Kamis, 02 Mei 2013

My Diary part 13 Cerbung BaDai

Cindai dan lain lain sudah berada di kantin.
“Kalian mau pesan apa?” Tanya dinda
“Apa aja deh.” Ucap difa
Anak anak hanya mengiyakan.
“Ndai? Lo kok bengong?” Tanya dinda
“Gapapa kok din. Eh gue ke ruang musik dulu ya mau ngambil tas” kata cindai sambil berlalu dari hadapan anak anak
---
Cindai telah berada di depan ruang musik dan membuka pintunya pelan.

*KLEK*

Terdengar suara dentingan piano dan bagas bernyanyi. Ya bagas bernyanyi.
Cindai mendengar lagu itu, sampai tak sadar ia ikut bernyanyi.

Christina Perri – A Thousand Years

I have died everyday
waiting for you
Darlin' don't be afraid
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
---

“Heii siapa itu?” ucap bagas kaget
“Hah? Gue… gue… gue cindai gas. Sorry ganggu lo” balas cindai lalu menghampiri bagas, segera mengambil tasnya dan kembali menuju pintu.

“Ndai.” Panggil bagas
Cindai menoleh “Ya gas?”
“temenin gue dong.” Ucap bagas lembut
“Gue mau pulang ah.” Balas cindai jutek
“Ya ampun. Plis” ucap bagas
“Hmm.. yaudah deh” balas cindai lalu menuju bangku bagas dan segera duduk

Cindai dan bagas tidak mengeluarkan 1 katapun melainkan suara piano yang dimainkan oleh jari bagas.

“Lo suka musik dari kapan?” Tanya cindai memecah keheningan
“Gue udah suka sama musik dari gue kecil ndai. Lo?” Tanya bagas
“Gue juga dari kecil. Musik itu menurut lo apa?” Tanya cindai lagi
“Menurut gue, music itu suara. Haahah” jawab bagas sambil tertawa
“Ih bagassss…” ucap cindai
“Hehe emang bener kann? Kalo menurut lo musik itu apa?” Tanya bagas 
“Menurut gue, musik itu Suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan yang indah terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian. Contoh mulut dan piano ini gas. Indah banget kan suaranya” balas cindai
“Hmm… iya sih, tapi suara yang keluar dari mulut lo jelek” ledek bagas
“Ah gue pulang aja dehhh.” Ancam cindai lalu bangun dan melangkah menjauhi bagas
“Eh ndaii. Cuma bercanda tau. Suara lo bagus kok!” ujar bagas yang melihat cindai bangun dan melangkah menjauhinya.
“Hah serius? Makasih ya.” Ucap cindai lalu duduk lagi disamping bagas
“Iyaa.." balas bagas

Hening...

"eh gue boleh cerita gak sama lo?” Tanya bagas serius
“Cerita ? curhat? Bayarrr!” ledek cindai
“Yeee gue serius oon.” Balas bagas
“yaudah cerita aja.” Ujar cindai
“Tapi, lo janji jangan bilang siapa siapa?” balas bagas sambil mengangkat jari kelingkingnya
“Ih apaan sih lo. Alay tau gak” ucap cindai
“Udah.. cepet lo janji!” balas bagas menarik kelingking cindai
“Iya gue janji.” Kata cindai lalu mengaitkan kelingkingnya di kelingking bagas
“Ok makasih.” Balas bagas

Hening lagi…

“Eh katanya lo mau cerita. Gimana sih ?” ucap cindai memecah keheningan
“Oiya maaf gue lupa.” Ujar bagas
“yaudah cpt ahh.” Balas cindai
“Iyaa bawel” ucap bagas
Cindai diam.
“Ndai, lo pernah gak kehilangan orang yang lo sayang secara gak wajar?” Tanya bagas serius

Cindai kaget dan langsung menoleh ke arah bagas. “loh kok lo nanya gitu ?” Tanya cindai
“Hmm… ya jawab aja udah, pernah gak?” Tanya bagas lagi

Cindai diam

“Ndai? Cindaii?” ujar bagas menggoyang goyangkan badan cindai
“Hah apa gas?” ucap cindai kaget
“Yee kok lo bengong sih? Gue salah ngomong ya?” Tanya bagas
“Hmm gak kok. Lo gak salah apa apa. Tadi lo Tanya apa?” balas cindai
“Gausah deh ndai. Gajadi” ucap bagas lesu
“Yahh… iyadeh gue jawab. Gue pernah kehilangan orang yang gue sayang secara gak wajar. Dia pacar gue, dia meninggal waktu mau jemput gue.” Ucap cindai 
“jadi? Lo pernah juga ngerasain kaya gt?” Tanya bagas
“Iya pernah gas. Kalo lo sendiri?” Tanya cindai
“Hmm gue juga pernah. Pacar gue juga. Dia ketabrak mobil waktu beliin gue makanan.” Balas bagas
“Hmm dia anak sini? Kalo boleh tau siapa namanya?” Tanya cindai lagi
“Iya dia sekolah disini dan dia duduk bareng gue disini di depan piano ini kalo lagi ekskul, kita berdua juga suka musik ndai. Namanya Dea.” Ucap bagas 
“Dea pasti cantik. Dia beruntung banget gas bisa milikin lo” batin cindai
“Kita senasip yah gass.” Ucap cindai
“Gakmau gue senasip sama anak kampung kaya lo haaahahahah” ledek bagas
“mulai kan! Udah ah gue pulang ya.” Ucap cindai lalu bangkit dari duduknya dan keluar dari ruang musik
“Eh tunggu dong. Bareng hehe” ujar bagas lalu mengejar cindai
---

Cindai bukannya berjalan menuju gerbang malah menuju kantin.
“Loh kok ke kantin sih ndai?” Tanya bagas bingung
“Yee suka suka gue dong.” Ucap cindai
“Eh gue ke toilet bentar ya.” Ujar bagas
“yaudah sana. Lama juga gapapa” balas cindai
Bagas tidak menghiraukan dan langsung lari ke toilet.

Cindai telah sampai dikantin, ia segera mengeluarkan bekal yang telah dibawakan mama untuknya. Dia Cuma ingin membeli minum karena minumnya sudah habis diminum bagas tadi-_-

Sedang enak enak dia makan, tiba tiba.... 

-Will Continue-

Follow My twitter @zaakyki kalo ada saran & kritik mention aja :) makasih 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar