Selasa, 01 Oktober 2013

Aku tresno karo koe, Bagas! part 5 (Cerbung BaDai)


Maafffffff banget ini ngarettt :'(((

Oke lanjut!
---

“Kita mulai latihan besok ya.”ujar kak shilla
“Iya kak..” balas semua kompak.
“Buat pangeran dan putri, bawa yang disuruh ya.” Tambah kak shilla lalu keluar dari kelas.
“Iya kak” ujar Cindai selaku sang putri dengan lesu
“Ndai,yuk pulang..”ajak Chelsea
“Ayo” jawab cindai masih dengan lesunya
“Udahlah.. jadi putri sang bagas Cuma 1 hari kok, ga nyampe sehari malah. Take it slow sayaang” tutur Chelsea sambil menggeret tangan cindai. Cindai tetap pada pendiriannya kalau ia tak suka jika sang pangeran adalah seorang ‘Bagas’
---
Koridor menjadi tempat yang sangat menjijikan untuk seorang cindai, kenapa? Karena ada bagas dan genk-nya yang sedang duduk duduk
“Chels, lewat sana yuk” ajak cindai
“Gue mau ke toilet dulu tauu..disana kan toilet cowo..kalidahhh” ujar Chelsea
Okee waktunya cindai kembali menerima ajakan Chelsea.

‘Suit suit…’,’Ciee BaDai’,’Putriiiiii’,’sang putri e.. e.. e sang putri’,’Cie cindaii jadi putri-nya Bagas’ kata kata itulah yang terdengar saat melewati gerombolan bagas dan teman temannya.
Finally, Cindai dan Chelsea telah sampai di ujung gerombolan itu. Samar samar masih terdengar ledekan kepada cindai.
Cindai menoleh. “BACOT!” teriaknya dengan kencang.
Bukan rasa bersalah yang timbul di gerombolan itu,melainkan tertawaan yang sangat puas. Begitupun bagas, tawaannya yang tertuju kepada cindai terlihat sangat lepas. Dengan langkah seribu, Cindai menarik tangan Chelsea paksa guna menjauhi gerombolan bagas yang sedang berada dalam kepuasan itu.
---
“Supir gue mana ya chel?” Tanya Cindai kepada Chelsea sambil celingukan
“Gatau deh.. Yaudah yuk naik angkot aja” balas Chelsea
“Ngga ah..”
“Gaya deh. Yaudah yaa gue tinggal” sahut Chelsea sambil bergaya mau meninggalkan cindai
“eehh… jangan dong. Iyadeh ayo” pasrah Cindai

Akhirnya Cindai dan Chelsea memutuskan naik angkot. Saat di angkot mereka bercanda, makan, minum, diskusi tugas dll..
“Eh gue terharu deh chel” ujar Cindai
“Kenapa?” Tanya Chelsea sambil menyeruput es di tangannya
“Tadi di atas pintu angkot ini ada tulisan ‘Hati hati kepala’. Perhatian banget ya chel” ujar Cindai tamlos
“Ndai? Lo sehat ? Apakah itu pentinggg?-__-“ Kesal Chelsea
“Hehe niatya mau ngelawak sih. Tapi…” omongan Cindai terpotong

-Pluk-

“Duh siapa dah? Sakit nih pala” gerutu cindai sambil mengambil batu kecil dari kepalanya
“Hoy” ujar seseorang dari samping jendela angkot
Cindai menoleh “Bagas?” ternyata bagas dan Difa sedang bergoncengan motor
“Apa apaan deh lo” ujar Cindai. Bagas hanya memeletkan lidahnya.
“Ish!!! Makan nih” Cindai membalas melempar batu + Gelas dari tangan Chelsea dan passs terkena helm bagas
“Eh ndaii minum guee” ujar Chelsea.
“Ssssttt diemm!” balas Cindai
“huu” cibir cindai sambil menunjukkan jari ‘Jempol’nya yang menghadap bawah kepada bagas
---
“Hmm karton, lem, plastik, kertas warna, glitter, kardus, kain. Tinggal karton nih yang belum dapet” ujar Cindai saat memperhatikan barang barang di trolley-nya
Sambil mendorong dorong trolley, si cindai celingak celinguk mencari karton. And finally, she found it.
“Ehhh itu karton gue” ujarnya saat ada tangan yang duluan mengambil karton incaran cindai tadi
“Gabisa. Apa apaan” ujar orang itu
“Bagas?” ucap cindai saat sadar kalau yang mengambil kartonnya adalah bagas
“iya mau apalo?”
“Ih itu karton gue!” ujar cindai
“ini karton punya supermarket. Dan gue mau bayar jadi bakal jadi milik gue. Bukan lo” ujar bagas
“Ih siniin dongg”
“Gak!” balas bagas lalu beranjak pergi.
Tangan cindai menarik tangan bagas begitu kencang dan bagas terlempar kebelakang dengan posisi memeluk cindai. Pandangan mereka bertemu, rasa benci yang selama ini ada tibatiba sirna saat itu. Namun, hanya sekejap.
“Ish kesempatan!” ujar Cindai
“dih maunya lo” balas bagas
“Loh mana kartonnya?” Tanya cindai saat melihat tangan bagas kosong
Bagas melihat tangannya “Loh tadi disini” ujarnya
“Ituuuu!!!!!” teriak cindai saat melihat seorang anak kecil lari membawa karton incaran mereka
“Kejar!!!!” suruh bagas lalu berlari mengejar
“Ayoo” balas cindai lalu menyusul bagas lari masih dengan trolley-nya
---
“hosh..hosh…” nafas mereka berdua ter-engah engah
“Si..al banget… tuh..anak kecil” ujar bagas masih mengatur nafas
“Tau…ya” balas cindai
“Terus…gimana?” lanjut Cindai. Bagas hanya menaikkan bahu


-Bersambung-

Kritik saran? Follow @zaakyki & @DifaMDP. Mention ajaaaaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar