Sabtu, 04 Mei 2013

My Diary part 16 Cerbung BaDai


Cindai menghempaskan tubuhnya ke kasur dan melamun.
“Eh iya untung sekarang sabtu. Besok minggu, libur. Gak jadi deh dijadiin babu sama si bagas.” batin cindai
“Buku harian mana ya?” ucap cindai lalu bangun dan mencarinya
“Kok gue jadi pikun gini sih? Ingatan gue di otak diusir kali ya sama rasa cinta gue ke bagas. ah apaan sih ndai-_- ngarep banget lo” cindai lagi lagi ngomong sendirian
Setelah lama ia mencari, akhirnya dia ingat.
“Jangan jangan buku itu ketinggalan di meja kelas lagi. Duh masa gue harus kesana sih?” ujar cindai
“yaudah lah yaa. Daripada ada yang ngeliat buku itu, itu kan privasi banget. Nekat aja deh kesekolah skrg!” lanjutnya dan langsung berlari menuju bawah
---
Cindai telah menaiki sepedanya dan mengayuh dengan kencang supaya cepat sampai.

“Hosh…hoshh… akhirnya sampe juga” ucap cindai lalu memarkirkan sepedanya dan segera berlari ke kelas guna mengambil ‘Cindai’s Diary’.
---
“Untung belom diambil siapa siapa.” Ujarnya lalu keluar dari kelas dan kembali menuju gerbang

Setelah ia sampai di gerbang, ia kelupaan lagi oleh sepedanya. Mungkin benar ia pikun karena terlalu sering memikirkan bagas.
“SEPEDA?!” ujar cindai lalu kembali ke parkiran

Ketika di parkiran, ia melihat sepeda bagas terparkir lagi.
“Lah kok sepeda nih anak ada lagi ya?” Tanya cindai sambil celingukan guna mencari pemilik sepeda itu
“Nyari siapa lo?” Tanya orang yang tiba tiba muncul
“Nyari bagas nih.” Ucap cindai yang tidak tau kalau yang ngomong itu bagas
“Oh tadi dia ke sana tuh” goda bagas
“Kemana?” ucap cindai sambil menoleh kea rah bagas
“Lo?” balas cindai kaget saat melihat bagas yang berada di belakangnya
“Hahahahahah” Bagas hanya tertawa
Cindai diam memanyunkan bibirnya
“Dimana mana ada lo deh-_- bosen gue” ucap cindai lalu membawa sepedanya menjauhi bagas
“Yee ini kan tempat umum. Lagian juga gue kan ikut osis, mau gak mau harus pulang sore.” Ucap bagas sambil menuntun sepedanya menyamai langkah cindai.

Tiba tiba kak arya nongol.
“Hei ndai” sapa kak arya
“Hei kaak, kok udah sore masih disini?” Tanya cindai
“Iya nih ndai, selaku ketua osis periode tahun kemaren aku ikut ngurusin kepemimpinan osis baru angkatan kamu” balas kak arya
“Oh iya deh… pulang bareng gak kak?” Tanya cindai lagi
“Ehmmm…” bagas pura pura batuk agar tidak dicueki
“Minum obat gih lu, batuk batuk malah keluar rumah. Gayaa!” ucap cindai sinis
“Yeee,,, gue gak dijadiin obat nyamuk jg kali sama lo berdua.” Balas bagas
“Gue baru tau kalo lo obat nyamuk? Gue kira orang” ujar cindai
“eh udah udah. Ndai aku pulang duluan ya” balas kak arya
“Iya kakk daah” jawab cindai
Kak arya menaiki motornya dan segera meninggalkan cindai dan bagas, berduaan….
---
“Yuk pulang.” Ajak bagas
“Yuk” balas cindai cuek lalu menaiki sepedanya
“Eh ndai.” Panggil bagas
“hmm..” cindai hanya berdehem dan terus menjaga pandangannya ke depan
“Nasi goreng dari gue tadi enak gak?” Tanya bagas
“hah? Nasi goreng ? dari lo? Gak tau gue. Gue gak makan tuh” ucap cindai dusta karena gengsi
“Ahh gausah boong. Tadi kan gue ngasih kotak, isinya nasi goreng” balas bagas
“Hmm.. iyadeh gue makan nasi goreng itu, dan enak kok. Makasih yah” ucap cindai sambil menoleh sedikit kea rah bagas
“Iya sama sama. Salah gue juga kali. Jadi wajib lah gue ganti hehe” balas bagas
Cindai hanya menimpalinya dengan senyum.

“Gue aneh, kenapa kita kadang bisa sedeket ini, kadang bisa berantem, kadang bisa benci bencian, kadang bisa saling terbuka, kadang bisa cuek cuekan. Dan gue juga masih belom bisa nyimpulin apa bener gue cinta gas sama lo? Mudah mudahan tuhan cepet kasih tau ya sebenernya siapa lo dan orang yang kaya gimana sih lo tuh sebenernya. Aminnn” batin cindai

Bagas sedang memperhatikan cindai, lalu pandangannya tertuju pada buku harian cindai. Ya, ‘Cindai’s Diary’ dan berniat iseng. Akhirnya bagas merebut buku itu.

“Pinjem yaa…” ucap bagas sambil merampas buku itu dari tangan cindai
“Bagasss.. balikin!” balas cindai sambil mengarahkan tangannya ke sepeda bagas sementara matanya terus menghadap depan
“Pinjem bentar doang kenapa sih?” ucap bagas
Tiba tiba, bagas tidak melihat ada sebuah lubang yang cukup besar dan….
Bagas terjatuh lalu buku itu terlempar ke dalam kubangan air yang cukup kotor
Cindai melihat kejadian itu dan langsung mengambil bukunya yang terjatuh ke kubangan.
“Eh liat nih buku gue jadi kotor. Tangan lo sih iseng banget!” ucap cindai sambil melihat bukunya yang kotor
“Ye gue jatoh tuh tolongin kenapa sih! Malah buku yang lo pikirin.” Balas bagas sambil memegangi dengkulnya yang terluka.
“Nolongin orang iseng kaya lo gak ada untungnya.” Ujar cindai lalu pergi dari hadapan bagas
“Eh tolonginn!” teriak bagas pada cindai
Cindai tidak menghiraukan dan sudah menghilang dibalik perempatan jalan.
“Jahat.” Ucap bagas pelan
---
Cindai telah sampai rumah dan berniat untuk membuang buku itu tapi waktu ia mau membuangnya ke tong sampah, ada yang membisikkan sesuatu
“Jangan dibuang. Itu kenang kenangan kamu bersama bagas”
Bisikan itu selalu terdengar oleh cindai dan akhirnya ia tidak jadi membuangnya.
---
Cindai merebahkan tubuhnya di kasur
“Duh sms bagas gak ya?” Tanya cindai dalam pikirannya
“Sms ngga, sms ngga, sms ngga.....”

-Will Continue-
Follow My twitter @zaakyki kalo ada kritik & saran mention aja :) makasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar