Disini, di halte ini aku,
Cindai sedang menunggu sebuah bis yang berjurusan ke sekolahku. Waktu masih
menunjukkan pukul 6 tepat. Tak lama bisnya datang, aku pun segera duduk dan
menunggu untuk sampai ke sekolah. Dengan hati hati aku mengeluarkan ponselku
dari tas, segera membuka aplikasi LINE
LINE
(Read) Chindai : aku udah naik bis ya.. Kamu ati ati♥
Bagas : Iya.
(Read) Chindai : Love u..
Selalu begitu. Aku sering berpikir apakah dia tidak mau bertindak mesra sedikitpun terhadapku. Ah, aku sudah membuang pikiran itu jauh jauh. Dia hanya sedang pusing dengan UN-nya.
-Sekolah 06:17-
"Hai." Sapaku pada teman teman dikelas
"Hai chelsea..." Sapaku special pada teman sebangku-ku
"Hai, Ndai! Bagas mana?" Tanya-nya
"Dia ga jemput.... lagi Chel." Ujarku lesu
"Hmm, yaudah yuk daripada lemes lemesan mending ke kantin kita sarapan!" Ajaknya sambil menarik tanganku. Aku mengiyakan.
Aku melihat bagas dikantin. Chelsea segera mengajakku ke arah Bagas.
"Ke bagas?" Tanyaku
"Iya.."
"Ga deh, Chel." Aku menolak dengan halus
"kenapaa? Kan ada gue. Ayolaah" paksa Chelsea dengan menarik tanganku.
"Hai gas.." Sapaku
bagas tidak merespon
"Gas?"
"Gas?"
"Bagas.." Kali ini aku menyentuh pundaknya
Dia bangun dari duduknya "kenapa sih?! Gue kan lagi sama temen temen gue? Gabisa ga ganggu sebentar ajaya?" Bentaknya
JEDERRR!
"Gas, lo apa apaan sih?!" Chelsea membentak bagas balik
"Lo berdua yang apa apaan! Udah sana!"
"Yaudah yuk, Ndai." Chelsea menarik tanganku lagi menuju kelas.
-kelas-
"Udah deh gausah ditangisin. Gaada untungnya!" Ucap chelsea
"Tapi gue cuma mau dia anggep gue, chel. Udah itu ajaa.." Balasku
"Ada waktunya, Ndai. Mulai hari ini gue mau lo ga deket lagi sama dia." Tukas chelsea
"Maksud lo.... Putus?!" Aku kaget bukan kepalang
"Ga sampe putus kok."
"Terus?"
"Gue mau tau aja dia bakal nyari lu atau engga." Ujar chelsea
"Hmm, liat nanti aja deh ya chel" balasku sambil mengeluarkan buku paket biologi dari tas.
-istirahat-
Aku segera mengambil bekalku dan menuju keluar kelas.
"E e eeee mau kemana loo?" Tanya chelsea
"Ke kelas bagas. Daah" aku langsung lari
-kelas bagas-
Aku melihatnya di meja paling belakang sedang mendengarkan lagu di headset. Dengan sumringah aku menghampiri dan mencabut headset dari kupingnya.
Dia mendongak.
"Ini bekal untuk kamu.." Aku menyodorkan bekalku
"Iya makasih." Ujarnya mengambil bekalku dan melanjutkan mendengarkan lagu. Aku yang sedang senang berlari ke kantin guna membeli jajan.
-Bagas ViewPoint-
"Nih bekalnya buat lo aja." Ujar Bagas memberi bekalnya ke josia lalu pergi keluar kelas.
-Cindai Viewpoint-
15:00
Aku bergegas keluar kelas dan menuju parkiran berharap bagas sedang di sana tengah menunggunya. What a wonderful dream!
Sia sia. Bagas baru saja menancap gas. Aku akan pulang sendiri. Lagi.
Aku sedang bersantai di sofa sambil memegang ponsel berharap bagas mengabarinya.
-knock knock-
"Siapa?" Tanyaku saat sampai di depan pintu.
"Guess!" Suara itu. Dengan semangat aku membukakan pintu.
Saat melihatnya, aku refleks memeluk . Rasa damai ini... Bagas segera melepaskan pelukanku dan masuk ke rumah. Aku menutup pintu dan mengikutinya masuk.
"Ada apa, gas?" Tanyaku sambil duduk disebelahnya
"Hmm.. Gini gue mau minta ajarin pr kimia." Balasnya sambil fokus ke ponselnya
"Oh mana prnya?" Tanyaku lagi
"Ambil aja ditas" bagas masih fokus ke ponselnya. Aku segera mengambil buku kimianya dari tas.
"Gas, sini katanya mau diajarin."
"Nanti dulu...."
"Ih sini.." Aku menarik tangan bagas
"Apaan sih?! Tar dulu dong"
"Iya..." Aku mematung
-15 menit kemudian-
"Sekarang?" Tanyaku. Bagas diam.
"Bagas..."
"Gas, ayo dong!"
"Berisik deh lo. Udah lo kerjain aja. Percuma lo ngajarin gue, gue gakan ngerti." Bentak bagas masih dengan ponselnya
"But... U should do this by urself!" Ocehku
"Argh... Gue balik aja deh... Besok pagi gue jemput. Bye" bagas segera bangun dan keluar untuk pulang.
Setelah mengerjakan pr bagas, aku menangis lagi. Entah sudah yang keberapa kalinya aku menangis karena cowok ini. Aku hanya sangat sedih mengapa dia sampai hati. Berkali kali aku diginiin, tapi kenapa perasaan ini gabisa berubah jadi benci? Aku segera tidur daripada terus memikirkannya.
Ayam tetanggaku baru saja berkokok. Aku segera bangun dari tidur gusarku malam tadi. Segera meluncur ke kamar mandi dan tadaaaa...... Aku sudah siap ke sekolah!
"Halo mam..." Sapaku
"Halo sayang.."
Tin..tin.. Suara klakson vespa bagas telah sampai ditelingaku.
"Mam, aku berangkat dulu ya.. Bagas udah jemput, bye.. Love u" ujarku mencium tangannya lalu berlari menuju bagas dengan riang.
"Langsung naik. Takut keburu macet." Katanya sesaat aku baru ingin memeluknya untuk memberi salam pagi. Aku telah menaiki vespa bagas. Menunggu aksinya berhenti di depan sekolah.
-06:09-
Bagas dan aku telah sampai di parkiran sekolah.
"Aku duluan ya." Ucapku. Aku yakin dia gakan peduli. Aku berbalik arah dan berjalan menuju kelas.
"Iya. Makasih ya, prnya. Taro di kelas aku aja. Love u..." Jawabnya.
Aku tentu saja kaget. Mematung. Aku menoleh bagas masih memarkirkan vespanya. What a wonderful morning!
Sebelum aku masuk kelas, aku memutuskan untuk ke kelas bagas terlebih dulu. Di depan mejanya, aku mengambil buku dan aku taro di laci.
"Kamu bisa bikin aku random, Gas." Gumamku lalu bergegas ke kelas.
Aku ingin segera menceritakan semuanya ke chelsea. Chelsea nampaknya telat atau bahkan tidak masuk. Aku akan meneleponnya.
-telepon-
Cindai : halo..
Chelsea : iya kenapa ndai?
Cindai : ga kok. Lo masuk ga?
Chelsea : I'm on my way to Medan, Honey. Whut happend?
Cindai : really?! Oh god...
Chelsea : ofc. Why? Bagas lagi?
Cindai : iya..
Chelsea : huh.. Lo nangis lagi? Atau dibentak lagi?
Cindai : em... Engg...
Chelsea : ih dia ya emang. Kalo gue balik nanti liat aja tuh gue kasih pelajaran
Cindai : lo kenapa coba? Gue pagi ini dijemput dia chel
Chelsea : what?!?! Kena setan baik darimana tuh orang?
Cindai : lo tuh dia baik salah, dia jahat salah juga. Maunya apasi?!
Chelsea : kok jadi ngegas ndai? Gue kan cuma...
-terputus-
Chelsea memang begitu. Keras kepala.
Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi. Aku segera ke kelas bagas.
"Gas, anter aku pulang ya?" Tanyaku
"Gabisa, Ndai. Aku ada rapat di rumah josia" jawabnya dengan nada lemah lembut.
Aku terdiam. Aku tau persis bagaimana kesibukan dia sebagai wakil ketua OSIS di sini.
"Hmm, okay.. Take care! Aku duluan ya.." Aku segera pergi.
Aku bergegas ke kantin untuk membeli minum dan duduk sebentar sebelum pulang. Tak lama, ada yang menepuk pundakku.
"Chel.. Sea.." Aku refleks menoleh
"Eh angel.. Gue kira chelsea." Ternyata angel
"Kangen chelsea banget ndai?"
"Hehe.. Ada apa?" Tanyaku
"Hmm gini gue mau ngasih lo formulir lomba nyanyi. Mau kan ndai?" Ucapnya
"Lomba? Dimana?"
"Di oz radio ndai. Mau?"
"Persyaratannya apa aja?" Tanyaku
"Baca aja deh, ndai. Gue harus cepet cepet nih." Ujar angel buru buru
"Mau ke mana ngel?" Tanyaku
"Ke rumah josia." Jawabnya
"Bye ndai" lanjut angel lalu pergi
"Apa?! 21 mei? Itu kan anniv gue sama bagas. Hmm.. Yay! Gue bakal suruh bagas dateng terus gue persembahin lagu untuk dia." Batinku setelah membaca isi form tersebut.
Aku memutuskan pulang naik taksi dan menuju rumah bagas. Aku tidak sabar untuk memberitaunya
-15:45-
"Permisi" ujarku di depan gerbang
"Gerbangnya ga dikunci" aku masuk.
-knock-
"Permisi.. Bagas"
"Bagas"
"Bagas"
"Gas.."
"Apa dia belom pulang ya dari rumah josia?" Aku terduduk dibangku terasnya
1 jam
2 jam
3 jam
4 jam
-20:04-
Aku mendengar suara vespa. Itu pasti bagas. Argh aku tertidur.
"Bagas." Aku menghampirinya
"Ngapain lo disini?" Tanya bagas sambil membuka helm
"Aku mau ngomong..."
"Ngomong apa cepetan? Gue capek." Bantahnya sambil berjalan menuju pintu
"Bentar lagi kan anniv kita yang ke-15 bulan ya gas?"
"Penting gak sih ndai?! Gatau. Gue ga pernah ngitungin. Udah ah gue capek! Mending lo pulang!" Usirnya sambil memegang knop pintu dan segera membukanya
"Aku cuma mau ngasih tau kalo pas kita anniv nanti aku tuh ikut lomba gas. Dan aku mau kamu nonton" ujarku sedikit teriak dan menahan tangannya
"Tanggal 21 aku sibuk" bagas melepas tanganku
"Please..."
"Liat nanti.. Aku ngantuk, capek! Bisa ngerti gaksih?!" Bentaknya. Aku terisak lagi.
"Aku cuma mau ngomong itu kok. Selamat istirahat sayang. Aku pamit. Permisi.." Ucapku lalu berlalu dari rumah bagas dengan isakan.
-keesokan-
Untung hari ini hari sabtu. Yay! Free! Aku berencana untuk membeli banyak kaset untuk referensi lagu ku senin. Aku akan menelepon bagas.
-telepon-
Cindai : halo..
Bagas : hm.
Cindai : selamat pagi, sayang.
Bagas : hm.
Cindai : udah makan?
Bagas : gausah basa basi. Cepetan kenapa nelpon pagi pagi?
Cindai : aku... Aku mau minta dianter ke toko kaset. Bisa ga?
Bagas : emang aku ojek?
Cindai : bukan gitu. Aku kan cuma mau dianter. Sekalian jalan jalan, udah jarang banget loh.
Bagas : ah males ndai. Next time ya.. Bye ngantuk
-terputus-
Ga heran. Dia pasti gamau. Mending nelpon chelsea.
-telepon-
Cindai : chelss..
Chelsea : yaa? Kenapa baby?
Cindai : hari ini lo udah pulang belom?
Chelsea : belom dongg. Kenapa? Kangen?
Cindai : huh... Eh ada yang mau gue kasih tauu
Chelsea : hahahaha.. Apaan ?
Cindai : gue ikut lomba nyanyi. Makanya kalo lo hari ini udah pulang gue mau minta anter ke toko kaset
Chelsea : what? Toko kaset?! Hellowww.. Emangnya jaman batu kalo mau nyari lagu pake ke toko? Udah ada iTunes kali ndai atau ga internet. Download aja napasih..
Cindai : yeuuuu. Iya tauuu tapi kan sekalian jalan gituu..
Chelsea : wkwk iyaudah senin gue balik kokk
Cindai : gue lombanya senin, chelseaa
Chelsea : apaaaa?! Yahhhh yaudah semangat aja deh! Gue gabisa bantu nyari kaset nihhh
Cindai : yaudah gapapa. Makasihyaa. Eh oleh oleh!
Chelsea : sama sama... Gausah diingetin kali ndai. Udah ya bye!
Cindai : bye, chels.
-terputus-
Aku segera rapi rapi untuk menuju toko kaset
-10:47-
"Pak anter ke gandaria city ya.." Pintaku pada supir
"Siap, non!" Pak yadi segera menancap gas.
LINE
(Read) Chindai : gas aku otw toko kaset ya.
Bagas : y.
(Read) Chindai : kalo mau nyusul aku nyari kaset di gandaria city yaa
Bagas : Bawel.
(Read) Chindai : hehe♥
Tak terasa hari sabtu dan minggu telah terlewati olehku. Kini, senin pukul 07:38 aku sedang termenung di depan cermin kamar mandi.
"Semoga penampilanku sempurna." Aku masih bergumam sendiri. Dengan percaya diri, aku keluar dari toilet.
"God bless me."
"Cindaaaiiii" teriak chelsea dari belakang
"Chelsea? Lo udah balik?" Tanyaku
"Kan gue udh bilang balik hari senin ndai."
"Oh iya hehe.."
"Lo cantik banget..." Pujinya
"Puji tuhan" aku sangat bahagia
"Nyanyi lagu apa?" Tanya chelsea
"Ada deh..." Jawabku sambil berjalan menuju lapangan
"Ih gituu.."
"Ya pokoknya lagi pas banget deh sama suasana hati.. Hehe" lanjutku
"Ah bisa aja..."
Aku dan chelsea sudah berada di lapangan. Sang pembawa acara lomba ini sudah naik ke panggung untuk membuka acaranya. Satu persatu peserta dipanggil olehnya. Dan kini giliranku.
"Kita panggilkan, Cindai. XI IPA 2" ujar sang pembawa acara. Aku segera ke atas panggung.
Serpihan hati - utopia
Di matamu aku tak bermakna
Tak punyai arti apa apa
Kau hanya inginkanku
Saat kau perlu..
Tak pernah berubah...
Reff :
Serpihan hati ini ku peluk erat
Akan kubawa sampai ku mati
Memendam rasa ini sendirian
Ku tak tau mengapa aku tak bisa melupakanmu....
Aku telah selesai dengan laguku.
"Sebelum saya turun dari panggung, izinkan saya untuk bicara sedikit. Hari ini, adalah hari jadi hubungan saya dengan kekasih saya- Kak Bagas. Semua siswa/siswi di sekolah ini pasti tau siapa dia. Yang saya ingin katakan, happy anniversary yang ke-15 untuk hubungan kita ya,Kak." Aku meneteskan air mata.
"Inget, walaupun semua udah berubah... Cinta aku ke kakak gaakan pernah berubah kak... Terima kasih." Aku terus menangis sampai turun dari panggung. Berlari menuju toilet.
-chelsea viewpoint-
Cindai sedang bernyanyi. Akan aku rekam semuanya.
Akhirnya dia sudah selesai. Tapi, mau apa? Aku akan terus merekamnya.
Cindai menangis dan berlari menuju toilet? Aku harus mengejarnya.
*Video Saved*
-Cindai Viewpoint-
Aku segera berlari menuju toilet yang kosong dan menangis sejadi jadinya. Ya tuhan, kapan bagas akan menyayangiku sepenuhnya?
"Ndai.." Suara chelsea
"............" Aku berusaha mengecilkan suara sesenggukanku
"Gue tau lo disini, Ndai. Keluar aja" ujarnya.
"Gamau, Chel." Balasku masih sesenggukan
"Gue dobrak ya? 1.....2.....3...."
Aku kalah. Aku membuka pintu toilet dan memeluknya.
"Chel, kapan penderitaan hubungan gue bakal berakhir chel? I can't take this anymore... Gue capek......" Aku menangis lagi
"Putus."
"Seenaknya banget ya ngomong?!" Aku melepas pelukanku
"Tapi, kalo lo gini terus yang sakit siapa ndai? Dia? Bukan kan?"
Aku membatu
"Kalo lo nangisin dia tiap hari apa dia peduli? Hah? Peduli ga? Ngga kan? Mau sampe lo jungkir balik kek, hati dia tuh batu ndai. Gaakan pernah peka....." Chelsea nyerocos
"Tapi,,, gue gamau putus.."
"Yaudah gini aja, kemaren gue ga nyuruh putus loh. Gue cuma nyuruh lo ngejauh sehariii aja. Tapi? Lo tetep kan deket dia?"
"Lo ga pernah ngerasain apa sayang lo yang bener bener sayang ampe mati ke seseorang?! Lo bener bener rela ngorbanin air mata lu abis buat dia? Pernah ga? Gapernah kan? Makanya gausah sok tau chels! Lo sahabat gue tapi lo juga harus ngerti dong posisi gue gimana?" Aku meluapkan semuanya
"Nah lo juga mikir ga? Buat apa ngerelain air mata lo abis cuma buat orang yang jelas jelas cuma sering manfaatin lo doang!" Ujar Chelsea
JEDER!
"Bagas ga pernah manfaatin gue!" Aku masih saja membela bagas
"Terus ngapain dia malem malem bela belain kerumah lo cuma untuk minta dikerjain pr-nya, besoknya jemput karna malemnya udah dikerjain prnya. Terus besoknya suruh anter ke toko kaset aja gamau. Apa itu bukan manfaatin? Bukan dateng kalo pas butuh aja?!" Kata kata chelsea benar benar sudah keterlaluan.
PLAK!
Aku menampar pipi chelsea.
"Lo belom sepenuhnya tau gue chels!" Ujarku lalu pergi meninggalkannya dari toilet.
"Cindai... Tunggu!" Teriaknya. Aku tetap berlari menjauh.
Aku segera kembali menuju lapangan guna menunggu pengumuman.
1 jam
2 jam
3 jam
"Sekarang tiba lah kita di akhir acara. Sebelum saya menutup acara, saya akan mengumumkan juara 3 sampai 1. Juara 3 dimenangkan oleh agnes kelas X IPA 2 Juara 2 dimenangkan oleh Chindai XI IPA 2 dan Juara 1 dimenangkan oleh Difa kelas XI IPS 3. Selamat untuk para pemenang. Saya sebagai MC pamit."
Aku menang. Juara 2.
"Ndai lo menang!!!!" Ujar chelsea girang
"Yeay!" Aku menghampiri chelsea dengan mengangkat piala dan piagam ini.
"Sini foto dulu."
Chelsea mengambil gambarku yang sedang memegang piala dan piagam.
"Liat!!!!"
LINE
(Read) Chindai : Photo sent
(Read) Chindai : gas,liat fotonya deh
Bagas : y
(Read) chindai : udah?
Argh bagas!!!!!!!!!!!
Aku segera pulang dan merebahkan tubuhku di kasur
"Gak kerasa sudah 15 bulan ya hubungan kita kak.. Ga kerasa juga lo udah berubah sejauh ini, gue aja bingung kenapa lo bisa berubah gitu. Salah gue apasih? Coba lo kasih tau ke gue apa salah gue... Gue bakal coba perbaiki... Ciee H-11 UN, akhirnya lo bakal lulus kak. Semangat!" Aku memandangi foto aku dan dia. Foto 5 bulan yang lalu. Sebelum semuanya berubah.
Tiba tiba telepon masuk ke ponselku. Bagas?
-Telepon-
Bagas : halo ndai
Chindai : ha.. Halo gas kenapa?
Bagas : besok gue kerumah lo ya?
Chindai : hmm ngapain?
Bagas : boleh gak?!
Chindai : ya boleh lah...
Bagas : yaudah makasih ya
Chindai : iya... Kamu lagi di....
-terputus-
'Bagas mau apa ya?' Batinku campur aduk lalu tidur.
Keesokan harinya, tepat jam 9 pagi ada yang membunyikan klakson di depan rumahku.
"Bagas?!" Aku kaget saat melihat dari jendela dan segera turun ke bawah guna membukakan pintu.
-klek-
"Haii... Ada apaa?" Tanyaku masih bingung
"Mandi dulu sana aku tunggu sini cepet ya." Ucapnya sangat manis
"Mau kema....." Dia menyegah omonganku dengan menaruh telunjuknya di bibir tipisku.
"Gausah banyak tanya ya sayang..."
Aku langsung lari ke kamar mandi dan mempersiapkan semuanya.
-09:20-
"Lama yaa?" Tanyaku
"Ngga kok... Cepet naik" ujarnya memberi helm
"Kita mau kemana?" Tanyaku lagi sambil memakai helm dan naik ke vespa bagas
"Udah nanti juga tau..."
"Oke" aku mengalah.
Bagas menghentikan aksinya didepan sebuah mall yang jauh dari rumah kami. Yaitu bintaro Plaza. Wow!
"Gas?"
"Ya?" Jawabnya
"Kita mau apa kesini?" Tanyaku
"Ada deh. Kalo kamu nanya sekali lagi dapet piring nih. Mau?"
"Hehehe" kekehku. Bagas menggandeng tanganku masuk ke mall itu.
"Temenin aku nyari buku untuk persiapan UN ya ndai?" Ujarnya
"Hah? Iyaa..."
"Kenapa? Gapapa kan?"
"Kenapa ngga?"
"Makasih..."
Entah kenapa dia bersikap sangat manis hari ini. Ah sudahlah.
-Gramedia-
"Gas buku kumpulan soal ada di sana tuh." ujarku memberi taunya.
"Yuk temenin." Dia menarik tanganku. Gatau udah sejak kapan dia ga kaya gini. What a wonderful weekend!
"Mending yang ini atau yang ini ndai?" Tanya bagas sambil mengangkat kedua buku yang berbeda warna namun isinya hampir sama.
"Hmm.. Kan kamu yang mau UN, jadi aku gatau."
"Kan gue cuma...." Nadanya meninggi
"Eh maksudnya aku kan minta pendapat kamu sayang"
Aku kaget sepersekian detik. "Ohh iya deh yang ini." Aku menunjuk buku bersampul biru yang tertulis 'UN 2015 SUKSES!'.
