Senin, 28 Oktober 2013

Cerbung My Diary Part 3 Season 2

Ini dia part 3 :)
Semoga suka yaaa!!
Cek this out!!!

---
"heiii udah diluar aja.." tegur cindai sambil menghampiri bagas. "Nih." ucapnya sambil menyodorkan sesuatu
"Jaket?" tanya bagas
"Iyaa.. biar gak dingin. udara abis ujan itu sering bikin sakit lho"
"oh gitu" sahut bagas lalu memakai jaket pemberian cindai
"Belom pernah dipake ya?" tanya bagas.
"iya hehe.. itu jaket angkatan gue di manado, ukurannya terlalu gede. gue gak betah makenya. pake aja"
"Makasih ya.."
"Makasih juga..."
"Semoga kita bisa ketemu lagi.."
"I hope so.. bye" ujar bagas lalu keluar dari gerbang rumah cindai.

***
Cindai berdiri di tepi lapangan kampus sambil memakan sandwich-nya. Dia risih diliatin bagai alien yang baru mendarat di Indonesia. Ya, sebenernya cindai memang terlihat cukup mencolok. Pagi itu dia tampil sangat rapi dan manis dengan wajah blasteran dan mata biru yang teduh itu.

BRUKK..

“Eh maaf…” cowok penabraknya meminta maaf.
“Iya gapapa kok.” Ujar cindai sambil salting sendiri.
“bener kan?”
“Iya. Bawel” cindai mulai risih karna orang orang yang menuju lapangan seperti mendapat tontonan menarik
“Hoi ati ati dia mangsa cewe tuhhh! Hahaha” terdengar sorakan heboh dari kejauhan. Cindai yang merasa mukanya memerah karna malu langsung berbalik menuju taman karena jam kuliahnya masih 2 jam lagi.
***
Terik matahari menjelang siang mulai menyengat, tapi cindai merasa sangat nyaman dibawah pohon yang rindang ini. Dia bercermin sedikit melalui ponselnya kemudian mengikat rambutnya asal.
“Hei sendirian?” bagas telah muncul dihadapan cindai
“eh.. hai..” cindai salting

Bagas duduk di samping cindai. “sibuk ya?” cindai menanyakan pertanyaan basi
“Yaaah lumayan…” sahut bagas
“Gue gak nyangka bisa ketemu lo disini…” tambahnya
“Ah sok orang baru kenal ya kita ? lebay” ujar cindai. “Hahahaha” bagas hanya tertawa mendengar lontaran kata kata dari cindai
“Oh yaa gimana tangan lo?” Tanya bagas sambil meraih tangan cindai dan melihat lukanya yang sudah kering namun masih sedikit merah. “Sakit?”
“Ngg… udah ngga kok hehe” ujar cindai tersenyum

Bagas menatap cindai penuh harap, “Lo mau tutup mata sebentar?”
“Untuk?” cindai heran. “yaa tutup aja… bentar doang kok” balas bagas
Walaupun ragu, cindai memejamkan matanya. Tiga detik berlalu, cindai masih menunggu aba aba dari bagas untuk menyuruh matanya terbuka

“sekarang lo buka mata lo…” kata bagas
Cindai membuka mata dan..
A  present for you..  kata bagas sambil meletakkan sebuah kado kecil di tangan cindai.
Surprise! Cindai sama sekali tak menyangka bagas menyiapkan kado untuknya.
“Bener nih buat gue?” Tanya cindai. Bagas mengangguk

Dibukanya kertas yang menutupi kotak kecil itu, lalu dilihatnya kotak hitam mungil bertuliskan ‘Silver’. Ini kan merk perhiasan yang gue mau banget dulu, batin cindai. Perlahan cindai membuka kotak itu. Cindai mendapati sebuah kalung berbentuk hati dari dalam kotak itu. “Kalung?” gumam cindai
“Suka?” Tanya bagas. “Buanggeeetttt.. makasih ya gas”
“Gue pasangin ya?” ujar bagas. Cindai mengangguk dan mengangkat rambutnya sedangkan bagas memakaikan kalung itu di leher cindai.
“Bagus ndai. Cantik” ujar bagas
“ah bisa aja..” Cindai Nampak salting
“cie salting cieee…” goda bagas. Cindai mencubit perut bagas.
“Aww…” teriak bagas sambil mengusap perutnya. “Sakit tau… cantik cantik tapi sadis” ujar bagas

“Bagas!!!” teriak seorang cewe yang mengalihkan perhatian bagas dan cindai. “Lo kemana ajasih?! Gue nyariin lo tau. Lo-nya malah disini” ujar cewek ber-rambut lurus panjang sambil menarik tangan bagas dan memandang cindai sinis. “Tau orang sibuk malah digangguin” umpatnya pada cindai
“Lo kalo ngomong sopan dikit dong. Mahasiswi kan?!” tegur bagas mewakili isi hati cindai
Tau tau Aldi muncul dari arah berlawanan. Dia menghampiri cindai
“bella?” ujar aldi saat melihat bella
Cewek bernama bella itu jelas jelas kaget. Ditatapnya aldi dengan pandangan tak percaya. Namun dia tidak berkata sepatah katapun langsung menarik bagas menjauh.

“Lo kenal dia?” Tanya cindai. Aldi diam.
“Heii!!” tegur cindai sambil menepuk pundak aldi
“Eh, maaf. Apaan?” Tanya aldi
“Rese banget ya dia!” ujar cindai
“Hmm..” ujar aldi. “ah rese lo” balas cindai geram lalu pergi
***
Senin, 28 Oktober 2013

                Hai, aku ketemu bagas lagi loh di kampus. Iya, bagas yang smp dulu. Dia makin ganteng ahhhh….apa dia masih inget ya janji kami dulu? Kalo masih inget, cewek yang dipanggil bella itu siapa? Pacarnya? Loh aku jadi cemburu gini deh. Inget ndai, dia bukan siapa siapa kamu. Bu-kan-si-a-pa-si-a-pa. Udah yaa.. semoga besok menyenangkan

-Cindai
***
Cindai menyudahi tulis menulisnya dibuku diary itu.
“Ndai ndaiii!” colek salsha teman mahasiswi baru cindai
“Apaa?”
“Itu…”
“Itu apa?” Tanya cindai tanpa mengalihkan pandangannya dari buku diary-nya
“Si aldi kenapa tuh?”
“Kenapa gimana?” kata cindai menoleh pada salsha yang sedang mengintip di sela sela rak buku. Aldi sedang tak lagi menunduk membaca buku, melainkan mengangkat bukunya hingga menutup wajah, jelas sedang mengawasi sesuatu
“Dia ngeliat kesono!” ujar cindai sambil berbalik dan mengintip kesisi lain deretan bangku perpustakaan. Salsha mengendap endap menghampiri cindai.

DEG!

Cindai melihat bella sedang bercerita dengan suara sangat pelan dengan bagas. mereka mendekatkan kepala. Entah kenapa rasa cemburu tiba tiba muncul dihati cindai. Bagas sepertinya terlalu terikat dengan bella. Atau tepatnya terjebak? Entahlah. Yang jelas cindai melihat hubungan yang aneh dan ga nyaman diantara keduanya. Cowok itu sepertinya terlalu menuruti keinginan bella, meskipun itu ga sesuai dengan keinginan hatinya.
“Kenapa…” isak cindai
“Kenapa apa?” Tanya salsha lembut sambil menyentuh bahu cindai
“Kenapa cowok yang gue taksir justru merhatiin cewek lain? Dan kenapa harus nenek sihir itu?!” ujar cindai diselingi isakannya

-Bersambung-

Follow @zaakyki & @DifaMDP.
Kritik saran mention aja ya :) makasih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar