Minggu, 15 Desember 2013

Cerbung My Diary part 6 Season 2


MAAF NGARET BANGET :(
SEKARANG UDAH SUSAH BAGI WAKTU ANTARA SEKOLAH SAMA WAKTU BUAT BDS :( MAAF YA :((
---
“Gue bukan penguntit! Dan gue gak suka lo nuduh nuduh gue seenak jidat lo!” tukas Aldi serius
“Oh, maaf. Maksud gue yaa… ngikutin orang diem diem. Jadi apa?”
“Maksud lo?” tukas Aldi ketus
“ya semua yang lo ketahui tentang Bella!” Cindai kehilangan kesabaran.
“Nggak ada!” aldi jelas masih emosi
“Hah?! Lo yakin?” balas cindai jengkel. “gue tau kalo selama ini lo selalu ngamatin bella, dan selalu ingin tau apa aja yang dia lakuin. Tapi sayangnya, lo udah ngelewatin suatu kejadian penting kemaren"
Aldi menegakkan kepala dan memandang penuh tanda Tanya.
“Karena Cuma gue yang liat kejadian kemaren” kata cindai
“emangnya ada apaan?” desak aldi.
“Wah gue gak bisa kasih tau lo. Mengingat kata lo tadi, lo gak tau apapun tentang bella.” Cindai sok jual mahal
“Oke deh. Kita barter informasi. Tapi lo duluan!” kata aldi nyerah
“Ngga masalah.” Sahut cindai
“Jadi?”
“Hmm.. jadi gini..kemaren gue liat bella nyamperin bagas sambil nangis. Dan gue liat mereka…. Pelukan” hati cindai mencelos.
Dia yakin aldi pasti merasakan hal yang sama setelah mendengar ucapannya barusan
“Dan anehnya, hari ini mereka sama sama gak masuk kuliah”
“…”
Cindai memandang aldi. Ternyata sekarang ganti aldi yang nunduk dan ngga sanggup ngomong.
“gue ngerti perasaan lo. Karna itu gue pengen tau info tentang bella. Mungkin aja kita dapet petunjuk tentang keberadaan mereka. Yakan?” kata cindai
“kenapa sih lo peduli banget sama bella?” Tanya aldi
Cindai langsung diam. Ngga mungkin dia ngaku bahwa sebenernya yang dipikirinnya adalah Bagas.
“eh, Cuma kebetulan kok. Kebetulan aja gue liat bella kayanya lagi ada masalah, lalu kebetulan gue tau mereka ga masuk hari ini, terus kebetulan gue liat lo disini, dan gue jadi pengen ngasih tau semuanya ke lo. Soalnya gue yakin, info ini pasti penting  banget buat lo” Cindai mencoba mengelak. “Ya kebetulan kadang berharga banget” lanjutnya.
“Makasih banget yaa. Ternyata lo peduli banget sama gue” ujar aldi
“Iyaa, namanya juga temen” cindai jadi salah tingkah
“Tapi sayangnya gue gak punya informasi penting yang berkaitan dengan itu” aldi sangat menyesal. “Kalau aja gue tau banyak…”
Cindai tau betul dengan perasaan aldi jadi iba kepada cowok itu. “Lo yang sabar ya, al…” katanya.
Tiba tiba terdengar bel istirahat usai. “Gue duluan ya…” kata Cindai lalu pergi
Aldi mengangguk pelan. Ditatapnya cewek itu…dia selalu aja bikin dia berdebar debar. Aldi menyusun buku buku yang tadi diambilnya dan segera mengembalikannya.
Aldi melangkah keluar perpustakaan, sama sekali tidak menyadari bahwa sejak tadi sepasang mata tak berhenti mengawasinya.
“Oh, jadi gini maksud lo, Ndai?” bisik salsha pait. Matanya basah dan ngga beranjak dari rak buku tempatnya mengawasi aldi dan cindai sejak tadi. Dia memang ga mendengar apa yang mereka bicarakan tadi. Tapi dia bisa ngerasain ketegangan emosional keduanya. Dia juga bisa melihat dengan jelas bagai mana aldi menatap cindai, walaupun dia ga tau gimana cindai nge bales tatapan itu.
“Akhirnya gue tau juga kan, Ndai? Pantes lo ga mau cerita ke gue…”
Hati salsha hancur berkeping keping oleh rasa sakit yang dihiasi kekecewaan karena pengkhianatan seorang sahabat.
***
Siang itu Cindai asyik main kartu dengan mamanya, berharap dengan begitu ia bisa sedikit melupakan masalah yang semakin menekannya. Wajahnya yang penuh coreng-moreng adonan kue yang memang sengaja disisihkan untuk main kartu.
Cindai menarik nafas dalam, dan mengeluarkan kartu yang menurutnya dapat merubah nasibnya. Ditatapnya mamanya dengan penasaran.
“Hmm..” ify menggumam mencurigakan. Dia senyum simpul, penuh kemenangan
Oh my God! Batin Cindai... Jangan bilang mama…
“Mama menang lagii…!!!” seru ify puas sambil menyambar mangkuk kecil berisi adonan kue. Namun tau tau bel pintu berbunyi
“Aku harus buka pintu.. bye mamaaa!” ujar cindai lalu ngibrit menuju pintu.
Dia masih tersenyum gila saat membuka pintu dengan santainya. Namun seketika wajahnya langsung dingin tak bersahabat.
Bagas yang berdiri di depan pintu nyaris tidak mengenali makhluk yang menatapnya sangar itu. Nyaris seluruh wajahnya belepotan. Sungguh ngga indah dipandang!
“Ehm… apa saya lagi berhadapan dengan Gloria Chindai Saputra?” Tanya bagas menahan tawa
Cindai merasakan sensasi aneh saat bagas menyebutkan nama itu,”Nggaak! Kamu salah orang.” Tukasnya judes
“Cindaai…” bujuk Bagas. ditatapnya wajah cindai yang benar benar lucu. Sepertinya gadis itu tak menyadari kalau penampilannya amburadul.
“Apaan sih?!” Tanya-nya ketus
“Ehm.. lo ngga lagi sibuk kan?” bagas mengalihkan pandangan
“Lumayan” sahut cindai singkat. “Lo kenapa sih? Mau ngetawain gue? Emangnya ada yang salah dengan tampang gue, heh?” tantangnya sebal.
“Hmmphh… hahahahaha…mmphh...” Bagas membekap mulut, berusaha menahan tawa. “ya, maaf deh kalau gue bikin lo sebel karna ganggu acara maskeran lo yang belom kelar. Gue tunggu sampe selesai deh!” katanya sambil menahan geli.
Tau tau setetes adonan kental jatuh dari wajah Cindai dan menodai bajunya. Menyadari itu, cindai merasa konyol sendiri. Dirabanya wajahnya,adonan lengket itu menempel di telapak tangannya.
“Oh, TIDAAAAAAAAAAAKKK!!” reflex Cindai berteriak dan lari kedalam rumah.
“Bodoh!Bodoh!Bodoh!!” umpat cindai sebal.
***
Cindai gak banyak ngomong. Selain masih kebayang kejadian memalukan tadi, berbagai pertanyaan masih tersusun seperti puzzle dalam benaknya. Belum lagi dia penasaran dengan mobil yang dikendarai bagas ini. Sepertinya kok familiar ya? Honda jazz merah dengan stiker lumba lumba biru disetiap sudut jendela. Cindai yakin pernah ngeliat mobil ini. Tapi entah dimana…
“AC-nya gak nyala kan? Kayanya dingin banget..” Bagas memecah kebisuan yang sejak tadi melingkupi mereka.
“Apaan sih…” Cetus Cindai. Dia tau bagas menyindirnya. Sejak tadi memang tampang cindai cemberut dan bersikap dingin.
“Eh ngga jauh dari sini ada bakso super enak lohh..” Bagas tidak meladeni kejengkelan cindai. “katanya bisa bikin hangat suasana yang lagi dingin gitu deh…” lanjutnya sok polos
“bawel!” gumam Cindai jaim. Padahal perasaannya jungkir balik, cowok yang udah bikin dia merasa kehilangan beberapa hari terakhir ini kini hadir di sampingnya, berdua… Cindai gak tau apa yang dia rasakan. Entah itu senang, kesel, ataukah marah?
“Tapi, beneran enak loh, Ndai…” kata bagas sabar
Cindai tetep diam. Dia ngga abis pikir, kenapa cowok ini bisa bersikap seakan akan ga ada apa apa. Apa dia ngga tau gimana perasaan cindai saat dia hilang? Bayangan bayangan yang sempat terlintas saat dia ga ada? Apakah cowok ini ngga ngerti perasaan cewek?
“Ini diaa tempat baksonyaa…” kata bagas sambil menepikan mobil. “Kalo pengen nyoba, kita bisa makan disini dulu.”
“Lo bisa berenti pura pura nggak sih?” Cindai menahan emosi. “Tujuan awalnya nggak kesini kan?”
“Emang nggak.. abis suasananya dingin sih, jadi perlu diangetin dulu..” ujar bagas.
Cindai mengepalkan tangan dan menatap lurus ke jalanan. Apa sih maunya cowok ini?!
“Ndai..” ujar bagas sambil menyentuh pundak Cindai
Refleks cindai menepis tangan cowok itu kuat kuat. Sehingga bagas kaget dibuatnya. “LO APA APAAN SIH?!” sergah cindai
“Ndai, lo kenapa sih?! Bagas berusaha tetap tenang.
“Ndai….” Bagas mendesah. Dia jadi serbasalah. “Lo kenapa? Gue salah, ya? Gue bikin lo marah? Gue bikin lo…”
“IYA!! GUE EMANG MARAH, GUE SEDIH, GUE KECEWA. PUAS?!” Cindai berteriak sekencang kencangnya. Tangisnya pecah. Dia menutup wajahnya dan menangis melepaskan perasaan yang tadi menghantam dadanya.


Bagas terdiam, tak tau harus bilang apa. Dia tau cewek itu memendam perasaan terhadapnya. Tapi bagas tidak mau membahasnya sampe mereka benar benar berada di tempat yang tepat. Namun, dia juga tak ingin diam diaman seperti ini.
“Maaf, ndai.. gue ngga bermaksud bikin lo marah.” Bagas membelai rambut cindai lembut. “Lo jangan nangis lagi ya.. kita lanjutin perjalanan.. bentar lagi nyampe kok”
Cindai masih menunduk. Diusapnya air matanya, kemudian mengangguk. “gue juga minta maaf” katanya kemudian
***
Jumat, 12 Desember 2013

              Gue marah, gue sedih, gue kecewa sama bagas. Gue marah, gue sedih, gue kecewa sama bagas. Gue marah, gue sedih, gue kecewa sama bagas. Gue marah, gue sedih, gue kecewa sama bagas. Gue marah, gue sedih, gue kecewa sama bagas. Gue marah, gue sedih, gue kecewa sama bagas. Gue marah, gue sedih, gue kecewa sama bagas. Gue marah, gue sedih, gue kecewa sama bagas.

-Cindai-
---
“Nulis apaan sih?” Tanya bagas yang mengalihkan pandangan kea rah cindai
“Fokus nyetir aja!” ujar cindai lalu membuang muka
“Iyadeh..” balas bagas lalu kembali focus
Ditaronya buku itu dan segera tertidur dijok mobil bagas.

-Bersambung-

Kritik saran mention @zaakyki aja ;) thanks! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar