue inget, si Misel tugasnya buat roti ultahnya Cindai” jawab Marsha

“nah, itu tau, kenapa gk lo sebut sekalian sekalian tadi?” ucap Rafli

“maaf sodara sodara semua, tadi saya kelupaan, hehe” jawab Marsha yang berlaga seperti diplomat

“huuu, gaya lu kayak diplomat aja” ucap Gilang

Tiba tiba Misel lewat didepan mereka dan berbarengan dibelakang Misel ada Cindai dkk

“Misel! Sini” ucap Bagas

“wah wah, ada Cindai tuh, Ngel ayo cabut” ucap Marsha sambil berbisik

“yook” jawab Angel

‘duh, gue gk boleh cemburu, Bagas kan udah bukan siapa siapa gue lagi, ya TUHAN, kenapa gue gk bisa move on dari Bagas? Setelah gue putus, yang gue mimpiin juga si Bagas, AAAAAAA, gue gk tahan’ batin Cindai saat melihat Bagas dan Misel lalu langsung lari ke kelas

“Ndai, tunggu” ucap Chelsea

“EEEEE, siip cuy” ucap Novi sambil berbisik ke Bagas

P
E
R
C
E
P
A
T

Pulang sekolah...
“Chels, gue pulang bareng lo yha” ucap Cindai

“duuhh, sorry yha Ndai, hari ini gue pulang bareng Novi tuh, motor gue rusak” jawab Chelsea

“oohhh, yaudah” jawab Cindai pasrah

Lalu Cindai mencari tumpangan lain, berkeliling sekolah mencari sahabat sahabatnya, namun hasilnya nihil, tak ada satupun sahabatnya yang tersisia

‘duh, nih sekolah udah sepi, tapi gk ada yang bisa gue tumpangin... eh, ada si Bagas, ah, tapi, bodo deh, mending gue pulang jalan kaki’ batin Cindai dan berbalik badan hendak pulang

“Cindai!” ucap Bagas lalu Cindai berbalik badan lagi

“Apa?” tanya Cindai cuek

“mau kemana? Gk pulang? Pulang bareng gue aja, disini udah sepi, lagian sahabat sahabat lo juga udah pulang” tanya Bagas

“gk deh gas, makasih, gue cari angkot aja didepan” Jawab Cindai lalu pergi

“oh, yaudah, gue pulang dulu yha, dah” ucap Bagas

“ya” jawab Cindai, lalu Bagas pulang dengan mengendarai motornya

“huh, Bagas gitu amat sih? Seharusnya dia maksa gue bareng dia, eh malah dicuekin gitu aja” gerutu Cindai saat berjalan sendirian yang masih tak jauh dari sekolah, lalu...

“Cindai” sapa Misel yang kebetulan baru pulang

“eh, Misel” jawab Cindai

“pulang bareng gue aja, kan searah” ajak Misel

“.....”

“udah, sama gue aja, disini udah sepi kalee, yok naik” ucap Misel

“yaudah” jawab Cindai

Ternyata dari kejauhan Bagas, RaSha, GilNgel, Novi, Salma, dan Chelsea sedang memantaunya

“yess, rencana 1 kita udah berjalan mulus” ucap Bagas senang

“iya, tapi lo jangan puas dulu, masih banyak steps lagi gas” ucap Novi

“oke, semoga aja berhasil” ucap Gilang

“ya, semoga” jawab Chelsea

S
K
I
P

Malam hari...
1 sms masuk ke Hpnya Cindai

From : Chelsea
“Ndai, kita jalan yuk, yah, anggep aja sebagai permintaan maaf gue gara gara tadi pulang sekolah”

Cindai : boleh, jam berapa?
Chelsea : sekarang aja, gue didepan rumah lo!

Lalu Cindai langsung keluar rumah

“Chelsea? Kok?” ucap Cindai kaget

“hehe, udah, lo ganti baju dulu, oh ya, bentar lagi Novi juga dateng kok” ucap Chelsea

“yaudah, yok masuk dulu, gue juga mau ganti baju” ucap Cindai

“dandan yang cantik yah” ucap Chelsea

“iya iya” jawab Cindai lalu pergi ke kamar

Tak berselang lama, bersamaan dengan keluarnya Cindai dari kamar datang juga Novi

“eh, sorry yha guys, gue telat, hehe” ucap Novi yang baru datang

“ya ya ya, yaudah berangkat sekarang aja” ajak Cindai

“yaudah yok”


Lalu mereka pergi ketempat yang direncanakan Bagas dkk

“kemana nih Chels? Biasanya kan kalo kita jalan bareng arahnya ke sana” ucap Cindai bingung

“udah, ikut aja” ucap Chelsea

“gue yakin lo nanti pasti seneng deh” ucap Novi

“yakin lo bilang gitu?” tanya Cindai

“suer deh, seur takewer kewer” jawab Novi

“HAHAHAHAHA”


Tak berselang lama mereka samapai di tempat yang mereka tuju
“Chels, Nov, ni tempat apaan sih? Gue gk pernah lihat, baru ini” tanya Cindai bingung

“udah masuk aja, bagus gk?” tanya Novi

“Bagus, gue suka banget” jawab Cindai sambil melihat sekelilingnya yang dihiasi lampu lampu redup yang romantis

“yok masuk” ajak Chelsea

“yok”

Setelah mereka masuk, Cindai di kagetkan oleh...
“Duahi kekasih pujaan yang slalu dihati
Aku menunggumu
Engkau gadis yang slalu hadir dalam mimpiku
Disetiap tidurku

Dengarkanlah aku cinta
Ingin aku...
Selalu menjaga dirimu, menemani setiap waktu

Dengarlah sayangku
Tiada yang lain saat ini
Engkaulah yang ada di hati
Engkaulah yang ada di hati

Duhai kekasihku
Hanyalah dirimu yang ku mau
Tiada yang lain di hati
Selamanya hanya dirimu...”

Tak terasa bagi Cindai, saat Bagas bernyanyi, Cindai menitihkan air mata harunya, entah haru bercampur dengan rasa apakah, dibarengi itu, langsung semua teman temannya bernyanyi

“happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday
Happy birthday
Happy birthday Cindai...”

Lalu Misel keluar membawa kue tart untuk Cindai. Saat itu juga air mata Cindai makin deras keluar

“tiup lilinnya
Tiup lilinnya
Tiup lilinnya sekarang juga
Sekarang juga
Sekarang juga”

“Ndai, sekarang kamu make a wish dulu” ucap Bagas

“ya gas” ucap Cindai
‘ya tuhan, makasih sudah memberiku teman teman yang tak pernah lupa akan diriku, aku ingin semua ini tetap menjadi seperti ini, selamanya’ batin Cindai
“udah” ucap Cindai

“sekarang tiup lilinnya” ucap Chelsea, lalu Cindai meniup lilin di atas kue tart itu

“YEEE”

“Ndai, pasti lo bingungkan, kenapa Bagas nyanyi kayak tadi? Dan lo pasti sebenernya cemburu kan kalo gue sama Bagas deket?” tanya Cindai, namun Cindai menjawabnya dengan hanya mengangguk

“Ndai, aku sama Misel gk ada apa apa, emang akhir akhir ini aku sering BBM Misel dan jarang sms kamu, itu semua demi hari ini, aku mutusin kamu juga demi hari ini, aku mau hari ini menjadi kenangan dan hari terindah dalam hidupmu, sebenernya aku juga gk mau kale putus sama kamu Ndai, aku mutusi kamu itu gk beneran, kamu mau gk balikan sama aku lagi?” ucap Bagas panjang lebar sambil menatap mata Cindai dalam dalam

“ayo Ndai, gue tau lo pasti mau balikan” ucap Chelsea berbisik dari belakang Cindai

“iya, aku mau” ucap Cindai sambil tersipu malu

“CIIIEEEEEE!!!”

“Ahay, besok traktiran yha?” ucap Gilang asal ceplos

“oke deh, tapi Bagas yang bayarin” ucap Cindai

“yaudah deh, besok kalian gue traktir” ucap Bagas

“HHAHAHAHAHAHA”


-END-

Follow twitter @zaakyki :)))))

Kamis, 06 Juni 2013

Cinta Kita Bersemi Di Sawah Om Didi! (Cerpen)

Hai BDS
Maaf nihh aku baru nongol lagi

Aku bawa Cerpennn!!!