"Oke makasih.. Kamu gaada yang mau dibeli?"
"Hmm ada sih...."
"Aku selalu tau." Dia refleks menarikku ke bagian buku 'fiksi remaja'
"Hehehe masih tau aja." Aku segera memilih novelku
-KRING KRING-
Ponsel bagas berbunyi. Bagas segera menjauh. Bagas ga pernah begitu. Ah yasudah.
"Ndai, cepet ya pilihnya. Aku ada rapat OSIS dadakan nih."
"Hmm yaudah... Yuk" aku kaget dan segera menghampiri bagas. Menaruh buku yang telah kupegang yang berjudul 'Everything Has Changed' di rak-nya kembali.
"Kamu gajadi beli novel?" Dia menanyakan
"Ngga, gas."
"Kenapa? Gara gara tadi ya?"
"Ah ga kok. Emang ga pingin ajaa.. Udah banyak juga di rumah" balasku sambil meneguk es teh manis
"Oh yaudah.. Mas berapa?" Tanya bagas ke abang baso
"20 ribu mas."
"Ini ya.. Yuk ndai." Ujarnya memberi helm
Aku segera naik vespanya.
LINE
(Read) Chindai : aku udah naik bis ya.. Kamu ati ati♥
Bagas : Iya.
(Read) Chindai : Love u..
Selalu begitu. Aku sering berpikir apakah dia tidak mau bertindak mesra sedikitpun terhadapku. Ah, aku sudah membuang pikiran itu jauh jauh. Dia hanya sedang pusing dengan UN-nya.
-Sekolah 06:17-
"Hai." Sapaku pada teman teman dikelas
"Hai chelsea..." Sapaku special pada teman sebangku-ku
"Hai, Ndai! Bagas mana?" Tanya-nya
"Dia ga jemput.... lagi Chel." Ujarku lesu
"Hmm, yaudah yuk daripada lemes lemesan mending ke kantin kita sarapan!" Ajaknya sambil menarik tanganku. Aku mengiyakan.
Aku melihat bagas dikantin. Chelsea segera mengajakku ke arah Bagas.
"Ke bagas?" Tanyaku
"Iya.."
"Ga deh, Chel." Aku menolak dengan halus
"kenapaa? Kan ada gue. Ayolaah" paksa Chelsea dengan menarik tanganku.
"Hai gas.." Sapaku
bagas tidak merespon
"Gas?"
"Gas?"
"Bagas.." Kali ini aku menyentuh pundaknya
Dia bangun dari duduknya "kenapa sih?! Gue kan lagi sama temen temen gue? Gabisa ga ganggu sebentar ajaya?" Bentaknya
JEDERRR!
"Gas, lo apa apaan sih?!" Chelsea membentak bagas balik
"Lo berdua yang apa apaan! Udah sana!"
"Yaudah yuk, Ndai." Chelsea menarik tanganku lagi menuju kelas.
-kelas-
"Udah deh gausah ditangisin. Gaada untungnya!" Ucap chelsea
"Tapi gue cuma mau dia anggep gue, chel. Udah itu ajaa.." Balasku
"Ada waktunya, Ndai. Mulai hari ini gue mau lo ga deket lagi sama dia." Tukas chelsea
"Maksud lo.... Putus?!" Aku kaget bukan kepalang
"Ga sampe putus kok."
"Terus?"
"Gue mau tau aja dia bakal nyari lu atau engga." Ujar chelsea
"Hmm, liat nanti aja deh ya chel" balasku sambil mengeluarkan buku paket biologi dari tas.
-istirahat-
Aku segera mengambil bekalku dan menuju keluar kelas.
"E e eeee mau kemana loo?" Tanya chelsea
"Ke kelas bagas. Daah" aku langsung lari
-kelas bagas-
Aku melihatnya di meja paling belakang sedang mendengarkan lagu di headset. Dengan sumringah aku menghampiri dan mencabut headset dari kupingnya.
Dia mendongak.
"Ini bekal untuk kamu.." Aku menyodorkan bekalku
"Iya makasih." Ujarnya mengambil bekalku dan melanjutkan mendengarkan lagu. Aku yang sedang senang berlari ke kantin guna membeli jajan.
-Bagas ViewPoint-
"Nih bekalnya buat lo aja." Ujar Bagas memberi bekalnya ke josia lalu pergi keluar kelas.
-Cindai Viewpoint-
15:00
Aku bergegas keluar kelas dan menuju parkiran berharap bagas sedang di sana tengah menunggunya. What a wonderful dream!
Sia sia. Bagas baru saja menancap gas. Aku akan pulang sendiri. Lagi.
Aku sedang bersantai di sofa sambil memegang ponsel berharap bagas mengabarinya.
-knock knock-
"Siapa?" Tanyaku saat sampai di depan pintu.
"Guess!" Suara itu. Dengan semangat aku membukakan pintu.
Saat melihatnya, aku refleks memeluk . Rasa damai ini... Bagas segera melepaskan pelukanku dan masuk ke rumah. Aku menutup pintu dan mengikutinya masuk.
"Ada apa, gas?" Tanyaku sambil duduk disebelahnya
"Hmm.. Gini gue mau minta ajarin pr kimia." Balasnya sambil fokus ke ponselnya
"Oh mana prnya?" Tanyaku lagi
"Ambil aja ditas" bagas masih fokus ke ponselnya. Aku segera mengambil buku kimianya dari tas.
"Gas, sini katanya mau diajarin."
"Nanti dulu...."
"Ih sini.." Aku menarik tangan bagas
"Apaan sih?! Tar dulu dong"
"Iya..." Aku mematung
-15 menit kemudian-
"Sekarang?" Tanyaku. Bagas diam.
"Bagas..."
"Gas, ayo dong!"
"Berisik deh lo. Udah lo kerjain aja. Percuma lo ngajarin gue, gue gakan ngerti." Bentak bagas masih dengan ponselnya
"But... U should do this by urself!" Ocehku
"Argh... Gue balik aja deh... Besok pagi gue jemput. Bye" bagas segera bangun dan keluar untuk pulang.
Setelah mengerjakan pr bagas, aku menangis lagi. Entah sudah yang keberapa kalinya aku menangis karena cowok ini. Aku hanya sangat sedih mengapa dia sampai hati. Berkali kali aku diginiin, tapi kenapa perasaan ini gabisa berubah jadi benci? Aku segera tidur daripada terus memikirkannya.
Ayam tetanggaku baru saja berkokok. Aku segera bangun dari tidur gusarku malam tadi. Segera meluncur ke kamar mandi dan tadaaaa...... Aku sudah siap ke sekolah!
"Halo mam..." Sapaku
"Halo sayang.."
Tin..tin.. Suara klakson vespa bagas telah sampai ditelingaku.
"Mam, aku berangkat dulu ya.. Bagas udah jemput, bye.. Love u" ujarku mencium tangannya lalu berlari menuju bagas dengan riang.
"Langsung naik. Takut keburu macet." Katanya sesaat aku baru ingin memeluknya untuk memberi salam pagi. Aku telah menaiki vespa bagas. Menunggu aksinya berhenti di depan sekolah.
-06:09-
Bagas dan aku telah sampai di parkiran sekolah.
"Aku duluan ya." Ucapku. Aku yakin dia gakan peduli. Aku berbalik arah dan berjalan menuju kelas.
"Iya. Makasih ya, prnya. Taro di kelas aku aja. Love u..." Jawabnya.
Aku tentu saja kaget. Mematung. Aku menoleh bagas masih memarkirkan vespanya. What a wonderful morning!
Sebelum aku masuk kelas, aku memutuskan untuk ke kelas bagas terlebih dulu. Di depan mejanya, aku mengambil buku dan aku taro di laci.
"Kamu bisa bikin aku random, Gas." Gumamku lalu bergegas ke kelas.
Aku ingin segera menceritakan semuanya ke chelsea. Chelsea nampaknya telat atau bahkan tidak masuk. Aku akan meneleponnya.
-telepon-
Cindai : halo..
Chelsea : iya kenapa ndai?
Cindai : ga kok. Lo masuk ga?
Chelsea : I'm on my way to Medan, Honey. Whut happend?
Cindai : really?! Oh god...
Chelsea : ofc. Why? Bagas lagi?
Cindai : iya..
Chelsea : huh.. Lo nangis lagi? Atau dibentak lagi?
Cindai : em... Engg...
Chelsea : ih dia ya emang. Kalo gue balik nanti liat aja tuh gue kasih pelajaran
Cindai : lo kenapa coba? Gue pagi ini dijemput dia chel
Chelsea : what?!?! Kena setan baik darimana tuh orang?
Cindai : lo tuh dia baik salah, dia jahat salah juga. Maunya apasi?!
Chelsea : kok jadi ngegas ndai? Gue kan cuma...
-terputus-
Chelsea memang begitu. Keras kepala.
Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi. Aku segera ke kelas bagas.
"Gas, anter aku pulang ya?" Tanyaku
"Gabisa, Ndai. Aku ada rapat di rumah josia" jawabnya dengan nada lemah lembut.
Aku terdiam. Aku tau persis bagaimana kesibukan dia sebagai wakil ketua OSIS di sini.
"Hmm, okay.. Take care! Aku duluan ya.." Aku segera pergi.
Aku bergegas ke kantin untuk membeli minum dan duduk sebentar sebelum pulang. Tak lama, ada yang menepuk pundakku.
"Chel.. Sea.." Aku refleks menoleh
"Eh angel.. Gue kira chelsea." Ternyata angel
"Kangen chelsea banget ndai?"
"Hehe.. Ada apa?" Tanyaku
"Hmm gini gue mau ngasih lo formulir lomba nyanyi. Mau kan ndai?" Ucapnya
"Lomba? Dimana?"
"Di oz radio ndai. Mau?"
"Persyaratannya apa aja?" Tanyaku
"Baca aja deh, ndai. Gue harus cepet cepet nih." Ujar angel buru buru
"Mau ke mana ngel?" Tanyaku
"Ke rumah josia." Jawabnya
"Bye ndai" lanjut angel lalu pergi
"Apa?! 21 mei? Itu kan anniv gue sama bagas. Hmm.. Yay! Gue bakal suruh bagas dateng terus gue persembahin lagu untuk dia." Batinku setelah membaca isi form tersebut.
Aku memutuskan pulang naik taksi dan menuju rumah bagas. Aku tidak sabar untuk memberitaunya
-15:45-
"Permisi" ujarku di depan gerbang
"Gerbangnya ga dikunci" aku masuk.
-knock-
"Permisi.. Bagas"
"Bagas"
"Bagas"
"Gas.."
"Apa dia belom pulang ya dari rumah josia?" Aku terduduk dibangku terasnya
1 jam
2 jam
3 jam
4 jam
-20:04-
Aku mendengar suara vespa. Itu pasti bagas. Argh aku tertidur.
"Bagas." Aku menghampirinya
"Ngapain lo disini?" Tanya bagas sambil membuka helm
"Aku mau ngomong..."
"Ngomong apa cepetan? Gue capek." Bantahnya sambil berjalan menuju pintu
"Bentar lagi kan anniv kita yang ke-15 bulan ya gas?"
"Penting gak sih ndai?! Gatau. Gue ga pernah ngitungin. Udah ah gue capek! Mending lo pulang!" Usirnya sambil memegang knop pintu dan segera membukanya
"Aku cuma mau ngasih tau kalo pas kita anniv nanti aku tuh ikut lomba gas. Dan aku mau kamu nonton" ujarku sedikit teriak dan menahan tangannya
"Tanggal 21 aku sibuk" bagas melepas tanganku
"Please..."
"Liat nanti.. Aku ngantuk, capek! Bisa ngerti gaksih?!" Bentaknya. Aku terisak lagi.
"Aku cuma mau ngomong itu kok. Selamat istirahat sayang. Aku pamit. Permisi.." Ucapku lalu berlalu dari rumah bagas dengan isakan.
-keesokan-
Untung hari ini hari sabtu. Yay! Free! Aku berencana untuk membeli banyak kaset untuk referensi lagu ku senin. Aku akan menelepon bagas.
-telepon-
Cindai : halo..
Bagas : hm.
Cindai : selamat pagi, sayang.
Bagas : hm.
Cindai : udah makan?
Bagas : gausah basa basi. Cepetan kenapa nelpon pagi pagi?
Cindai : aku... Aku mau minta dianter ke toko kaset. Bisa ga?
Bagas : emang aku ojek?
Cindai : bukan gitu. Aku kan cuma mau dianter. Sekalian jalan jalan, udah jarang banget loh.
Bagas : ah males ndai. Next time ya.. Bye ngantuk
-terputus-
Ga heran. Dia pasti gamau. Mending nelpon chelsea.
-telepon-
Cindai : chelss..
Chelsea : yaa? Kenapa baby?
Cindai : hari ini lo udah pulang belom?
Chelsea : belom dongg. Kenapa? Kangen?
Cindai : huh... Eh ada yang mau gue kasih tauu
Chelsea : hahahaha.. Apaan ?
Cindai : gue ikut lomba nyanyi. Makanya kalo lo hari ini udah pulang gue mau minta anter ke toko kaset
Chelsea : what? Toko kaset?! Hellowww.. Emangnya jaman batu kalo mau nyari lagu pake ke toko? Udah ada iTunes kali ndai atau ga internet. Download aja napasih..
Cindai : yeuuuu. Iya tauuu tapi kan sekalian jalan gituu..
Chelsea : wkwk iyaudah senin gue balik kokk
Cindai : gue lombanya senin, chelseaa
Chelsea : apaaaa?! Yahhhh yaudah semangat aja deh! Gue gabisa bantu nyari kaset nihhh
Cindai : yaudah gapapa. Makasihyaa. Eh oleh oleh!
Chelsea : sama sama... Gausah diingetin kali ndai. Udah ya bye!
Cindai : bye, chels.
-terputus-
Aku segera rapi rapi untuk menuju toko kaset
-10:47-
"Pak anter ke gandaria city ya.." Pintaku pada supir
"Siap, non!" Pak yadi segera menancap gas.
LINE
(Read) Chindai : gas aku otw toko kaset ya.
Bagas : y.
(Read) Chindai : kalo mau nyusul aku nyari kaset di gandaria city yaa
Bagas : Bawel.
(Read) Chindai : hehe♥
Tak terasa hari sabtu dan minggu telah terlewati olehku. Kini, senin pukul 07:38 aku sedang termenung di depan cermin kamar mandi.
"Semoga penampilanku sempurna." Aku masih bergumam sendiri. Dengan percaya diri, aku keluar dari toilet.
"God bless me."
"Cindaaaiiii" teriak chelsea dari belakang
"Chelsea? Lo udah balik?" Tanyaku
"Kan gue udh bilang balik hari senin ndai."
"Oh iya hehe.."
"Lo cantik banget..." Pujinya
"Puji tuhan" aku sangat bahagia
"Nyanyi lagu apa?" Tanya chelsea
"Ada deh..." Jawabku sambil berjalan menuju lapangan
"Ih gituu.."
"Ya pokoknya lagi pas banget deh sama suasana hati.. Hehe" lanjutku
"Ah bisa aja..."
Aku dan chelsea sudah berada di lapangan. Sang pembawa acara lomba ini sudah naik ke panggung untuk membuka acaranya. Satu persatu peserta dipanggil olehnya. Dan kini giliranku.
"Kita panggilkan, Cindai. XI IPA 2" ujar sang pembawa acara. Aku segera ke atas panggung.
Serpihan hati - utopia
Di matamu aku tak bermakna
Tak punyai arti apa apa
Kau hanya inginkanku
Saat kau perlu..
Tak pernah berubah...
Reff :
Serpihan hati ini ku peluk erat
Akan kubawa sampai ku mati
Memendam rasa ini sendirian
Ku tak tau mengapa aku tak bisa melupakanmu....
Aku telah selesai dengan laguku.
"Sebelum saya turun dari panggung, izinkan saya untuk bicara sedikit. Hari ini, adalah hari jadi hubungan saya dengan kekasih saya- Kak Bagas. Semua siswa/siswi di sekolah ini pasti tau siapa dia. Yang saya ingin katakan, happy anniversary yang ke-15 untuk hubungan kita ya,Kak." Aku meneteskan air mata.
"Inget, walaupun semua udah berubah... Cinta aku ke kakak gaakan pernah berubah kak... Terima kasih." Aku terus menangis sampai turun dari panggung. Berlari menuju toilet.
-chelsea viewpoint-
Cindai sedang bernyanyi. Akan aku rekam semuanya.
Akhirnya dia sudah selesai. Tapi, mau apa? Aku akan terus merekamnya.
Cindai menangis dan berlari menuju toilet? Aku harus mengejarnya.
*Video Saved*
-Cindai Viewpoint-
Aku segera berlari menuju toilet yang kosong dan menangis sejadi jadinya. Ya tuhan, kapan bagas akan menyayangiku sepenuhnya?
"Ndai.." Suara chelsea
"............" Aku berusaha mengecilkan suara sesenggukanku
"Gue tau lo disini, Ndai. Keluar aja" ujarnya.
"Gamau, Chel." Balasku masih sesenggukan
"Gue dobrak ya? 1.....2.....3...."
Aku kalah. Aku membuka pintu toilet dan memeluknya.
"Chel, kapan penderitaan hubungan gue bakal berakhir chel? I can't take this anymore... Gue capek......" Aku menangis lagi
"Putus."
"Seenaknya banget ya ngomong?!" Aku melepas pelukanku
"Tapi, kalo lo gini terus yang sakit siapa ndai? Dia? Bukan kan?"
Aku membatu
"Kalo lo nangisin dia tiap hari apa dia peduli? Hah? Peduli ga? Ngga kan? Mau sampe lo jungkir balik kek, hati dia tuh batu ndai. Gaakan pernah peka....." Chelsea nyerocos
"Tapi,,, gue gamau putus.."
"Yaudah gini aja, kemaren gue ga nyuruh putus loh. Gue cuma nyuruh lo ngejauh sehariii aja. Tapi? Lo tetep kan deket dia?"
"Lo ga pernah ngerasain apa sayang lo yang bener bener sayang ampe mati ke seseorang?! Lo bener bener rela ngorbanin air mata lu abis buat dia? Pernah ga? Gapernah kan? Makanya gausah sok tau chels! Lo sahabat gue tapi lo juga harus ngerti dong posisi gue gimana?" Aku meluapkan semuanya
"Nah lo juga mikir ga? Buat apa ngerelain air mata lo abis cuma buat orang yang jelas jelas cuma sering manfaatin lo doang!" Ujar Chelsea
JEDER!
"Bagas ga pernah manfaatin gue!" Aku masih saja membela bagas
"Terus ngapain dia malem malem bela belain kerumah lo cuma untuk minta dikerjain pr-nya, besoknya jemput karna malemnya udah dikerjain prnya. Terus besoknya suruh anter ke toko kaset aja gamau. Apa itu bukan manfaatin? Bukan dateng kalo pas butuh aja?!" Kata kata chelsea benar benar sudah keterlaluan.
PLAK!
Aku menampar pipi chelsea.
"Lo belom sepenuhnya tau gue chels!" Ujarku lalu pergi meninggalkannya dari toilet.
"Cindai... Tunggu!" Teriaknya. Aku tetap berlari menjauh.
Aku segera kembali menuju lapangan guna menunggu pengumuman.
1 jam
2 jam
3 jam
"Sekarang tiba lah kita di akhir acara. Sebelum saya menutup acara, saya akan mengumumkan juara 3 sampai 1. Juara 3 dimenangkan oleh agnes kelas X IPA 2 Juara 2 dimenangkan oleh Chindai XI IPA 2 dan Juara 1 dimenangkan oleh Difa kelas XI IPS 3. Selamat untuk para pemenang. Saya sebagai MC pamit."
Aku menang. Juara 2.
"Ndai lo menang!!!!" Ujar chelsea girang
"Yeay!" Aku menghampiri chelsea dengan mengangkat piala dan piagam ini.
"Sini foto dulu."
Chelsea mengambil gambarku yang sedang memegang piala dan piagam.
"Liat!!!!"
LINE
(Read) Chindai : Photo sent
(Read) Chindai : gas,liat fotonya deh
Bagas : y
(Read) chindai : udah?
Argh bagas!!!!!!!!!!!
Aku segera pulang dan merebahkan tubuhku di kasur
"Gak kerasa sudah 15 bulan ya hubungan kita kak.. Ga kerasa juga lo udah berubah sejauh ini, gue aja bingung kenapa lo bisa berubah gitu. Salah gue apasih? Coba lo kasih tau ke gue apa salah gue... Gue bakal coba perbaiki... Ciee H-11 UN, akhirnya lo bakal lulus kak. Semangat!" Aku memandangi foto aku dan dia. Foto 5 bulan yang lalu. Sebelum semuanya berubah.
Tiba tiba telepon masuk ke ponselku. Bagas?
-Telepon-
Bagas : halo ndai
Chindai : ha.. Halo gas kenapa?
Bagas : besok gue kerumah lo ya?
Chindai : hmm ngapain?
Bagas : boleh gak?!
Chindai : ya boleh lah...
Bagas : yaudah makasih ya
Chindai : iya... Kamu lagi di....
-terputus-
'Bagas mau apa ya?' Batinku campur aduk lalu tidur.
Keesokan harinya, tepat jam 9 pagi ada yang membunyikan klakson di depan rumahku.
"Bagas?!" Aku kaget saat melihat dari jendela dan segera turun ke bawah guna membukakan pintu.
-klek-
"Haii... Ada apaa?" Tanyaku masih bingung
"Mandi dulu sana aku tunggu sini cepet ya." Ucapnya sangat manis
"Mau kema....." Dia menyegah omonganku dengan menaruh telunjuknya di bibir tipisku.
"Gausah banyak tanya ya sayang..."
Aku langsung lari ke kamar mandi dan mempersiapkan semuanya.
-09:20-
"Lama yaa?" Tanyaku
"Ngga kok... Cepet naik" ujarnya memberi helm
"Kita mau kemana?" Tanyaku lagi sambil memakai helm dan naik ke vespa bagas
"Udah nanti juga tau..."
"Oke" aku mengalah.
Bagas menghentikan aksinya didepan sebuah mall yang jauh dari rumah kami. Yaitu bintaro Plaza. Wow!
"Gas?"
"Ya?" Jawabnya
"Kita mau apa kesini?" Tanyaku
"Ada deh. Kalo kamu nanya sekali lagi dapet piring nih. Mau?"
"Hehehe" kekehku. Bagas menggandeng tanganku masuk ke mall itu.
"Temenin aku nyari buku untuk persiapan UN ya ndai?" Ujarnya
"Hah? Iyaa..."
"Kenapa? Gapapa kan?"
"Kenapa ngga?"
"Makasih..."
Entah kenapa dia bersikap sangat manis hari ini. Ah sudahlah.
-Gramedia-
"Gas buku kumpulan soal ada di sana tuh." ujarku memberi taunya.
"Yuk temenin." Dia menarik tanganku. Gatau udah sejak kapan dia ga kaya gini. What a wonderful weekend!
"Mending yang ini atau yang ini ndai?" Tanya bagas sambil mengangkat kedua buku yang berbeda warna namun isinya hampir sama.
"Hmm.. Kan kamu yang mau UN, jadi aku gatau."
"Kan gue cuma...." Nadanya meninggi
"Eh maksudnya aku kan minta pendapat kamu sayang"
Aku kaget sepersekian detik. "Ohh iya deh yang ini." Aku menunjuk buku bersampul biru yang tertulis 'UN 2015 SUKSES!'.
"Oke makasih.. Kamu gaada yang mau dibeli?"
"Hmm ada sih...."
"Aku selalu tau." Dia refleks menarikku ke bagian buku 'fiksi remaja'
"Hehehe masih tau aja." Aku segera memilih novelku
-KRING KRING-
Ponsel bagas berbunyi. Bagas segera menjauh. Bagas ga pernah begitu. Ah yasudah.
"Ndai, cepet ya pilihnya. Aku ada rapat OSIS dadakan nih."
"Hmm yaudah... Yuk" aku kaget dan segera menghampiri bagas. Menaruh buku yang telah kupegang yang berjudul 'Everything Has Changed' di rak-nya kembali.
"Kamu gajadi beli novel?" Dia menanyakan
"Ngga, gas."
"Kenapa? Gara gara tadi ya?"
"Ah ga kok. Emang ga pingin ajaa.. Udah banyak juga di rumah" balasku sambil meneguk es teh manis
"Oh yaudah.. Mas berapa?" Tanya bagas ke abang baso
"20 ribu mas."
"Ini ya.. Yuk ndai." Ujarnya memberi helm
Aku segera naik vespanya.
“Ndai, aku besok mau
kerumah kamu yaa soalnya mau minta ajarin matematika kelas XI aku ga ngerti
hehe” Bagas bicara samar samar diperjalanan
“Hah? Boleh iya..”
“makasih ya..”
Setelah itu kami terdiam..
Bagas telah mengantarku ke
rumah, dan aku sangat senang hari ini karena begitu banyak momen yang telah
lama tidak dirasakan. Memasuki rumah dengan gembira.
Keesokan harinya, Bagas
benar datang sekitar pukul 09.00
“Cindai...”
“Iyaaa sebentar”
“Hai...” Aku baru mau
memeluknya.
“Yuk cepet aku mau rapat
OSIS nih” balasnya tak menghiraukanku dan masuk ke dalam
“Mau minum apa?” tanyaku
“Apa aja.. yang cepet yaa”
ujarnya lalu mengeluarkan buku matematika dari tas
“Nih..” aku menaruh sirup
dingin di meja
“Hmm ndai mulai dari ini
yaa, aku ga ngerti cara nyari titik pusat blablabla”
“ohh jadi tuh....” aku
menjelaskannya dari A-Z
1 Jam
2 Jam
“Ih kamu kok ga ngerti
ngerti sih gas?” tanyaku sedikit meninggi
“Kamu aja yang ngajarinnya
kecepetan. Kalo tau gini, aku mending les deh daripada belajar sama kamu” dia
membalas
“Yaudah sana. Lagian lucu
aja kamu, masa minta ajarin sama anak yang kelasnya dibawah kamu.” Aku
membanting pensil dan menuju dapur.
‘Gapernah semarah ini ke
bagas, ah tau deh!’ batinku sambil jalan menuju kulkas
Setelah aku balik ke
bagas, dia menunjukkan kertas bertuliskan ‘Maafin aku. Ayo belajar lagi....’
‘AAAAAA BAGAS’
“tapi janji kamu bakal
lebih serius!”
“Janji?” dia mengulurkan
kelingking dan aku menautkan kelingkingku juga
1 Jam
2 Jam
3 Jam
Sudah cukup lama Bagas
belajar, yaa ada kemajuan lah..
“Udah ya ndai, aku mau
rapat OSIS.”
“rapat dimana?” tanyaku
“Di rumah Angel” balasnya
“hah? Biasanya kan dirumah
josia”
“emang gaboleh?!”
tanya-nya
“Ya boleh sih, Cuma
aneh.....”
“udah ya aku pulang,
byee... makasih loh!” dia langsung tancap gas.
‘Angel...’
---
Entah kenapa aku baru
meraskan hal yang dibicarakan chelsea waktu di Toilet. Bagas memanfaatkanku?
Saat ia butuh, ia selalu datang. Saat dia sudah tak butuh? Aku dicampakkannya.
Tapi, apa boleh aku berprasangka
seperti itu?
Bayang bayang itu terus
menggerayangiku.
---
‘Selamat udah mau UN! Ini
scrapbooks bikinan aku sendiri loh... Momen dari 15 bulan yang lalu aku
abadikan disini hehe.... Niat ga aku? Oiya semangat ya! Semoga kamu lulus!!!
Maaf Cuma bisa kasih ini... Love u!!’ Aku merobek kertasnya dan menaruh dalam
kotak.
“Bagas...” aku mengetuk
pintunya
“yaa?” seseorang
membukakan pintu
“Eh non cindai.. ada apa
ya non?” tanya bibi
“Eh bibi, bagasnya ada bi?”
tanyaku
“Yahh tadi baru aja
keluar..”
“Hmm yaudah deh bi..” balasku
“oke non...”
“Hmm dia keluar sendiri
bi?” tanyaku
“Sama non an... ang...” bi
onah kikuk
“Angel bi?” tanyaku
“Nah iyaa non”
“Kemana ya bi?” tanyaku
lagi
“Wah kurang tau kalo itu
bibi mah non...”
“oh yaudah aku pulang dulu
ya bi... tadi aku kira ada bagas hehe” aku berbalik arah dan pulang
“ati ati non!!” teriaknya
Kotak ini akan kuberi
nanti saja.
---
Sekarang ditambah lagi
Bagas pergi dengan Angel! Ah makin menggerayangi pikiranku! Aku pusing!
-Telepon-
Chindai : Halo gas
Bagas : Halo ndaii kenapa
Chindai : kamu lagi dimana?
Chindai : kamu lagi dimana?
Bagas : hmm aku... lagi rapat OSIS ndai
Chindai : sama angel?
Bagas : sama yang lain kok
Chindai : mana? Mau ngomong sama Novi dong atau Josia
Bagas : Ngg... Udah ya ndai, lagi ngerapatin
masalah serius banget nih. Bye
-Terputus-
Good job!
---
UN telah dilewati Bagas
dengan sangat mulus. Ya, karena bantuanku. Aku sangat bersyukur karena dia bisa
melewatinya.
“Hai, gas..” sapaku saat
dikantin
“Hmm..” balasnya
“Selamat ya, udah UN
nih...” aku menyodorkan tangan
“Makasih.. Aku pergi dulu
ya mau rapat OSIS..” dia ingin pergi dengan cepat aku mencegah tangannya
“Sama angel lagi?!”
tanyaku
“Sama semua lah ndai. Kamu
kenapa sih?” balasnya
“Gak.. gapapa..”
“yaudah..” dia terus jalan
Aku mengikuti dari
belakang. Dia menoleh.
“kamu ngapain sih ikutin
aku?” tanya bagas
“Suka suka aku lah.”
“jangan ikutin aku!”
“Aku mau ikutin. Kenapa?”
“Gaboleh!”
“Aku Cuma mau mastiin aja
kalo kamu bakal masuk keruang OSIS” jelasku
“Aku rapat di rumah Novi,
Ndai”
“gapercaya!”
Amarahnya memuncak.
“kamu ya!!!!” tangannya
sudah ingin menamparku
“kenapa diem? Tampar gas
tampar!”
Dia mengepalkan tangan dan
menaruhnya dibelakang punggung.
“Jadi ini balasan kamu?
Hah? Balasan kamu untuk 15 bulan kita gas? Balasan kamu untuk pertolongan aku
sebelum kamu UN? HAH iya gas?” aku mengeluarkan sungai dari mataku
“Jadi kamu ga ikhlas
nolongin aku?”
“Bukan gitu! Harusnya kamu
juga mikir dong. Ada ga manusia yang rela diginiin gas?! Hah?! Kayanya Cuma
aku.”
“Terserah kamu!” dia
langsung pergi membawa vespanya.
Aku segera terduduk di
dekat tembok koperasi dengan tangisan di wajahku.
---
Tak lama, aku pulang
dengan taksi. Dengan wajah sembap, aku menangis lagi di taksi. Lemah ya?
Memang. Tunggu. Itu siapa?
“pak pak berenti..” ujarku
kepada supir taksi. Taksi berhenti di depan 7-11 dekat rumahku.
“Nih pak ongkosnya..” aku
memberi uang ke supir dan segera turun.
“Hmm rapat ya?!” pergokku
sambil bertepuk tangan didepan pasangan pria dan wanita yang sedang suap
suapan.
“Cin..Cindai?!”
“kenapa bagas? Kaget?!”
tanyaku
“Ini semua ga seperti yang
kamu pikirin.”
“Diem!”
“lo, Kak Angel...
Sekretaris OSIS, SMA kita.. Ternyata ga lebih dari seorang Perusak Hubungan
Orang! Dan lo Bagas, wakil ketua OSIS, ga lebih dari seorang pengecut! Lo bisa
dapetin dia, tapi gabisa ngelepas gue! Kenapa? Karena lo masih butuh gue?
Karena lo masih perlu tenaga gue untuk lo! Iya kan? Yang gue bantuin lo waktu
kena sama guru BP, bantuin lo setengah mati pas lo mau UN, dan yang terakhir
sering bantuin lo bilang ke nyokap kalo pulang malem karena rapat! R A P A T!
Rapat berdua sama Cewe ini!” aku benar benar mengeluarkan semua.
PLAK!
Bagas menamparku.
“Kamu boleh marah sama
aku, tapi kamu gaboleh marahin dia apalgi sampe kamu ngehakimi dia kaya gitu!
Aku ga suka!”
“Tampar lagi gas! Puas
kamu? Hah? Pengecut! Kamu tau aku menderita selama 5 bulan belakangan ini? HAH?
Kita pacaran udah ga kaya pacaran gas! Aku ngerasa kalo aku tuh Cuma jadi
pelengkap kamu waktu kamu kosong! Sekarang terserah ya, kamu mau apa kek sama
dia. Aku udah ga peduli! Kita putus gas!” aku meninggalkan pasangan itu. Bagas
mengejarku namun tangannya ditahan oleh Angel the synonym of Devil.
---
-Writer ViewPoint-
1 bulan sudah cindai
mengakhiri hubungannya dengan bagas. Pahit. Putus karena orang ketiga itu
pahit. Ya, bagaikan kopi dicampur pare. Pahitnya benar benar pahit.
“kak bagas...” Chelsea
memanggil bagas
“kenapa chel?” tanya bagas
“lo ngapain ke sini?”
tanya Chelsea balik
“mau legalisir ijazah
chel.. cie udah kelas XII nih..”
“hehe iya kak.. Oiya kak
gue mau ngasih tau ini..” chelsea memberi bagas kameranya yang berisi rekaman
cindai waktu lomba.
*Video*
Di matamu aku tak bermakna
Tak punyai arti apa apa
Kau hanya inginkanku
Saat kau perlu..
Tak pernah berubah...
Reff :
Serpihan hati ini ku peluk erat
Akan kubawa sampai ku mati
Memendam rasa ini sendirian
Ku tak tau mengapa aku tak bisa melupakanmu....
Aku telah selesai dengan laguku.
"Sebelum saya turun dari panggung, izinkan saya untuk bicara sedikit. Hari ini, adalah hari jadi hubungan saya dengan kekasih saya- Kak Bagas. Semua siswa/siswi di sekolah ini pasti tau siapa dia. Yang saya ingin katakan, happy anniversary yang ke-15 untuk hubungan kita ya,Kak." Aku meneteskan air mata.
"Inget, walaupun semua udah berubah... Cinta aku ke kakak gaakan pernah berubah kak... Terima kasih."
Tak punyai arti apa apa
Kau hanya inginkanku
Saat kau perlu..
Tak pernah berubah...
Reff :
Serpihan hati ini ku peluk erat
Akan kubawa sampai ku mati
Memendam rasa ini sendirian
Ku tak tau mengapa aku tak bisa melupakanmu....
Aku telah selesai dengan laguku.
"Sebelum saya turun dari panggung, izinkan saya untuk bicara sedikit. Hari ini, adalah hari jadi hubungan saya dengan kekasih saya- Kak Bagas. Semua siswa/siswi di sekolah ini pasti tau siapa dia. Yang saya ingin katakan, happy anniversary yang ke-15 untuk hubungan kita ya,Kak." Aku meneteskan air mata.
"Inget, walaupun semua udah berubah... Cinta aku ke kakak gaakan pernah berubah kak... Terima kasih."
-Stopped-
“udah liat kan kak? Cindai
tuh sayang banget kak sama kakak.. oiya aku ada lagi nih titipan dari dia.
Bentar ya aku ambilin dulu di ruang OSIS.” Chelsea berlari menuju ruang OSIS
dan segera kembali
“nih..” Chelsea memberi
Bagas Kotak berpita
“Dari cindai?” tanya bagas
“Buka aja.. udah ya kak..
aku keatas dulu, hehe daah” chelsea lari ke kelas.
Bagas membuka kotak itu
perlahan.
‘Thousand moments in One
Scrapbook..’
Foto foto bagas dan Cindai
saat mereka baru seminggu jadian dengan background sebuah danau. Foto bagas
berulang tahun yang ke 18. Foto Cindai naik kelas XI. Foto mereka saat anniv ke
5 bulan dengan badut dufan membawa papan ‘Happy Anniversary!’. Dan masih banyak
lagi.
Saat itu juga, bagas menangis. Walaupun sekalinya menangis ia langsung menghapusnya.
‘Kertas?’
‘Selamat udah mau UN! Ini
scrapbooks bikinan aku sendiri loh... Momen dari 15 bulan yang lalu aku
abadikan disini hehe.... Niat ga aku? Oiya semangat ya! Semoga kamu lulus!!!
Maaf Cuma bisa kasih ini... Love u!! –Cindai’
“Ndai maafin aku!” ujar
bagas teriak di dalam hatinya
---
Indahnya manado emang ga
tergantikan deh! Cindai sedang membuka buka gallery-nya.. Tak disangka masih
ada fotonya bersama bagas.
“hahaha... lucu...”
“gas... gas...”
“HAHAHA yang ini
apalagi...”
“Gila lucu banget.”
2000 Items selected.
Delete. (Yes/No) YES!
DELETED!
-End-
Cinta boleh, asal bisa
timbal balik. Jangan kaya cindai ya, mau aja dimanfaatin bagas. Cinta sih
cinta, tapi bisa kan make nalar sedikit untuk memilih mana cinta yang bener
bener cinta, mana cinta yang dusta.
Sekian. Semoga menang
lomba cerpen ya! HAHAHA
Mau sharing ttg cerpen or
yang lain?
LINE : zaakykiii | Twitter
: @zaakyki | BBM : 5532AAD6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar