Walaupun dirimu tak
bersayap
Kuakan percaya
Kau mampu terbang
bawa diriku
Tanpa takut dan
ragu
Walaupun kau bukan
titisan dewa
Kuakan percaya
Kau mampu jadikanku
sang dewi
Dalam taman surgawi
---
Semua menepuki penampilanku. Aku gadis berusia 17tahun, namaku
Gloria Chindai Lagio. Teman temanku memanggilku hanya dengan sebutan ‘Cindai'.
Aku telah menginjak kelas 12 atau setara dengan 3SMA dan tahun ini adalah tahun
kelulusanku. Aku bisa dibilang anak yang pintar, peringkat 1-3 saja yang aku
terima dari kelas 10 dulu. Aku juga sangat menyukai karakter karakter fantasi,
seperti Pegasus, kurcaci, pangeran, putri, dan yang paling aku suka adalah
‘Dewi’ atau bidadari.
---
"Cindaii.." Panggil seseorang
Aku menoleh "Bagas? Ada apa gas?" Tanyaku
"Ngga ada apa apa kok. Lo tadi nyanyinya keren
banget loh!" Ujar-nya sambil mengacungkan ibu jari
"Hehehe makasih ya gas. Oiya lo tumben kesini?
Ngapain?" Tanyaku lagi
"Hmm.. Ngapain ya.. tadi.. Hmm. Anuu.. Ituu gue..
Guee..." Bagas gelagapan
"Loh kenapa? Hahahah yaudah deh yuk kita makan malem
aja. Lo belom makan kan?" Sergapku
"Heheheh..." Bagas terkekeh. Aku hanya tertawa
mendengar kekehan bagas.
---
Kami telah sampai di dalam sebuah restoran yang cukup
familiar untuk kami singgahi. Ya, Idolacilik Resto.
"Gas, lo pesen apa?" Tanyaku
"Gue blablablaaa..." Bagas menjelaskan
pesanannya
"Oh oke. Kalo saya blablablaaa..." Ujarku juga
kepada pelayan
Setelah pelayan pergi, kami melanjutkan pembicaraan yang
terpotong sebentar tadi.
"Oiya gas.. Lo udah siap buat UN nanti?" Tanyaku.
Bagas menggeleng.
"Kenapa? Udah tinggal ngitung bulan loh gas."
"Gatau kenapa kalo gue buka buku tuh pusing
banget.." Balas Bagas
“Aneh lo. Haha." Aku membalasnya dengan tawaan
“Ndai… lo kan pinter di setiap mapel nihyaa, kenapa gak
lo ajarin gue? Itung itung bantuin gue buat nempuh ujian nanti.” Ujar bagas
“Mau gak ya? Mau gakya?? Hahahhah” Godaku. Bagas manyun.
Setelah hampir 15 menit, makanan yang ditunggu tunggupun
datang.
“Nih mbak, mas…” Ujar pelayan lalu pergi
“Eh udah dateng makanannya… Selamat makan..” ujarku
“Selamat makan..” ujar Bagas lesu
“Selamat makan..” ujar Bagas lesu
Melihat bagas yang lumayan lesu, aku angkat bicara.
“Iyaa gue mau…” ujarku disela makanku
“Hah? Apa ndai?” Bagas kaget
“Iya gue mau jadi guru lo… hahaha” balasku
“Serius? Horeeee..” Bagas berteriak
“Ssssttt..” Semua pengunjung menegur Bagas yang berteriak
lumayan keras
---
Setelah Bagas & Cindai makan di café itu, mereka
bergegas pulang.
“Ndai, lo serius nih mau jadi guru gue?” Tanya Bagas
“Iya bagas…. Lo udah lebih dari 2kali ya ngomong gitu ke
gue” ujarku sambil mencubit pipi Bagas gemas
“hehehe sakit tau…” Balas Bagas
“Abis ini mau kemana?” tambahnya
“Terserah lo.. eh pulang ajadeh..” ucapku sambil berjalan
menuju mobil Bagas
“Yahh.. gak mau ke taman dulu nih?” Tanya-nya
“Hah? Ke taman? Boleh tuh… ayooo…” Semangatku lalu masuk
menuju mobil bagas
“yee giliran ke taman aja…” Balas bagas menyusul masuk
mobil.
Aku memang sangat menyukai taman… kenapa? Karena taman
itu identik dengan keindahan… bunga, air, pohon pohon rindang, dan di negeri
dongeng taman adalah tempat tinggal para dewi… Aku harap aku bisa menemui dewi
dewi itu ditaman yang akan aku kunjungi bersama bagas.
---
Aku menduduki sebuah bangku panjang bersama bagas.
Melihat semua keindahan yang terpampang di depan mata kami. Ada danau, bebek,
burung burung dan pohon. Tapi mana dewi yang kuharapkan kehadirannya disini?
Nihil.
“Gas?” panggilku
“Ya ndai?” bagas menoleh
“lo percaya dongeng?” tanyaku sambil meluruskan pandangan
ke danau
“Dongeng? Jelas ga percaya ndai. Namanya juga dongeng
kan? Pasti itu khayalan. Kalo lo sendiri?” Tanya-nya
‘Hm emang sih itu Cuma fantasi. Tapi gatau kenapa gue tuh
ngerasa semua nyata…’ batinku
“Cindai?” panggil Bagas
“Eh iya gas?”
“Lo percaya dongeng gak?” Tanya-nya lagi
“Lo percaya dongeng gak?” Tanya-nya lagi
“Nggak gas.… eh udah yuk pulang… udah sore nih” ujarku
sambil beranjak dari bangku
“Yaudah yuk…” bagas mengiyakan
---
Aku telah sampai kamarku dan segera merebahkan tubuhku
yang sangat sangat capek.
“Hm bosen banget ya gini gini aja-_- Ngapain nih?” ujarku
sendirian
Saat aku melamun, ponselku berbunyi. Nama ‘Bagas’lah yang
terpampang di layar ponsel itu.
“Halo…” ujarku saat mengangkat telepon Bagas
“Halo ndai…”
“Ada apa gas?”
“Kapan mau belajar?” Tanya-nya
“Kapan mau belajar?” Tanya-nya
“Hmm besok deh gas.. capek banget nih..” balasku
“Oke. Abis pulang sekolah ya?” ujarnya lagi
“Siapp!!”
Tak sampai segitu saja obrolan kami, banyak dan banyak
lagi. Bahkan sampai memakan waktu 3jam. Kini jam dinding menunjukkan pukul
17:30. Aku segera menyudahi teleponanku dengan Bagas.
“Eh gas.. udah dulu ya udah sore nih… Bye!” ucapku
“Ndai…”
Tut..tutt.. aku telah menutup teleponnya dan segera
menuju kamar mandi guna bersih bersih.
---
Tak terasa pagi telah tiba.. saatnya aku berangkat
sekolah.
“Haii” sapaku pada Bagas, Chelsea dan Difa saat memasuki
kelas
“Hai ndai…” Balas mereka
“Kalian udah ngerjain pr fisika?” tanyaku. Bagas dan Difa
menggeleng
“Gue udah dongggg” ujar Chelsea
“Bagusss… Lo dif, Gas kenapa belom?” tanyaku
“Ngga ngerti…” ujar mereka kompakan
“Yehhh… yaudah mana yang ngga ngerti?” tanyaku lagi
“Eh jangan berdua dong minta diajarin ke cindainya..
kasian dia.. gue sama Chelsea aja ya?” usul Difa sambil memberi isyarat ke
Chelsea. Chelsea mengangguk.
“Lah kok?” aku bingung
“Bener tuh ndai.. udah sana lo berdua jangan disini!”
usir Bagas
“Iya kita pergi. Bye ndaii.. ajarin ya tuh anak sampe
otaknya penuh…” ejek Chelsea lalu pergi, dan difa mengekor dari belakang.
Setelah DiChel pergi, kini tinggal Bagas Cindai yang
berdua membahas soal tugas Fisika itu..
“Yang mana gas?” ujarku membuka pembicaraan
“Yang mana gas?” ujarku membuka pembicaraan
“Yang ini nih ndai..” balas Bagas
“Oke.. init uh gini blablabla…” jelasku
Setelah hampir 15menit, bel masuk berbunyi. Aku segera
menyudahi belajar bersamaku dengan Bagas
“Ndai makasih ya..” ujar bagas sebelum pergi ke kelasnya
“Iya gas sama sama…” balasku sambil melempar senyum
---
-KRING-
Bel tanda semua pelajaran usai dibunyikan.. Aku dan
Chelsea yang notabene teman sebangku sedang memasukkan buku buku kami ke tas.
Tiba tiba bagas dan difa datang
“Hai ndai, chel?” sapa bagas dan difa
“Hai J”
balas kami
“Pulang kan?” Tanya bagas
“Ngga! Nginep. Ya pulang lah gas”ujar Chelsea
“Heheheh yakali gitu mau main dulu..” balas Bagas
Aku yang sedari tadi diam karena sedang serius memasukkan buku bukunya tiba tiba kaget dan langsung berbicara
“Oh iya….. Kita jadi belajar hari ini gas?” Tanyaku panic
“Heheheh yakali gitu mau main dulu..” balas Bagas
Aku yang sedari tadi diam karena sedang serius memasukkan buku bukunya tiba tiba kaget dan langsung berbicara
“Oh iya….. Kita jadi belajar hari ini gas?” Tanyaku panic
“Woles ndai woles… oh iya gue juga lupa.. lo kenapa panic
gitu?” Tanya Bagas
“Hmm gapapa.. yaudah ayo! Nanti keburu jam 4 nih.”
Balasku lalu menggendong tasnya dan segera keluar kelas
“Kalian mau kemana?” Tanya Chelsea dan Difa
“Mau belajar bareng…” balas bagas lalu pergi mengikutiku
“Belajar bareng dif? Ikut yuk? Bagaaaaaaaaas cindaaaai
ikuttt!” ujar Chelsea lalu mengejar. Difa hanya diam. Chelsea berbalik arah dan
langsung menggeret Difa.
---
“Ndai emang kenapa sih kok panic gitu?” Tanya Bagas
“Gapapa gas…” balasku
“Serius?” ucapnya lagi. Aku mengangguk dan memasuki mobil
“Bagaaasss cindaaaai…” teriakan Chelsea terdengar sangat
kencang
Aku langsung membuka jendela mobil dan melihat mereka
mendekat.
“Hosh hosh… ka.. kalian.. mau be.. belajar bareng ko…gak..nga..jak ki…ta sih…” ujar Chelsea sambil mengatur nafasnya
“Hosh hosh… ka.. kalian.. mau be.. belajar bareng ko…gak..nga..jak ki…ta sih…” ujar Chelsea sambil mengatur nafasnya
“Hehe yaudah kalau mau ikut masuk aja…” ujarku
“Sipp.” Balas DiChel
Selama perjalanan, aku lebih memilih diam sambil sesekali
mencuri pandang ke bangku belakang. Aku melihat Bagas sedang asyik dengan
iphone-nya sedangkan Difa sedang bermain PSP-nya dan Chelsea berusaha
mengacaukan permainannya.. haha.. lucu mereka.
“Non, nanti jam 4 jadi?” Tanya pak supir yang sedari tadi
menyetir
“Sssssttt…” ujarku memberi isyarat
“Emang mau kemana pak?” Tanya Bagas tiba tiba
“Emang mau kemana pak?” Tanya Bagas tiba tiba
“Mau ke toko bu …”
“mau ke toko kue..ya ke toko kue..” ujarku memotong
omongan Pak Usid
“Loh non bukannya mau ke..”
“Ke toko kue pakkkk!!” ujarku yang lagi lagi memotong
omongan Pak Usid sambil memberi isyarat kedipan mata.
“Mau ke toko kue?” Tanya Bagas
“Iya..” balasku
“Ohh…” sahutnya sambil kembali terfokus ke Iphone-nya.
Aku segera mengambil nafas lega
---
Kami semua sudah sampai dirumahku.. Aku segera menyuruh
mereka masuk ke ruang tamu
“Hai kalian disini dulu ya..” ujarku kepada Bagas, Difa
dan Chelsea
“Siapp!” balas mereka
Aku segera ke kamar guna mengganti baju.
Setelah hampir 20 menit, aku kembali menuju ruang tamu.
“Mau belajar disini aja kan ya?” tanyaku
“Iya ndai..” sahut mereka
“ehhh jangan.. disini mau dibersihin dulu.. sana ke kamar
kamu aja ndai..” ujar mama yang tiba tiba datang membawa vacuum cleaner
“Yah maa. Kamarku juga kotor tau” elak-ku
“Kan kemarin baru dibersihin… udah sana.. maaf yaa kalian
ke kamar Cindai aja..” ujar mama
“Baik tante…” Sahut mereka lalu menaiki tangga menuju
kamarku
‘Aduh mama.. kamarku kan penuh hiasan peri peri… pasti
mereka bakal ngira aku kaya anak kecil… Apalagi bagas-_- dia kan sukanya sama
cewe yang lebih dewasa. Cari alasan lain deh’ Pikirku sambil berjalan menuju
kamar
---
*KLEKK*
Pintu kamarku terbuka..
Bagas, dan Difa terlihat sangat kaget saat memasuki kamar yang dominan berwarna ‘Ungu dan Biru’ itu.
Pintu kamarku terbuka..
Bagas, dan Difa terlihat sangat kaget saat memasuki kamar yang dominan berwarna ‘Ungu dan Biru’ itu.
“Kenapa? Kaget?” Tanyaku. Mereka menggeleng
“Oh yaudah ayo belajar…” ujarku sambil mengambil buku di
tas
“Ayoo..”
Setelah mungkin 1 setengah jam kami belajar, aku sedang
mengambil cemilan untuk kami makan.
“Chels, Cindai suka banget sama peri peri kaya gini ya?”
Tanya Bagas sambil melihat lihat isi lemariku yang dipenuhi boneka dan
miniature peri
Chelsea hanya angkat bahu yang berarti tidak tau.
Aku datang membawa sebuah teko dan sekaleng kue. “Ayo
dimakann..” ujarku
“Kita makan ya ndai…” ujar Difa
“Iyaa..”
“Eh iya ndai.. lo suka banget sama peri peri kaya gitu
ya?” Tanya Bagas disela makannya
“Hah??? Ngg… ngga kok gas…” balasku gugup
“Tapi liat tuh tembok wallpapernya aja Tinkerbell, boneka
tinkerbell, miniature tinkerbell, seprai Barbie, buku buku majalah Barbie,
semuaaa begitu.” Ujar Bagas
“Emm.. ituu… semua disuruh nyokap… Ya disuruh nyokapp!”Elak-ku
“Eh yaudah yuk gue mau pergi nih…” tambahku
“Hmm yaudah deh ndai.. jadi ke toko kue emang?” Tanya
Chelsea. Aku mengangguk
“Okee kita pulang duluan ya ndai.. bye!” ujar mereka lalu
keluar dari kamarku dan segera menuju lantai bawah.
Aku hendak ke toko buku guna membeli sebuah komik tentang
peri yang sedang jatuh cinta kepada seorang pangeran. Bukan ke toko kue!
---
---
Aku telah membeli komik itu dan sedang aku baca sambil
berjalan menuju lift. Tiba tiba aku menabrak seseorang dan aku menjatuhkan buku
itu..
“Eh maaf…” Ujarku lalu mengambil buku itu dan segera bangun
“Eh maaf…” Ujarku lalu mengambil buku itu dan segera bangun
Saat kutatap wajahnya, ternyata ia bagas. “Bagas?” ujarku
kaget
“Cindai?”
“Lo ngapain disini?” tanyaku lalu mengebelakangkan
tanganku yang masih memegang komik itu
“Ga ngapa ngapain… Lo bilang lo mau ke toko kue? Udah?
Beli kue apasih? Liat dong…” Balas-nya
“Hmm ada di mobil gas..”
“ohh… itu apa?” Tanya Bagas sambil menunjuk kedua tanganku yang sedang berposisi dibelakang
“ohh… itu apa?” Tanya Bagas sambil menunjuk kedua tanganku yang sedang berposisi dibelakang
“Bukan apa apa..” elak-ku
“Boong..” bagas menarik kedua tanganku
“Boong..” bagas menarik kedua tanganku
“Bukan apa apa, Bagasss!”
Akhirnya Bagas berhasil merebut buku itu dan membaca
judulnya
“Fairy’s love story? Lo baca beginian ndai?” Tanya Bagas
“Ngga.. siapa bilang.. itu punya sepupu gue…” Balasku
“Cius?” Ujarnya Jahil
“Ihh balikin!”ujarku sambil mencoba merebut komik itu
“Iya nih.”Bagas pasrah dan segera memberikan buku itu
kembali ke tanganku. Setelah mendapatkan buku itu kembali, aku meninggalkannya
masuk lift.
---
Kini waktu untuk menempuh Ujian nasional tinggal
menghitung hari. Aku, Bagas, Difa dan Chelsea biasa sedang belajar bersama…
“Ndai, ini caranya gimana?”Tanya Bagas
“Ndai, ini caranya gimana?”Tanya Bagas
“Chels, ini gini ya?” Tanya Difa juga
Pertanyaan pertanyaan semacam itulah yang mereka omongin
dari 3jam yang lalu..
“Eh.. Ga terasa ya bentar lagi udah lulus SMA..”ujar Bagas sambil menghentikan menulisnya
“Bener juga ya.. Perasaan baru kemaren deh kita UN SMP…
eh udah mau UN SMA aja..” Balas Difa
“Tapi, semakin dekat ke UN bukan berarti kita bisa senang
loh karena bentar lagi akan selesai SMA, tapi kita malah harus lebih banyak
latihan buat UN nanti.. Jangan santai santai!” ujarku
“Benertuh kata Cindai..” sahut Chelsea.
“hehehe” Kekeh-ku
---
Detik telah bergulir menjadi menit, menit telah bergulir
menjadi jam, bahkan jampun telah bergulir menjadi hari.. dan sekarang adalah
hari dimana UN hari ke-4
“Ndai,tadi IPA gimana?” Tanya Bagas saat menemuiku di
depan mading
“Lumayan sih gas hehe..”
“Gilaaa tadi susah banget IPA-nyaa…” Gerutu difa sambil
menghampiri kami
“Haha itu mah lo aja dif yang gak belajar.” Ucap Chelsea
tiba tiba muncul
“Yee kaya apaan aja lo tiba tiba muncull” Difa mencubit
pipi Chelsea gemas
“Aww…”
“Eh udah udahh… Mending kita jalan jalan yukk” ajak Bagas
“Kemana gas?” tanyaku
“Kemana aja gitu…” Balas Bagas
“Mauu!” sahut Difa dan Chelsea
“Oke deh ke mall depan aja gimana?” usulku
“Boleh!” balas bagas dan DiChel
“Boleh!” balas bagas dan DiChel
---
Kami berjalan jalan disebuah toko baju. Seketika aku
melihat baju baju bergambarkan peri peri. Aku langsung berlari kea rah bajubaju
itu
“Ndaii.. Cindaii!” teriak Bagas
“Cindaii!” teriak Difa Chelsea juga. Aku tak menghiraukan
mereka.
Saat aku telah sampai dekat baju baju bergambar peri itu,
aku langsung memasukkan baju bajunya ke keranjang belanjaan.
“Harus punya ini semuaaa!” ujarku
“hoy Cindai!” Seseorang menepuk bahuku
Aku menoleh “Bagas?”
“Lo gak salah beli baju sekeranjang penuh gitu?” Tanya
Bagas heran
“Tau ndai-_- itu banyak banget loh” sahut Difa
“Emm.. ini… inii.. punya sepupu gue!” ujarku lalu lari ke
kasir guna membayar
“Si cindai apadeh?-_- Dia jadi aneh gitu.” Ujar Difa
Chelsea yang telah mengetahui Cindai menyukai peri dan
sangatttt fanatic terhadap peri hanya bisa cengengesan.
---
“Halo gas..”
“Halo Chels…”
“Kenapa?”
“Gapapa.. temuin gue di taman jam 3 ya! Penting.”
“Ngapain?”
Tuttt…tuttt…
“Ngapain?”
Tuttt…tuttt…
---
Bagas sudah berada di taman menunggu kehadiran Chelsea
ditemani Difa.
“Dif, lo yakin Chelsea tau?” Tanya Bagas
“Dif, lo yakin Chelsea tau?” Tanya Bagas
“yakin bro! udahlah tenang aja.” Balas Difa
“Oke.”
Tak lama, Chelsea datang.
“gas, Dif kenapa?” Tanya-nya lalu duduk di bangku
“gas, Dif kenapa?” Tanya-nya lalu duduk di bangku
“Lo tau tentang ke-fanatikan Cindai terhadap peri kan?”
Tanya Bagas
“Ehh nggaa… gue aja gatau apa apa..” balas Chelsea
“Udahlah chelllss… ngaku aja” tegur Difa
“Hmm.. iyadeh iyaaa-_- huh” ujar Chelsea
“Ceritain..”
“Eskrim ya gas, Dif?” pinta Chelsea
“Cerita dulu!” balas Bagas
“janji loh abis cerita langsung dibeliin eskrim..”
“Iyeee!” Bagas dan Difa mulai kesal
“Iya dia itu suka, sukaaaaa banget sama semua yang
berhubungan dengan dewi dewi/ peri gitu.. Dia itu juga suka banget gas sama lo.
Dia sering stalking twitter lo,terus sering nanya nanya tentang lo ke temen
temen lo. Dia tau juga kalo lo itu pernah pacaran sama kak via, kak ify, kak
shilla dan yang baru kemaren kak oik kan? Menurut dia, lo itu suka sama cewe yg
lebih dewasa.” Jelas Chelsea
“Terus hubungannya sama kesukaannya terhadap dewi/peri
apa?” Bagas nampak bingung
“Iyaa menurut dia yang suka peri peri itu anak kecil dan
menurut dia juga, lo ga akan suka sama dia karena kesukaannya itu. Udah kan?”
tambah Chelsea
“Hmm.. Yaudah makasih ya Chel.. gue pulang dulu.. daaahh”
ucap Bagas lalu lari
“Bagaaaaas mana eskrim yg lo janjiin???!!?” teriak
Chelsea
“Minta aja sama difaaaaaa” balas bagas teriak
Chelsea menoleh ke Difa.
“hehehe” cengenges Difa
Chelsea menoleh ke Difa.
“hehehe” cengenges Difa
“Apalo ketawa tawa? Mana eskrimnya?” tagih Chelsea
“Kita kesana aja dulu yuk…” difa mengedipkan matanya genit
“Kita kesana aja dulu yuk…” difa mengedipkan matanya genit
“Ish.. yaudah deh tapi lo janji eskrim!”
“Iye bawel!” balas Difa
---
Sudah hampir 2minggu, semua anak kelas 12 libur dirumah,
dan hari ini saatnya pengumuman kelulusan.
“Gue takut ga lulus, Chels” ujarku
“Gausah gitu… Lo kan pinter, udahlah..” balas Chelsea
“Makasih yaa..” aku memeluk Chelsea erat. Chelsea
membalas pelukanku.
Tiba tiba Bagas dan Difa datang.
“Hai ndai..”ujar bagas
“Hai beib..” ujar Difa kepada Chelsea.
“DIFAAA!” geram Chelsea
“DIFAAA!” geram Chelsea
“Hehe piss._.v” balas Difa
“Hahahaha..” tawa Cindai dan bagas
“Eh gas, gimana ? udah siap lulus?” tanyaku
“Hmm udah lah. Masa lulus aja gak siap. Lo?” Tanya-nya
balik
“Takut ga lulus nih…” balasku
“Lo pasti lulus..” ujar Bagas
“Thanks..”
Sedang asik asiknya kami mengobrol, tiba tiba mikrofon tanda ada pengumuman berbunyi.
Sedang asik asiknya kami mengobrol, tiba tiba mikrofon tanda ada pengumuman berbunyi.
“Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas 12 SMA IDOLA,
segera ke lapangan. Terima kasih” isi pengumuman itu
---
Kami semua siswa SMA IDOLA tahun ajaran 2010-2013 sudah
berada di lapangan. Kini berganti kepala sekolah yang berada di depan untuk
memberi sambutan.
“Anak anakku sekalian.. blablabla… dann untuk daftar
siswa yang lulus/tidak, bisa dilihat di mading, Sekarang!” ujar-nya meneriakan
kata ‘Sekarang’.
Aku, dan yang lain segera berlari menuju mading. Berdesak
desakkan, dorong dorongan dan yang parahnya ada yang jatuh. Tapi itu sangat
terbalas saat aku melihat namaku sebaris dengan kata ‘LULUS’. “Gue
lulusssssssssss!” teriakku dan teman teman lain.
“Cindaaii gue lulus!” teriak Chelsea mendekat dan
memelukku
“Selamat ya Chels..” ujarku. Dia hanya terus menangis
bahagia di pelukanku.
“Semuanya kembali ke lapangan!” ujar kepala sekolah.
Kamipun mengikuti.
---
“Lulus kan? Cie cindai cie…” ledek Chelsea saat kami
sedang makan bakso dikantin
“Eh apasih lo… lo juga kali..” balasku
“Hehehehe…”
“Eh ndai, lo ga nyanyi nyanyi tuh di lapangan? Kan
sekolah masang panggung.” Tambah Chelsea
“Ah ngga deh…Alay :p” ujarku songong
“yeee emangnya lo ga alay?” balas Chelsea.
“yeee emangnya lo ga alay?” balas Chelsea.
“nggaaa…”
“Ah bodo! Kelapangan yukkk!!! Mau liat ada siapa aja..” pinta Chelsea sambil menarik narik tanganku
“Ah bodo! Kelapangan yukkk!!! Mau liat ada siapa aja..” pinta Chelsea sambil menarik narik tanganku
“iya bentar dong” Kataku sambil meneguk segelas es teh
manis dengan cepat dan pasrah dengan Chelsea.
---
Lapangan terlihat begitu ramai. Kini ku dengar suara
mikrofon sedang dihentak hentakkan seperti ada yg mau bernyanyi.
“Selamat siang semua… Saya akan mempersembahkan sebuah
lagu untu seseorang yang sangat saya sayang. Dengerin ya..” ujar orang itu.
Sepertinya aku kenal dengan suaranya. Aku berlari menuju lapangan dan berhenti
di depan panggung.
---
Titi DJ- Sang dewi
Walaupun diriKU tak
bersayap
Kuakan percaya, KU
mampu terbang bawa dirimu
Tanpa takut dan
ragu
Walaupun diriKU
bukan titisan dewa
Kuakan percaya KU
mampu jadikanMU sang Dewi
Dalam taman
Syurgawi~~ Wooo…
---
Semuanya bertepuk tangan saat bagas selesai bernyanyi.
“Sekarang saya akan mempersilakan orang yang saya sayang
untuk naik ke panggung. Cindai, naiklah.” Ujar-nya memanggil namaku.
Semua orang bertepuk tangan dan berbicara
‘Maju..maju..maju..’.
Atas dasar sihir apakah aku bisa melajukan kakiku menuju
atas panggung itu. Setelah aku sampai di atas panggung, bagas menyambutku
dengan uluran tangannya.
“Cindai, apakah kamu mau menjadi Dewi di keseharianku?”
ujarnya sangat romantis.
“Ma..ma..mau gas..” Balasku sangat malu.
Bagas memelukku dan akupun tak malu untuk memeluknya…
“Dewi itu ngga ada di dongeng doang ya ndai ternyata…”
Ujar Bagas saat masih memelukku.
“Itu Cuma khayalan gas..” balasku melepas pelukannya
“Ngga.. buktinya di depan aku udah ada dewi dari kayangan
mana tau yang cantikkk banget… Makasih ya ndai” tuturnya
“Hehehee bisa aja kamu.. Sama sama…”balasku dengan senyum
dan kembali memeluknya. Memeluk seorang pangeran yang telah memenangkan hati
‘Sang Dewi’.
-End-
Maap ga dapet feel-nya-___________- maaf garing banget :$
hahahah
KRITIK & SARAN DONG :3
FOLLOW @zaakyki & @DifaMDP !!!
Siapa bilang ga dapet feelnya, semua cerbung dan cerpen yg ada diblog kmu udh buat aku jd pembaca setia blog ini
BalasHapuskarya kmu keren semua :)
setiap cerita sllu bisa buat aku terbawa suasana, dan itu artinya kmu udh sukses klo pembaca bisa terbawa dgn crtanya
semuanya udh klop, tingkatkan trus yaa
semoga bisa jadi yg terbaik lagi
SUKSES Buat kamu :)