Cek This Out!!!
---
Pagi itu di sebuah Kota sebut saja Jakarta. Dua orang gadis manis sedang bermain air di tepi kolam renang.
“Ndai, lo bosen gak kita liburan gini gini aja?” Tanya salah satu gadis
“Hmm iya juga ya chel. Tapi gue juga bingung mau kemana?” Balas gadis yang dipanggil ‘Ndai’ itu
“Kenapa kita gak liburan dirumah Om lo yang di desa? Kayanya sih disana enak.” Usul gadis yang dipanggil ‘Chel’ itu
“Hmm boleh juga tuh.. Tumben yaa seorang Agatha Chelsea Terriyanto gak lemot…” ujar gadis yang dipanggil ‘Ndai’ sambil menyipratkan air ke Chelsea
“Ihh apasih. Lo Gloria Cindai Lagio yang jomblo abadi gausah nyiprat nyiprat air deh..” ujar Chelsea sambil membalas cipratan air dari Cindai.

Ternyata nama gadis itu adalah Cindai dan Chelsea. Cindai adalah gadis berperawakan hitam manis, ber-rambut panjang, berhidung sedikit mancung dan pastinya cantik. Dia memiliki sifat yang rada cuek,jutek dan manja. Sifat Cindai tentu berbanding lurus (sama) dengan sifat sepupunya itu, yaa Chelsea sangat cuek, jutek dan manja.

-Introduce End-

“Paa boleh ya kita ke desa ?” mohon Cindai kepada Papanya
“Papa akan telepon paman kamu dulu.” Ujar Papa langsung mengambil ponselnya
“Yess kita berhasil chel” Bisik Cindai sambil mengajak Toss Chelsea
*PROKK*
“Oh yasudah. Saya akan kirim anak anak saya ke desa besok.. Terimakasih ya Didi.” Terdengar pembicaraan papa dengan paman Cindai di telepon.
“Gimana paa?” Tanya Cindai yang langsung menghampiri papanya yang baru saja menutup teleponnya
“Besok kamu akan papa kirim ke sana. Tapi inget kamu dan Chelsea gak boleh nakal” ucap papa lalu naik ke lantai 2 rumah mereka
“Asikkkkkk!” Sorak Cindai dan Chelsea bersamaan.
---
Kukuruyukkkk…Kukuruyukkk….

Benar saja suara ayam milik pembantu Cindai telah membangunkannya dari tidur nyenyaknya.
*KLEK* pintu terbuka

“Ndai ayo bangun… Kita akan berangkat jam 8 nih…” ucap seseorang sambil menggoyang goyangkan bahu Cindai
“Duh chel gue ngantuk banget…” ujar Cindai sambil sesekali mengucek matanya
“Lo lupa? Kita ini mau ke desa ndai ke desaaaa….” Teriak Chelsea di kuping Cindai
“WHATT??! Oiya astaga gue lupa. Bentar chell gue mandi dulu” Balas Cindai sambil berlalu dari kasurnya dan segera menuju kamar mandi. Sementara Chelsea kembali menuju meja makan di bawah.
---
“Gimana Cindai,Chel?” Tanya papa Cindai
“Hmm dia udah mandi kok om…” balas Chelsea
“Oh yasudah kamu makan dulu ya. Nih roti buat kamu” ucap mama Cindai seraya memberi Chelsea sebuah roti

Hening…

“Duh Chelll bantuin gue sedikit kenapa sihh?!” gerutu Cindai saat menuruni tangga
Chelsea yang sedang mengunyah rotinya tiba tiba menoleh kea rah cindai dan tertawa.
“hahahahaah”
“Ih malah ketawa-_- Sepupu apaan lo ngeliat gue susah malah diketawain” oceh Cindai saat melihat Chelsea sepupunya menertawakannya
“Iya iya… Lagian lo sih mau ke desa aja bawa segini banyak tas. Lo mau nginep berapa hari sih ?” Tanya Chelsea sambil mencoba membawakan 1 dari semua tas Cindai
“Tanya papa aja tuh…” ujar Cindai
“Emangnya berapa lama sih om?” Tanya Chelsea
“Ya sekitar 1bulanan lahh…” jawab papa Cindai
“1Bulan paa? Gak kelamaan? Padahal aku maunya tuh Cuma 2minggu tau.” Ujar Cindai sambil duduk di depan meja makan
“Kemaren bilangnya bosen dirumah terus. Yaudah deh papa bilang 1bulan.” Balas papa
“Bener tuh ndai.. Kita kan bosen tau dirumah terusss.. Kan kalo disana enak udaranya seger dan lain lain deh..” Chelsea ikut bicara
“Iya tapi gak sebulan juga Sepupuku sayangggg” Ujar Cindai sambil mencubit pipi Chelsea
“Aww..”
“Eh udah udah… sekarang kalian ke mobil sana. Udah ditunggu” tutur papa
“Papa gak nganter?” Tanya Cindai
“Ngga. Papa banyak urusan di kantor. Kamu dianter pak ujang tuh diluar. Udah cepett, jangan nakal ya” balas papa
“Iya paa, maa… Sampai jumpaa…” Ujar Chelsea dan Cindai sambil keluar lewat pintu
---
Setelah Cindai dan Chelsea berada di dalam mobil, Cindai langsung duduk dengan Chelsea di jok tengah. Sedangkan supirnya di depan(?) Yaiyalahh-_- Abaikan
“Pak, kita mau kemana sih? Rumah om Didi itu di daerah mana,Pak?” Tanya Cindai
“Kepoo…” Balas Chelsea
*PLETAK* Sebuah jitakan mengenai kepala Chelsea
“Awww… Cindai emang ya!” Geram Chelsea
“hahaah… Serius pak daerah manaaa?” Tanya Cindai lagi
“Daerah Bandung non”
“Oh.” Cindai hanya ber-O ria sambil memasang headset ke telinganya dan segera melanjutkan tidurnya yang terganggu tadi pagi.
---
Sudah hampir 2jam mereka berada di perjalanan, akhirnya mereka berhenti di depan sebuah ladang persawahan yang sangaaaatt luas. Chelsea telah turun dari mobil, sementara Cindai? Masih terlelap di tempatnya.
“CINDAAAAAAAAAAAI” Teriak Chelsea dikuping Cindai
“Elah apasih chel? Bisa gak sekali aja gausah ganggu tidur gue?!” oceh Cindai sambil mengelus elus kupingnya yang pengang
“Udah sampe! Lo tidur mulu sih.” Balas Chelsea
“Udah sampe? Waduh minggir minggirr..” Cindai langsung bersemangat setelah mendengar kata ‘Sampai’ dan langsung keluar dari mobil.
“Hmmm…. Udaranya seger banget chel” ujar Cindai sambil mengirup nafas dalam
“Iya ya ndai. Coba aja Jakarta begini” balas Chelsea
“Non, maaf atas perintah tuan non harus mengeluarkan barang barang non setelah sampai.” Ujar Supir mereka dari belakang
Cindai dan Chelsea menoleh. “tolong dong pak. Banyak nih soalnya bawanya” ujar Cindai sambil menuju bagasi mobilnya
“Baik non…”

Setelah beberapa menit mereka mengeluarkan semuanya dari bagasi, Pak ujang kembali berbicara.
“Nah bapak pulang dulu ya non..”
“Loh pak? Kita ditinggal gini aja?” Tanya Cindai bingung
“Iya pak? Kita kan gatau jalan sini pak..” balas Chelsea
“Ini perintah tuan non. Tapi, kata tuan nanti ada yang jemput kok. Katanya bapak di..di.. di siapa gitu non. Yasudah ya bapak pamit.” Ujar supir itu sambil kembali memasuki mobilnya dan segera kembali pulang ke Jakarta.
“Jadi kita mau dijemput om Didi… Hmm tunggu disini aja ya chel ga ada warung nih soalnya” Ujar Cindai
“He’ehh…”

Setelah hampir setengah jam mereka menunggu, akhirnya sebuah mobil Pick Up datang.
“Ndai, ndaii… apa itu om lo?” Tanya Chelsea kepada Cindai yang sedang terfokus pada Ipadnya
“Iyaa…” Balas Cindai tanpa menoleh sedikitpun
“Tapi lo liat dong… dia naik mobil apaa…” ujar Chelsea sambil memegang kepala cindai agar melihat mobil pick up itu
“Ferarrii… kan..” ucapannya terpotong saat melihat sebuah mobil yang sedikit lusuh.
“Ini mah namanya truk!!!!” teriak Chelsea dan Cindai bersamaan.

Sehabis mobil itu terhenti, pintunya terbuka dan keluarlah sesosok pria desa yang yaa lumayan ganteng, tinggi, Cuma bajunya saja yang sedikit kedesa desaan.
“Maaf teh, saya Bagas suruhannya Kang Didi. Apa benar kalian teh Neng Cindai dan Chelsea?” Tanya orang itu dan ternyata bernama bagas.
“I…I..iyaa gue cindai dan kenalin ini Chelsea sepupu gue..” Cindai menerangkan

Namun, Chelsea kelihatan tak bergeming sambil memperhatikan bagas.
“Chellll are you okay?” Tanya Cindai mengarahkan tangannya di depan mata Chelsea
“eeehh iya gue gapapa… gue Chelsea. Tadi siapa nama lo?”
“Abdi teh bagas.. ayo masuk ke mobil, kalian sudah ditunggu oleh kang Didi di rumahnya” ucap Bagas sambil mempersilakan 2 gadis cantik itu masuk ke dalam Pick Up nya.
---
“Gue duduk disini?” Tanya Cindai
“Iya tehh..” Balas Bagas
“Ah gamau… Gue duduk di belakang aja… Chel lo sini ya?” Ujar Cindai menyenggol bahu Chelsea
“hah? Tapi ndai…”
“Udah deh… gue dibelakang aja..” balas Cindai sambil naik ke belakang mobil Pick up itu
“Yaudah deh terpaksa.” Ucap Chelsea lalu duduk di depan bersama Bagas sementara Cindai dibelakang menemani….Kambing

“Ih si bagas bilang kali kalo dibelakang ada kambing. Tau gitu gue di depan aja.. huekkk mau muntah nih bau banget! Sial emang-_-“ Gerutu Cindai
Tiba tiba mobilnya mengerem mendadak…

-CITTTT-

Cindai terlempar ke depan dan keningnya terpentok besi.
“Aduhhhhh… Lo bisa nyetir gak sih!” Geram Cindai sambil memukul mukul besi yang mengenai kepalanya tadi
“maaf teh maaf…” Ucap bagas
“Maaf maaf. Sakit tau…. Masih lama gak sih?” Tanya Cindai lagi
“Masih teh masih sekitar 3jam lagi menuju rumah Kang Didi.” Balas Bagas
“WHATTT?!” Cindai dan Chelsea kaget mendengar kata 3jam yang terlontar dari mulut Bagas.
“Bisa lumutan gue disini…Huh!” gerutu Cindai lagi hingga ia tertidur bersama 3kambing.
---
Sudah 3jam dia di belakang bersama kambing dan sekarang jam tangannya sudah menunjukkan pukul 15:30
“Neng, neng cindai bangun atuh neng.. ini teh udah sampe.” Ucap bagas sambil menepuk nepuk pipi Cindai yang masih tertidur
“Eleh eleh… Neng Chelsea bisa tidak membangunkan neng Cindai?” Tanya Bagas kepada Chelsea yang sedang mengangkut tas tasnya.
“ah bangunin deh sendiri. Gue capek” Balas Chelsea lalu masuk ke rumah Om Didi
‘Apa gendong aja ya? Gak tega juga banguninnya..’ Pikir Bagas
Tanpa berpikir lama, Bagas merendahkan tubuhnya dan berniat menggendong Cindai namun setelah tubuh bagas merendah dan sekarang berjarak 30cm dari tubuh Cindai, Cindai membuka matanya dan….
“Aaaaaaaaaaaaaa mau diapain gue?! Lo gamau apa apain gue kann? Gue belom lo sentuh sama sekali kan?” Teriak Cindai
“ehhh si neng nih. Abdi teh mau gendong neng ke dalem. Abdi mau bangunin neng gak tega.” Balas Bagas
“Bener?” Tanya Cindai
“Iya atuh neng.. Abdi teh tau agama, jadi gak mungkin abdi apa apain neng.” Balas bagas lagi
“Ah yaudah yaudah mending lo bawain tuh tas tas gue..” ujar Cindai
“Sipp atuh neng..” balas Bagas sambil bergegas mengambil tas tas Cindai dan segera membawanya ke rumah.
---
Setelah cukup lama mereka singgah dan ngobrol dengan Om dan tante mereka, Cindai dan Chelsea langsung menuju kamar guna tidur karena jam dinding sudah menunjukkan pukul 22:00.

“Ndai…” panggil Chelsea sambil tiduran bersama sepupunya, Cindai
“yaa?” sahut Cindai
“Menurut lo bagas gimana?” Tanya Balik Chelsea
“Bagas…Hmm…. Yaa kaya bagas haahahah” canda Cindai
“Ihhh….” Chelsea geram
“Emang kenapa deh? Lo suka ya sama dia?” Goda Cindai
“Hmm Yaaa gitu dehh… gue tidur dulu yaa gnight Cindai jomblo abadi…” ujar Chelsea lalu membalikkan badannya dan segera tidur
“Iyee gnight too Chelseaaa” balas Cindai sambil membelakangi Chelsea dan mereka tidur saling memunggungi.
---
10 menit….20 menit…30…40…50…60… Cindai telah membolak balik badannya, menepuk tangan dan kakinya bergantian karena ada nyamuk dan ia tidak bisa tidur.
“Uhh ini kamar apasih kok banyak banget nyamuk…” Ujar Cindai kesal
“Eh ada apa ini ?” Tanya Om didi yang tiba tiba masuk
“Ini om banyak banget nyamuk….” Balas Cindai
“Hmm lagian kamu tidak ditutup sih jendelanya… Yasudah cepat tidur, udah jam 11 tuh” Oceh Om didi
“Ah ngga deh.. Udah ga ngantuk, aku keluar sebentar ya om.. cari angin” balas Cindai sambil berlalu dari kamarnya dan segera keluar rumah.
---
“Bagas… Lumayan sih.. Cuma yaa..Eh gue ngapa jadi mikirin anak itu-_- Apa jangan jangan? Arghhh!” Gerutu Cindai sambil menendang sebuah batu yang lumayan besar lalu…
“Aww….” Rintih seseorang lelaki
“Hah? Siapa itu?” Ujar Cindai kaget sambil celingak celinguk mencari rintihan suara itu
“Siapa sih yang ngelempar batu malem malem begini?”
“Hello… Lo kena batu yang gue tendang tadi ya?” Tanya Cindai sambil menepuk bahu seseorang lelaki itu. Lelaki itu menoleh
“Bagas?”
“Neng Cindai?”
“Lo ngapain disini malem malem?” Tanya Cindai
“Nah neng ngapain disini malem malem?” Tanya Bagas balik
“Eh ditanya malah nanya balik…”
“hehehe” Bagas terkekeh

Hening…

“jalan jalan yuk neng…” Ajak Bagas
“Kemana?”
“Keliling keliling sini aja…”
“Yuk deh” Cindai menanggapi ajakan bagas dengan positif

“Gas..”
“Iya neng?”
“Bisa gak gausah panggil gue neng?”
“Terus apa?”
“Panggil gue Cindai aja…atau Ndai”
“Okedeh neng… Eh Cindai hehe”

Heningg…..

“Gas…”
“Iya ndai?”
“Maaf”
“Untuk?”
“Tadi siang sama barusan gue nendang batu dan kena lo hehe”
“Iya neng gapapa…” ucap Bagas
“Eh Cindaiii maksud abdi” ucapnya lagi. Cindai hanya geleng geleng melihat Bagas yang bingung memanggil namanya
---
Setelah lama mereka berjalan jalan keliling kampung, akhirnya mereka sampai di depan rumah Om Didi, rumah yang akan disinggahi Cindai 1 bulan kedepan.

“Eh gue masuk dulu ya udah jam 12 nih.. bye gas” Pamit Cindai
“daaah…” Bagas melambaikan tangannya dan tersenyum. Setelah Cindai hilang dibalik pintu, bagas memutuskan untuk pulang juga.
---
Kukuruyukk..Mooo…Mbeee…Wekkwekk…Meoww…Enghihihi…Gukkgukkk terdengar suara suara binatang ternak dari luar rumah om Didi yang mengganggu tidur gadis manis bernama Cindai.
“Ah Chell lo bunuhin gihh tuh binatang.. Ini rumah apa kebon binatang sih?” Gerutu Cindai sambil memukul mukul tempat Chelsea. Sedangkan Chelsea sudah bangun.
“Loh Chelsea mana?” Ujar Cindai setelah menyadari kalau Chelsea sudah tidak ada di tempatnya
“Ah gue mandi dulu deh…” ujarnya lagi lalu menuju kamar mandi
---
“Hahahah ini gini gas cara ngasih makan bebeknya?” Tanya Chelsea sambil cengengesan dengan Bagas
“iya tehh…. Tinggal di lempar aja..”
“Ohh siappp…”
“Chelseaaaaaaaaaaaaaaaaa” teriak Cindai sambil menghampiri Chelsea
“Eh ada apasih?!” Tanya Chelsea
“Lo ngapain disini?”
“Y ague bantuin Bagas disuruh om Didi tadi..”
“Ohh tuh disuruh bantuin masak.. gue kan gabisa masak” ujar Cindai
“Oh ok.. Daah gass..Daahh Cindaaaii” Pamit Chelsea sambil mencubit Cindai lalu pergi.

Hening…

“Loh kok dieem?Ini mau diapain bebeknya dimasak yukk…” Canda Cindai
“Eh ada ada aja kamu ndai… ya dikasih makan atuh bebeknya” balas Bagas
“Cie udah bisa manggil ndai.. Yaudah ini ngasih makannya gimana?”
“Heheh… Dilempar aja kok” balas Bagas
“Oh oke…” sahut Cindai lalu melempar sekepal dedak(?) ke sekumpulan bebek bebek di depannya
‘Neng Cindai kalo diliat liat cantik juga..’ Pikir Bagas
“Gasss gue takut disosorrr…” Ujar Cindai panic lalu memeluk Bagas. Bagas hanya diam mematung.
Mereka berpelukan hampir 1menit dan Cindai tidak menyadarinya. Tiba tiba…..
“Woyyyy pada mau ngapainnn?!” teriak Chelsea saat melihat Cindai dan bagas dengan posisi berpelukan
“Eee ga ngapa ngapain kok Chelll… Tadi Cuma mau disosor bebek… Gue takut, yaudah deh..” balas Cindai gelagapan(?)
“Ohhh yaudah sana makan udah mateng tuhh” perintah Chelsea lalu pergi
“Eh makan bareng yuk di dalem…” Ajak Cindai kepada Bagas
“Gausah ndai.. Abdi mau ngurusin binatang binatangnya dulu bahkan abis itu abdi mau ke sawah…” balas Bagas
“Ah yaudah ayolahhh… Plisss itu kan bisa nanti” mohon Cindai
“Hmm ayo deh neng.. Eh ndai maksud abdi” Bagas terkekeh.
---
Setelah mereka makan bersama, Bagas pamit kepada Om dan tante.
“Kang, Teh abdi mau nyawah dulu yaa..” pamit bagas lalu salim kepada om dan tante
“Oh iya gas… ati ati ya.. Ndai, Chel bantuin bagas geh ke sawah” Suruh Om Didi
“Males ah om….” Balas Chelsea
“Nemenin nyawah? Ayo dehhh” Balas Cindai semangat
“Yaudah sana.. Ati ati ya kalian” ujar Om Didi
---
Sudah hampir 20 menit Cindai dan Bagas berjalan menuju sawah, finally mereka sampai.
“Ndai ayo turun ke sini” ujar Bagas halus
“Ini lumpur yah gas?” Balas Cindai
“Bukan neng.. busa.. Ya udah tau lumpur.. ayo gehhh nanti keburu siang panas atuh” Sahut Bagas
“Oh iya deh…”Cindai mengiyakan dan segera turun ke sawah itu
“Huekkk…. Gasss kok bau gini sih?!”
“Ini kan lumpur neng…”
“Oiya…hehe” kekeh Cindai
“Nih pegang” Ujar bagas menyodorkan seikat anakan padi(?) Gatau namanya yaallah._. jangan bully. Abaikan!!
“Ini apa?” Cindai Nampak bingung dengan apa yang sedang ia pegang
“Ini padi neng.. Sekarang cindai pegang dan taro disini nih di lahan yang kosong” Bagas menjelaskan
“Oh iya iya ngerti..”
---
Waktu menunjukkan pukul 14:30. Ternyata sudah 4jam mereka menghabiskan waktu berdua di tengah sawah.
“Neng… Abdi mau beli minum dulu yah…” ujar Bagas
“Oh iya gas… Jangan lama lama ya” pinta Cindai sambil meluruskan pandangannya
‘Bagas baik, sopan, ganteng pula.. Ahhhh melted giniiii….’ Batin Cindai
“Dorr neng kok bengong” Bagas mengagetkan Cindai
“Eh apa ganteng?!” latah Cindai
“heheheh” bagas terkekeh
“Yeee lo mahh! Mana minumnya?”
“Nih ndai..”
“Thanks ya” Balas Cindai sambil mengeluarkan senyum mautnya

Hening…

“Gas…”
“ya ndai?”
“Pulang yuk…”
“Yuk neng…” Ujar Bagas sambil segera bangun
“Ehh tunggu…” Cindai menarik pergelangan tangan bagas.
“ada apa lagi neng?”
“Ada… Iniii!” Cindai mencolek pipi Bagas dengan jarinya yang ada lumpurnya
“Si neng mah usill… Nihhh abdi bales” Bagas membalas dengan sekepal lumpur lalu langsung pergi
“Eh si bagas curanggg.. Gue Cuma sejari, lo sekepel! Awas lo yaaa…” Cindai mengejar Bagas
---
1minggu…2minggu…3minggu… Tak terasa sudah 3minggu lebih 5 hari Cindai dan Chelsea menghabiskan liburan mereka di desa. Jadi tinggal tersisa 2hari untuk berada di wilayah yang membuat Cindai nyaman. Nyaman karna udaranya, orang orangnya dan pasti nyaman karna dia menemukan seseorang yang bisa membuatnya jatuh hati. Ya bagas! Cindai sudah 2 minggu ini Cindai menaruh hati padanya. Namun, ia malu untuk mengungkapkan.
Karena rutinitas yang banyak dihabiskan Cindai dengan bagas, seperti memberi makan bebek, memandikan kerbau, memerah susu sapi dan pastinya ‘Nyawah’. Jadi, tidak salah dong kalau rasa sayang telah muncul di hati Cindai?
---
Hari ini adalah waktunya Cindai dan Chelsea pulang. Perasaan baru kemarin mereka datang, sekarang sudah mau pulang lagi. Ya memang segala sesuatu yang dijalani dengan Hati akan terasa sangat cepat.
“Om, kita akan pulang ke Jakarta jam berapa?” Tanya Cindai
“Hmm sekitar jam 3an lah ndai. Kenapa?”
“Gapapa kok om.. Dianter Bagas?” Tanya Cindai lagi. Om didi menggeleng.
“Yah..” Cindai merasa sedikit kecewa. Kalian akan diantar Difa ke tempat kemarin.
“Difa? Difa siapa Om?” Tanya Cindai
“Difa itu temannya bagas. Kalian gak tau? Bentar om telepon dulu biar kesini”

Setelah hampir 10 menit om didi menelpon orang yang bernama difa, akhirnya Difa datang.
“kang ada apa manggil saya?” Tanya difa
“Ini mereka mau kenal..” balas Om didi
“Ohh… Nama saya Difa.”
“Gue Cindai. Ini sepupu gue Chelsea”
“Chel kenalin dong…”
“Eh iya… gue Chel…Sea” Chelsea sangat gugup saat melihat Difa dan kembali melamun
“Chel… Chell!!! Chelsea!!” teriak Cindai dikuping Chelsea
“eh iya apa?”
“Suka yaa?” goda Cindai
“Ih apasih! Eh jalan jalan yuk Dif..” ajak Chelsea
“Ayo deh” Difa dan Chelsea segera meninggalkan Ruang tamu yang berisi Cindai dan Om Didi
“Om, kenapa ga bagas aja yg anter kita?” Tanya Cindai
“Dia sibuk…”
“Sibuk apa?”
“Biasa…”
“oh.. Jadi skrg dia di sawah ya?” Tanya Cindai balik. Om didi hanya mengangguk
“Okk… Aku pamit bentar yaaaa…”
---
Cindai berlari hingga akhirnya sampai di sawah tempat Bagas berada….
“Gas… Hosh hoshh…” Ujar Cindai ngosngosan
“Eh Cindai ada apa?”
“gapapa.. Nih minuman buat lo” ujar Cindai sambil memberi sebotol teh dingin
“makasih ya…” Balas bagas sambil melempar senyum. Cindai hanya mengangguk

Hening..

“Gas…”
“Hmm?”
“Gue suka sama lo..”
“Hah?”
“Gue suka sama lo!”
“Kamu suka sama aku?” Tanya Bagas memastikan. Cindai mengangguk mantap
“Kenapa bisa?”
“Ya bisalah.. Cinta itu dateng tiba tiba. Lo percaya itu kan?”
“Iyaa aku percaya… Sebenernya, aku juga udah suka lama sama kamu tapi aku sadar kalo aku Cuma orang desa dan ga pantes sama cewe seperfect kamu” Balas Bagas lesu
“Siapa bilang? Kamu emang orang desa. Tapi kamu tetep special kok di sini..” ujar Cindai sambil menunjuk bagian jantungnya
“heheeh…” kekeh Bagas
“Terus? Hubungan kita?”
“Ya… Kamu mau jadi pacar aku?” Tanya Bagas berlutut di depan Cindai. Cindai mengangguk malu dan berdiri.
“IYAAA AKU MAU! AKU MAU JADI PACAR SEORANG BAGAS…” teriak Cindai
Bagas memeluk Cindai dan Cindai membalas pelukan Bagas.
“GAS,CINTA KITA BERSEMI DI SAWAH OM DIDI !!!!!!!!!!!” Teriak Cindai lagi.

-End-

Follow twitterkuuu!!! @zaakyki
Like & Comment sangat dibutuhkan thankyou♥