Tiba tiba bagas telah duduk lagi disampingnya.
“Suka?” Tanya bagas
“Hah lo? Nggak suka. Jelek” ucap cindai lalu menaruh bukunya
dimeja
“Yaudah gue ambil aja” ledek bagas sambil mengambil buku
itu
“Duhh mau bilang jangan diambil gengsi banget nih-_- tapi
gue mau banget buku itu ahh” batin cindai
“Eh gas. Jangannn” ucap cindai saat melihat bagas
beranjak dari tempat duduknya
“Kenapa?” Tanya bagas
“Gapapa. Gue kan gakpunya buku harian, nanti gue nulis
dimana?” balas cindai
“Nulis apa?” Tanya bagas
“Nulis kejadian kejadian yang gue sama lo lakuin berdua.”
Balas cindai dengan nada pelan, sangat pelan
“Hah? Jadi....” Ucap bagas sok kaget
“Apaan sih lo. Udah sini!” ucap cindai sambil merebut
buku dari tangan bagas
“Bilang apa lo?” ucap bagas
“Yee gausah bilang apa apa juga. Ini kan salah lo ya
kewajiban lo ganti” balas cindai hendak pergi
Bagas menahannya dengan memegang pergelangan tangan
cindai “Bilang makasih dulu.” Ucap bagas
“Gak!”
“Bilang!”
“Gak bagas!”
Bagas memelintir tangan cindai “Bilang gak!”
“Aww bagas sakit. Awww” rintih cindai
“Aww bagas sakit. Awww” rintih cindai
“Gakk.. bilang dulu baru gue lepas!”
“Aww….”
Bagas semakin kencang memelintir tangan cindai
“Awww.. iya iya.. makasih bagas” ucap cindai sambil
merintih
“Nah gitu dong.” Bagas melepas pelintirannya
*PLAK*
Cindai menampar bagas dan langsung pergi dari kelas dan
meninggalkan buku hariannya di meja
“Cindai! Tunggu” teriak bagas lalu mengejar cindai sambil
membawa buku hariannya yang tertinggal di meja.
---
Cindai berlari menuju kamar mandi dan di kamar mandi dia
bertemu dengan seseorang yang cukup asing baginya tapi mungkin tidak asing bagi
seorang ‘Bagas’. ya, orang itu misel.
“Hai ndai.” Ucap misel
“Hai” balas cindai singkat
“Eh gue boleh Tanya sesuatu sama lo?” Tanya misel sambil
merapikan rambutnya di depan cermin
“Boleh. Tanya apa?” balas cindai sopan sambil mengusap
airmatanya
“Lo ada hubungan apa sama bagas?” Tanya misel
“Hah? Gak kok gue ga ada hubungan apa apa sama dia. Kita
Cuma temen kok” ucap cindai
“serius Cuma temen?” Tanya misel
“Iya serius deh” balas cindai
“Oh oke deh. Gue ke kelas dulu ya” ucap misel lalu keluar
dari kamar mandi
“Iya ati ati”
Cindai memperhatikan wajahnya di cermin.
“Ndai, harusnya lo sadar. Lo ga ada apa apanya dibanding
misel. Dia cantik, kaya, populer juga di sekolah. Bagas pasti lebih milih dia
ketimbang lo!” ucap cindai lalu membasuh mukanya dengan air dan segera kembali
ke kelas.
---
Cindai kembali ke kelas yang yaa bisa dibilang gak
terlalu ramai. Cuma ada hampir 10 orang di kelas itu.
“Hai din, sal,sha” sapa cindai
“Haii..” balas mereka
“Loh kok kosong gini deh?” Tanya cindai yang melihat
kelas tak begitu ramai
“Tau tuh pada ke lapangan.” Ucap dinda
“Ke lapangan?” Tanya cindai
“Iyaa.” Balas salma
“Emang ada apa?” Tanya cindai lagi
“Lo gatauu? Skrg kan hari penghitungan ketua, wakil, dan
bendahara osis.” Ucap marsha
“Waduh.. kok gue gak dibilangin ya” balas cindai
“Yaudah sanaa. Lo kan juga kandidat tuh!” ucap marsha
“Anterin yuk” ajak cindai
“Yaudah yuk” balas salma, dinda dan marsha
---
“Pemungutan suara akan dimulai sekarang.” Ucap kepala
sekolah yang tengah berada dipodium
"Tunggu pakk....."
-Will Continue-
Follow My Twitter @zaakyki kalo ada saran&kritik mrntion aja :) makasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar