Rabu, 04 September 2013

Sang Dewi (Cerpen BaDai)


Walaupun dirimu tak bersayap
Kuakan percaya
Kau mampu terbang bawa diriku
Tanpa takut dan ragu

Walaupun kau bukan titisan dewa
Kuakan percaya
Kau mampu jadikanku sang dewi
Dalam taman surgawi
---
Semua menepuki penampilanku. Aku gadis berusia 17tahun, namaku Gloria Chindai Lagio. Teman temanku memanggilku hanya dengan sebutan ‘Cindai'. Aku telah menginjak kelas 12 atau setara dengan 3SMA dan tahun ini adalah tahun kelulusanku. Aku bisa dibilang anak yang pintar, peringkat 1-3 saja yang aku terima dari kelas 10 dulu. Aku juga sangat menyukai karakter karakter fantasi, seperti Pegasus, kurcaci, pangeran, putri, dan yang paling aku suka adalah ‘Dewi’ atau bidadari.
---
"Cindaii.." Panggil seseorang
Aku menoleh "Bagas? Ada apa gas?" Tanyaku
"Ngga ada apa apa kok. Lo tadi nyanyinya keren banget loh!" Ujar-nya sambil mengacungkan ibu jari
"Hehehe makasih ya gas. Oiya lo tumben kesini? Ngapain?" Tanyaku lagi
"Hmm.. Ngapain ya.. tadi.. Hmm. Anuu.. Ituu gue.. Guee..." Bagas gelagapan
"Loh kenapa? Hahahah yaudah deh yuk kita makan malem aja. Lo belom makan kan?" Sergapku
"Heheheh..." Bagas terkekeh. Aku hanya tertawa mendengar kekehan bagas.
---
Kami telah sampai di dalam sebuah restoran yang cukup familiar untuk kami singgahi. Ya, Idolacilik Resto.
"Gas, lo pesen apa?" Tanyaku
"Gue blablablaaa..." Bagas menjelaskan pesanannya
"Oh oke. Kalo saya blablablaaa..." Ujarku juga kepada pelayan

Setelah pelayan pergi, kami melanjutkan pembicaraan yang terpotong sebentar tadi.
"Oiya gas.. Lo udah siap buat UN nanti?" Tanyaku. Bagas menggeleng.
"Kenapa? Udah tinggal ngitung bulan loh gas."
"Gatau kenapa kalo gue buka buku tuh pusing banget.." Balas Bagas
“Aneh lo. Haha." Aku membalasnya dengan tawaan
“Ndai… lo kan pinter di setiap mapel nihyaa, kenapa gak lo ajarin gue? Itung itung bantuin gue buat nempuh ujian nanti.” Ujar bagas
“Mau gak ya? Mau gakya?? Hahahhah” Godaku. Bagas manyun.

Setelah hampir 15 menit, makanan yang ditunggu tunggupun datang.
“Nih mbak, mas…” Ujar pelayan lalu pergi
“Eh udah dateng makanannya… Selamat makan..” ujarku
“Selamat makan..” ujar Bagas lesu
Melihat bagas yang lumayan lesu, aku angkat bicara.
“Iyaa gue mau…” ujarku disela makanku
“Hah? Apa ndai?” Bagas kaget
“Iya gue mau jadi guru lo… hahaha” balasku
“Serius? Horeeee..” Bagas berteriak
“Ssssttt..” Semua pengunjung menegur Bagas yang berteriak lumayan keras
---
Setelah Bagas & Cindai makan di cafĂ© itu, mereka bergegas pulang. 
“Ndai, lo serius nih mau jadi guru gue?” Tanya Bagas
“Iya bagas…. Lo udah lebih dari 2kali ya ngomong gitu ke gue” ujarku sambil mencubit pipi Bagas gemas
“hehehe sakit tau…” Balas Bagas
“Abis ini mau kemana?” tambahnya
“Terserah lo.. eh pulang ajadeh..” ucapku sambil berjalan menuju mobil Bagas
“Yahh.. gak mau ke taman dulu nih?” Tanya-nya
“Hah? Ke taman? Boleh tuh… ayooo…” Semangatku lalu masuk menuju mobil bagas
“yee giliran ke taman aja…” Balas bagas menyusul masuk mobil.

Aku memang sangat menyukai taman… kenapa? Karena taman itu identik dengan keindahan… bunga, air, pohon pohon rindang, dan di negeri dongeng taman adalah tempat tinggal para dewi… Aku harap aku bisa menemui dewi dewi itu ditaman yang akan aku kunjungi bersama bagas.
---
Aku menduduki sebuah bangku panjang bersama bagas. Melihat semua keindahan yang terpampang di depan mata kami. Ada danau, bebek, burung burung dan pohon. Tapi mana dewi yang kuharapkan kehadirannya disini? Nihil.
“Gas?” panggilku
“Ya ndai?” bagas menoleh
“lo percaya dongeng?” tanyaku sambil meluruskan pandangan ke danau
“Dongeng? Jelas ga percaya ndai. Namanya juga dongeng kan? Pasti itu khayalan. Kalo lo sendiri?” Tanya-nya
‘Hm emang sih itu Cuma fantasi. Tapi gatau kenapa gue tuh ngerasa semua nyata…’ batinku
“Cindai?” panggil Bagas
“Eh iya gas?”
“Lo percaya dongeng gak?” Tanya-nya lagi
“Nggak gas.… eh udah yuk pulang… udah sore nih” ujarku sambil beranjak dari bangku
“Yaudah yuk…” bagas mengiyakan
---
Aku telah sampai kamarku dan segera merebahkan tubuhku yang sangat sangat capek.
“Hm bosen banget ya gini gini aja-_- Ngapain nih?” ujarku sendirian
Saat aku melamun, ponselku berbunyi. Nama ‘Bagas’lah yang terpampang di layar ponsel itu.

“Halo…” ujarku saat mengangkat telepon Bagas
“Halo ndai…”
“Ada apa gas?”
“Kapan mau belajar?” Tanya-nya
“Hmm besok deh gas.. capek banget nih..” balasku
“Oke. Abis pulang sekolah ya?” ujarnya lagi
“Siapp!!”

Tak sampai segitu saja obrolan kami, banyak dan banyak lagi. Bahkan sampai memakan waktu 3jam. Kini jam dinding menunjukkan pukul 17:30. Aku segera menyudahi teleponanku dengan Bagas.

“Eh gas.. udah dulu ya udah sore nih… Bye!” ucapku
“Ndai…”
Tut..tutt.. aku telah menutup teleponnya dan segera menuju kamar mandi guna bersih bersih.
---
Tak terasa pagi telah tiba.. saatnya aku berangkat sekolah.
“Haii” sapaku pada Bagas, Chelsea dan Difa saat memasuki kelas
“Hai ndai…” Balas mereka
“Kalian udah ngerjain pr fisika?” tanyaku. Bagas dan Difa menggeleng
“Gue udah dongggg” ujar Chelsea
“Bagusss… Lo dif, Gas kenapa belom?” tanyaku
“Ngga ngerti…” ujar mereka kompakan
“Yehhh… yaudah mana yang ngga ngerti?” tanyaku lagi
“Eh jangan berdua dong minta diajarin ke cindainya.. kasian dia.. gue sama Chelsea aja ya?” usul Difa sambil memberi isyarat ke Chelsea. Chelsea mengangguk.
“Lah kok?” aku bingung
“Bener tuh ndai.. udah sana lo berdua jangan disini!” usir Bagas
“Iya kita pergi. Bye ndaii.. ajarin ya tuh anak sampe otaknya penuh…” ejek Chelsea lalu pergi, dan difa mengekor dari belakang.

Setelah DiChel pergi, kini tinggal Bagas Cindai yang berdua membahas soal tugas Fisika itu..
“Yang mana gas?” ujarku membuka pembicaraan
“Yang ini nih ndai..” balas Bagas
“Oke.. init uh gini blablabla…” jelasku

Setelah hampir 15menit, bel masuk berbunyi. Aku segera menyudahi belajar bersamaku dengan Bagas
“Ndai makasih ya..” ujar bagas sebelum pergi ke kelasnya
“Iya gas sama sama…” balasku sambil melempar senyum
---
-KRING-
Bel tanda semua pelajaran usai dibunyikan.. Aku dan Chelsea yang notabene teman sebangku sedang memasukkan buku buku kami ke tas. Tiba tiba bagas dan difa datang
“Hai ndai, chel?” sapa bagas dan difa
“Hai J” balas kami
“Pulang kan?” Tanya bagas
“Ngga! Nginep. Ya pulang lah gas”ujar Chelsea
“Heheheh yakali gitu mau main dulu..” balas Bagas
Aku yang sedari tadi diam karena sedang serius memasukkan buku bukunya tiba tiba kaget dan langsung berbicara
“Oh iya….. Kita jadi belajar hari ini gas?” Tanyaku panic
“Woles ndai woles… oh iya gue juga lupa.. lo kenapa panic gitu?” Tanya Bagas
“Hmm gapapa.. yaudah ayo! Nanti keburu jam 4 nih.” Balasku lalu menggendong tasnya dan segera keluar kelas
“Kalian mau kemana?” Tanya Chelsea dan Difa
“Mau belajar bareng…” balas bagas lalu pergi mengikutiku
“Belajar bareng dif? Ikut yuk? Bagaaaaaaaaas cindaaaai ikuttt!” ujar Chelsea lalu mengejar. Difa hanya diam. Chelsea berbalik arah dan langsung menggeret Difa.
---
“Ndai emang kenapa sih kok panic gitu?” Tanya Bagas
“Gapapa gas…” balasku
“Serius?” ucapnya lagi. Aku mengangguk dan memasuki mobil
“Bagaaasss cindaaaai…” teriakan Chelsea terdengar sangat kencang
Aku langsung membuka jendela mobil dan melihat mereka mendekat.
“Hosh hosh… ka.. kalian.. mau be.. belajar bareng ko…gak..nga..jak ki…ta sih…” ujar Chelsea sambil mengatur nafasnya
“Hehe yaudah kalau mau ikut masuk aja…” ujarku
“Sipp.” Balas DiChel

Selama perjalanan, aku lebih memilih diam sambil sesekali mencuri pandang ke bangku belakang. Aku melihat Bagas sedang asyik dengan iphone-nya sedangkan Difa sedang bermain PSP-nya dan Chelsea berusaha mengacaukan permainannya.. haha.. lucu mereka.
“Non, nanti jam 4 jadi?” Tanya pak supir yang sedari tadi menyetir
“Sssssttt…” ujarku memberi isyarat
“Emang mau kemana pak?” Tanya Bagas tiba tiba
“Mau ke toko bu …”
“mau ke toko kue..ya ke toko kue..” ujarku memotong omongan Pak Usid
“Loh non bukannya mau ke..”
“Ke toko kue pakkkk!!” ujarku yang lagi lagi memotong omongan Pak Usid sambil memberi isyarat kedipan mata.
“Mau ke toko kue?” Tanya Bagas
“Iya..” balasku
“Ohh…” sahutnya sambil kembali terfokus ke Iphone-nya. Aku segera mengambil nafas lega
---
Kami semua sudah sampai dirumahku.. Aku segera menyuruh mereka masuk ke ruang tamu
“Hai kalian disini dulu ya..” ujarku kepada Bagas, Difa dan Chelsea
“Siapp!” balas mereka
Aku segera ke kamar guna mengganti baju.

Setelah hampir 20 menit, aku kembali menuju ruang tamu.
“Mau belajar disini aja kan ya?” tanyaku
“Iya ndai..” sahut mereka
“ehhh jangan.. disini mau dibersihin dulu.. sana ke kamar kamu aja ndai..” ujar mama yang tiba tiba datang membawa vacuum cleaner
“Yah maa. Kamarku juga kotor tau” elak-ku
“Kan kemarin baru dibersihin… udah sana.. maaf yaa kalian ke kamar Cindai aja..” ujar mama
“Baik tante…” Sahut mereka lalu menaiki tangga menuju kamarku
‘Aduh mama.. kamarku kan penuh hiasan peri peri… pasti mereka bakal ngira aku kaya anak kecil… Apalagi bagas-_- dia kan sukanya sama cewe yang lebih dewasa. Cari alasan lain deh’ Pikirku sambil berjalan menuju kamar
---

*KLEKK*
Pintu kamarku terbuka..
Bagas, dan Difa terlihat sangat kaget saat memasuki kamar yang dominan berwarna ‘Ungu dan Biru’ itu.
“Kenapa? Kaget?” Tanyaku. Mereka menggeleng
“Oh yaudah ayo belajar…” ujarku sambil mengambil buku di tas
“Ayoo..”

Setelah mungkin 1 setengah jam kami belajar, aku sedang mengambil cemilan untuk kami makan.
“Chels, Cindai suka banget sama peri peri kaya gini ya?” Tanya Bagas sambil melihat lihat isi lemariku yang dipenuhi boneka dan miniature peri
Chelsea hanya angkat bahu yang berarti tidak tau.
Aku datang membawa sebuah teko dan sekaleng kue. “Ayo dimakann..” ujarku
“Kita makan ya ndai…” ujar Difa
“Iyaa..”
“Eh iya ndai.. lo suka banget sama peri peri kaya gitu ya?” Tanya Bagas disela makannya
“Hah??? Ngg… ngga kok gas…” balasku gugup
“Tapi liat tuh tembok wallpapernya aja Tinkerbell, boneka tinkerbell, miniature tinkerbell, seprai Barbie, buku buku majalah Barbie, semuaaa begitu.” Ujar Bagas
“Emm.. ituu… semua disuruh nyokap… Ya disuruh nyokapp!”Elak-ku
“Eh yaudah yuk gue mau pergi nih…” tambahku
“Hmm yaudah deh ndai.. jadi ke toko kue emang?” Tanya Chelsea. Aku mengangguk
“Okee kita pulang duluan ya ndai.. bye!” ujar mereka lalu keluar dari kamarku dan segera menuju lantai bawah.

Aku hendak ke toko buku guna membeli sebuah komik tentang peri yang sedang jatuh cinta kepada seorang pangeran. Bukan ke toko kue!
---
Aku telah membeli komik itu dan sedang aku baca sambil berjalan menuju lift. Tiba tiba aku menabrak seseorang dan aku menjatuhkan buku itu..
“Eh maaf…” Ujarku lalu mengambil buku itu dan segera bangun
Saat kutatap wajahnya, ternyata ia bagas. “Bagas?” ujarku kaget
“Cindai?”
“Lo ngapain disini?” tanyaku lalu mengebelakangkan tanganku yang masih memegang komik itu
“Ga ngapa ngapain… Lo bilang lo mau ke toko kue? Udah? Beli kue apasih? Liat dong…” Balas-nya
“Hmm ada di mobil gas..”
“ohh… itu apa?” Tanya Bagas sambil menunjuk kedua tanganku yang sedang berposisi dibelakang
“Bukan apa apa..” elak-ku
“Boong..” bagas menarik kedua tanganku
“Bukan apa apa, Bagasss!”
Akhirnya Bagas berhasil merebut buku itu dan membaca judulnya
“Fairy’s love story? Lo baca beginian ndai?” Tanya Bagas
“Ngga.. siapa bilang.. itu punya sepupu gue…” Balasku
“Cius?” Ujarnya Jahil
“Ihh balikin!”ujarku sambil mencoba merebut komik itu
“Iya nih.”Bagas pasrah dan segera memberikan buku itu kembali ke tanganku. Setelah mendapatkan buku itu kembali, aku meninggalkannya masuk lift.
---
Kini waktu untuk menempuh Ujian nasional tinggal menghitung hari. Aku, Bagas, Difa dan Chelsea biasa sedang belajar bersama…
“Ndai, ini caranya gimana?”Tanya Bagas
“Chels, ini gini ya?” Tanya Difa juga
Pertanyaan pertanyaan semacam itulah yang mereka omongin dari 3jam yang lalu..

“Eh.. Ga terasa ya bentar lagi udah lulus SMA..”ujar Bagas sambil menghentikan menulisnya
“Bener juga ya.. Perasaan baru kemaren deh kita UN SMP… eh udah mau UN SMA aja..” Balas Difa
“Tapi, semakin dekat ke UN bukan berarti kita bisa senang loh karena bentar lagi akan selesai SMA, tapi kita malah harus lebih banyak latihan buat UN nanti.. Jangan santai santai!” ujarku
“Benertuh kata Cindai..” sahut Chelsea.
“hehehe” Kekeh-ku
---
Detik telah bergulir menjadi menit, menit telah bergulir menjadi jam, bahkan jampun telah bergulir menjadi hari.. dan sekarang adalah hari dimana UN hari ke-4
“Ndai,tadi IPA gimana?” Tanya Bagas saat menemuiku di depan mading
“Lumayan sih gas hehe..”
“Gilaaa tadi susah banget IPA-nyaa…” Gerutu difa sambil menghampiri kami
“Haha itu mah lo aja dif yang gak belajar.” Ucap Chelsea tiba tiba muncul
“Yee kaya apaan aja lo tiba tiba muncull” Difa mencubit pipi Chelsea gemas
“Aww…”
“Eh udah udahh… Mending kita jalan jalan yukk” ajak Bagas
“Kemana gas?” tanyaku
“Kemana aja gitu…” Balas Bagas
“Mauu!” sahut Difa dan Chelsea
“Oke deh ke mall depan aja gimana?” usulku
“Boleh!” balas bagas dan DiChel
---
Kami berjalan jalan disebuah toko baju. Seketika aku melihat baju baju bergambarkan peri peri. Aku langsung berlari kea rah bajubaju itu
“Ndaii.. Cindaii!” teriak Bagas
“Cindaii!” teriak Difa Chelsea juga. Aku tak menghiraukan mereka.

Saat aku telah sampai dekat baju baju bergambar peri itu, aku langsung memasukkan baju bajunya ke keranjang belanjaan.
“Harus punya ini semuaaa!” ujarku
“hoy Cindai!” Seseorang menepuk bahuku
Aku menoleh “Bagas?”
“Lo gak salah beli baju sekeranjang penuh gitu?” Tanya Bagas heran
“Tau ndai-_- itu banyak banget loh” sahut Difa
“Emm.. ini… inii.. punya sepupu gue!” ujarku lalu lari ke kasir guna membayar
“Si cindai apadeh?-_- Dia jadi aneh gitu.” Ujar Difa
Chelsea yang telah mengetahui Cindai menyukai peri dan sangatttt fanatic terhadap peri hanya bisa cengengesan.
---
“Halo gas..”
“Halo Chels…”
“Kenapa?”
“Gapapa.. temuin gue di taman jam 3 ya! Penting.”
“Ngapain?”
Tuttt…tuttt…
---
Bagas sudah berada di taman menunggu kehadiran Chelsea ditemani Difa.
“Dif, lo yakin Chelsea tau?” Tanya Bagas
“yakin bro! udahlah tenang aja.” Balas Difa
“Oke.”

Tak lama, Chelsea datang.
“gas, Dif kenapa?” Tanya-nya lalu duduk di bangku
“Lo tau tentang ke-fanatikan Cindai terhadap peri kan?” Tanya Bagas
“Ehh nggaa… gue aja gatau apa apa..” balas Chelsea
“Udahlah chelllss… ngaku aja” tegur Difa
“Hmm.. iyadeh iyaaa-_- huh” ujar Chelsea
“Ceritain..”
“Eskrim ya gas, Dif?” pinta Chelsea
“Cerita dulu!” balas Bagas
“janji loh abis cerita langsung dibeliin eskrim..”
“Iyeee!” Bagas dan Difa mulai kesal
“Iya dia itu suka, sukaaaaa banget sama semua yang berhubungan dengan dewi dewi/ peri gitu.. Dia itu juga suka banget gas sama lo. Dia sering stalking twitter lo,terus sering nanya nanya tentang lo ke temen temen lo. Dia tau juga kalo lo itu pernah pacaran sama kak via, kak ify, kak shilla dan yang baru kemaren kak oik kan? Menurut dia, lo itu suka sama cewe yg lebih dewasa.” Jelas Chelsea
“Terus hubungannya sama kesukaannya terhadap dewi/peri apa?” Bagas nampak bingung
“Iyaa menurut dia yang suka peri peri itu anak kecil dan menurut dia juga, lo ga akan suka sama dia karena kesukaannya itu. Udah kan?” tambah Chelsea
“Hmm.. Yaudah makasih ya Chel.. gue pulang dulu.. daaahh” ucap Bagas lalu lari
“Bagaaaaas mana eskrim yg lo janjiin???!!?” teriak Chelsea
“Minta aja sama difaaaaaa” balas bagas teriak
Chelsea menoleh ke Difa.
“hehehe” cengenges Difa
“Apalo ketawa tawa? Mana eskrimnya?” tagih Chelsea
“Kita kesana aja dulu yuk…” difa mengedipkan matanya genit
“Ish.. yaudah deh tapi lo janji eskrim!”
“Iye bawel!” balas Difa
---
Sudah hampir 2minggu, semua anak kelas 12 libur dirumah, dan hari ini saatnya pengumuman kelulusan.
“Gue takut ga lulus, Chels” ujarku
“Gausah gitu… Lo kan pinter, udahlah..” balas Chelsea
“Makasih yaa..” aku memeluk Chelsea erat. Chelsea membalas pelukanku.
Tiba tiba Bagas dan Difa datang.
“Hai ndai..”ujar bagas
“Hai beib..” ujar Difa kepada Chelsea.
“DIFAAA!” geram Chelsea
“Hehe piss._.v” balas Difa
“Hahahaha..” tawa Cindai dan bagas
“Eh gas, gimana ? udah siap lulus?” tanyaku
“Hmm udah lah. Masa lulus aja gak siap. Lo?” Tanya-nya balik
“Takut ga lulus nih…” balasku
“Lo pasti lulus..” ujar Bagas
“Thanks..”

Sedang asik asiknya kami mengobrol, tiba tiba mikrofon tanda ada pengumuman berbunyi.

“Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas 12 SMA IDOLA, segera ke lapangan. Terima kasih” isi pengumuman itu
---
Kami semua siswa SMA IDOLA tahun ajaran 2010-2013 sudah berada di lapangan. Kini berganti kepala sekolah yang berada di depan untuk memberi sambutan.

“Anak anakku sekalian.. blablabla… dann untuk daftar siswa yang lulus/tidak, bisa dilihat di mading, Sekarang!” ujar-nya meneriakan kata ‘Sekarang’.

Aku, dan yang lain segera berlari menuju mading. Berdesak desakkan, dorong dorongan dan yang parahnya ada yang jatuh. Tapi itu sangat terbalas saat aku melihat namaku sebaris dengan kata ‘LULUS’. “Gue lulusssssssssss!” teriakku dan teman teman lain.
“Cindaaii gue lulus!” teriak Chelsea mendekat dan memelukku
“Selamat ya Chels..” ujarku. Dia hanya terus menangis bahagia di pelukanku.

“Semuanya kembali ke lapangan!” ujar kepala sekolah. Kamipun mengikuti.
---
“Lulus kan? Cie cindai cie…” ledek Chelsea saat kami sedang makan bakso dikantin
“Eh apasih lo… lo juga kali..” balasku
“Hehehehe…”
“Eh ndai, lo ga nyanyi nyanyi tuh di lapangan? Kan sekolah masang panggung.” Tambah Chelsea
“Ah ngga deh…Alay :p” ujarku songong
“yeee emangnya lo ga alay?” balas Chelsea.
“nggaaa…”
“Ah bodo! Kelapangan yukkk!!! Mau liat ada siapa aja..” pinta Chelsea sambil menarik narik tanganku
“iya bentar dong” Kataku sambil meneguk segelas es teh manis dengan cepat dan pasrah dengan Chelsea.
---
Lapangan terlihat begitu ramai. Kini ku dengar suara mikrofon sedang dihentak hentakkan seperti ada yg mau bernyanyi.
“Selamat siang semua… Saya akan mempersembahkan sebuah lagu untu seseorang yang sangat saya sayang. Dengerin ya..” ujar orang itu. Sepertinya aku kenal dengan suaranya. Aku berlari menuju lapangan dan berhenti di depan panggung.
---
Titi DJ- Sang dewi

Walaupun diriKU tak bersayap
Kuakan percaya, KU mampu terbang bawa dirimu
Tanpa takut dan ragu

Walaupun diriKU bukan titisan dewa
Kuakan percaya KU mampu jadikanMU sang Dewi
Dalam taman Syurgawi~~ Wooo…
---
Semuanya bertepuk tangan saat bagas selesai bernyanyi.
“Sekarang saya akan mempersilakan orang yang saya sayang untuk naik ke panggung. Cindai, naiklah.” Ujar-nya memanggil namaku.

Semua orang bertepuk tangan dan berbicara ‘Maju..maju..maju..’.
Atas dasar sihir apakah aku bisa melajukan kakiku menuju atas panggung itu. Setelah aku sampai di atas panggung, bagas menyambutku dengan uluran tangannya.

“Cindai, apakah kamu mau menjadi Dewi di keseharianku?” ujarnya sangat romantis.
“Ma..ma..mau gas..” Balasku sangat malu.
Bagas memelukku dan akupun tak malu untuk memeluknya…

“Dewi itu ngga ada di dongeng doang ya ndai ternyata…” Ujar Bagas saat masih memelukku.
“Itu Cuma khayalan gas..” balasku melepas pelukannya
“Ngga.. buktinya di depan aku udah ada dewi dari kayangan mana tau yang cantikkk banget… Makasih ya ndai” tuturnya
“Hehehee bisa aja kamu.. Sama sama…”balasku dengan senyum dan kembali memeluknya. Memeluk seorang pangeran yang telah memenangkan hati ‘Sang Dewi’.

-End-

Maap ga dapet feel-nya-___________- maaf garing banget :$ hahahah
KRITIK & SARAN DONG :3

FOLLOW @zaakyki & @DifaMDP !!!


1 komentar:

  1. Siapa bilang ga dapet feelnya, semua cerbung dan cerpen yg ada diblog kmu udh buat aku jd pembaca setia blog ini

    karya kmu keren semua :)

    setiap cerita sllu bisa buat aku terbawa suasana, dan itu artinya kmu udh sukses klo pembaca bisa terbawa dgn crtanya

    semuanya udh klop, tingkatkan trus yaa
    semoga bisa jadi yg terbaik lagi
    SUKSES Buat kamu :)

    BalasHapus