Maafffffff banget ini ngarettt :'(((
Oke lanjut!
---
“Kita mulai latihan besok
ya.”ujar kak shilla
“Iya kak..” balas semua
kompak.
“Buat pangeran dan putri,
bawa yang disuruh ya.” Tambah kak shilla lalu keluar dari kelas.
“Iya kak” ujar Cindai
selaku sang putri dengan lesu
“Ndai,yuk pulang..”ajak
Chelsea
“Ayo” jawab cindai masih
dengan lesunya
“Udahlah.. jadi putri sang bagas Cuma 1 hari kok, ga nyampe sehari malah. Take it slow sayaang” tutur Chelsea sambil menggeret tangan cindai. Cindai tetap pada pendiriannya kalau ia tak suka jika sang pangeran adalah seorang ‘Bagas’
“Udahlah.. jadi putri sang bagas Cuma 1 hari kok, ga nyampe sehari malah. Take it slow sayaang” tutur Chelsea sambil menggeret tangan cindai. Cindai tetap pada pendiriannya kalau ia tak suka jika sang pangeran adalah seorang ‘Bagas’
---
Koridor menjadi tempat
yang sangat menjijikan untuk seorang cindai, kenapa? Karena ada bagas dan
genk-nya yang sedang duduk duduk
“Chels, lewat sana yuk”
ajak cindai
“Gue mau ke toilet dulu
tauu..disana kan toilet cowo..kalidahhh” ujar Chelsea
Okee waktunya cindai
kembali menerima ajakan Chelsea.
‘Suit suit…’,’Ciee
BaDai’,’Putriiiiii’,’sang putri e.. e.. e sang putri’,’Cie cindaii jadi
putri-nya Bagas’ kata kata itulah yang terdengar saat melewati gerombolan bagas
dan teman temannya.
Finally, Cindai dan
Chelsea telah sampai di ujung gerombolan itu. Samar samar masih terdengar
ledekan kepada cindai.
Cindai menoleh. “BACOT!”
teriaknya dengan kencang.
Bukan rasa bersalah yang
timbul di gerombolan itu,melainkan tertawaan yang sangat puas. Begitupun bagas,
tawaannya yang tertuju kepada cindai terlihat sangat lepas. Dengan langkah
seribu, Cindai menarik tangan Chelsea paksa guna menjauhi gerombolan bagas yang
sedang berada dalam kepuasan itu.
---
“Supir gue mana ya chel?”
Tanya Cindai kepada Chelsea sambil celingukan
“Gatau deh.. Yaudah yuk
naik angkot aja” balas Chelsea
“Ngga ah..”
“Gaya deh. Yaudah yaa gue tinggal” sahut Chelsea sambil bergaya mau meninggalkan cindai
“Gaya deh. Yaudah yaa gue tinggal” sahut Chelsea sambil bergaya mau meninggalkan cindai
“eehh… jangan dong. Iyadeh
ayo” pasrah Cindai
Akhirnya Cindai dan
Chelsea memutuskan naik angkot. Saat di angkot mereka bercanda, makan, minum,
diskusi tugas dll..
“Eh gue terharu deh chel”
ujar Cindai
“Kenapa?” Tanya Chelsea
sambil menyeruput es di tangannya
“Tadi di atas pintu angkot
ini ada tulisan ‘Hati hati kepala’. Perhatian banget ya chel” ujar Cindai
tamlos
“Ndai? Lo sehat ? Apakah
itu pentinggg?-__-“ Kesal Chelsea
“Hehe niatya mau ngelawak sih. Tapi…” omongan Cindai terpotong
“Hehe niatya mau ngelawak sih. Tapi…” omongan Cindai terpotong
-Pluk-
“Duh siapa dah? Sakit nih
pala” gerutu cindai sambil mengambil batu kecil dari kepalanya
“Hoy” ujar seseorang dari samping jendela angkot
“Hoy” ujar seseorang dari samping jendela angkot
Cindai menoleh “Bagas?”
ternyata bagas dan Difa sedang bergoncengan motor
“Apa apaan deh lo” ujar
Cindai. Bagas hanya memeletkan lidahnya.
“Ish!!! Makan nih” Cindai
membalas melempar batu + Gelas dari tangan Chelsea dan passs terkena helm bagas
“Eh ndaii minum guee” ujar
Chelsea.
“Ssssttt diemm!” balas
Cindai
“huu” cibir cindai sambil
menunjukkan jari ‘Jempol’nya yang menghadap bawah kepada bagas
---
“Hmm karton, lem, plastik,
kertas warna, glitter, kardus, kain. Tinggal karton nih yang belum dapet” ujar
Cindai saat memperhatikan barang barang di trolley-nya
Sambil mendorong dorong
trolley, si cindai celingak celinguk mencari karton. And finally, she found it.
“Ehhh itu karton gue”
ujarnya saat ada tangan yang duluan mengambil karton incaran cindai tadi
“Gabisa. Apa apaan” ujar
orang itu
“Bagas?” ucap cindai saat
sadar kalau yang mengambil kartonnya adalah bagas
“iya mau apalo?”
“Ih itu karton gue!” ujar
cindai
“ini karton punya
supermarket. Dan gue mau bayar jadi bakal jadi milik gue. Bukan lo” ujar bagas
“Ih siniin dongg”
“Gak!” balas bagas lalu
beranjak pergi.
Tangan cindai menarik
tangan bagas begitu kencang dan bagas terlempar kebelakang dengan posisi
memeluk cindai. Pandangan mereka bertemu, rasa benci yang selama ini ada
tibatiba sirna saat itu. Namun, hanya sekejap.
“Ish kesempatan!” ujar
Cindai
“dih maunya lo” balas
bagas
“Loh mana kartonnya?”
Tanya cindai saat melihat tangan bagas kosong
Bagas melihat tangannya
“Loh tadi disini” ujarnya
“Ituuuu!!!!!” teriak
cindai saat melihat seorang anak kecil lari membawa karton incaran mereka
“Kejar!!!!” suruh bagas lalu berlari mengejar
“Kejar!!!!” suruh bagas lalu berlari mengejar
“Ayoo” balas cindai lalu
menyusul bagas lari masih dengan trolley-nya
---
“hosh..hosh…” nafas mereka
berdua ter-engah engah
“Si..al banget… tuh..anak
kecil” ujar bagas masih mengatur nafas
“Tau…ya” balas cindai
“Terus…gimana?” lanjut
Cindai. Bagas hanya menaikkan bahu
-Bersambung-
Kritik saran? Follow @zaakyki & @DifaMDP. Mention ajaaaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar